Ketika rasa nafsu sudah berbicara, tiada kata lagi yang mampu mengungkapkan. Hanya sebuah desahan sensual yang mampu mengatakan, menggema di seluruh ruangan. Tadi malam adalah pengalaman bercinta yang begitu luar biasa bagi Will. Belum pernah ia merasakan kenikmatan itu sebelumnya.
Berbeda dari sebelumnya, kini ia sudah merasakan seutuhnya tubuh Edward yang begitu menggiurkan. Kejantanannya sudah mampu mengoyak lubang kecil yang Will miliki, memaksa masuk, mencari dan menimbulkan sebuah kenikmatan yang tak bisa diungkapkan lagi. Tak ada kekerasan lagi, hanya sentuhan lembut yang membuat Will menggila.
Suara kicau burung mulai terdengar menusuk gendang telinga pemuda mungil tanpa busana itu. Kulit mulus nan putihnya itu dibalut oleh selimut putih mahal nan nyaman. Tak lupa, sebuah lengan kekar nan kokoh memeluk erat pinggang kecil itu seakan tak ingin lepas, tak ingin berpisah.
Setengah sadar, Will tersenyum kecil saat merasakan hembusan napas Edward menyapu permukaan kulit lehernya. Ada sensasi geli di sana, namun suara hembusan itu membuat telinga Will nyaman mendengarnya. Berat seakan menandakan sosok pria yang begitu manly. Ahh, Will merasa sangat beruntung bisa mendapatkan pria yang begitu tampan seperti Edward.
Ketika sadar akan apa yang ia pikirkan, Will langsung membuka matanya dan menggelengkan kecil kepalanya. Apa yang sudah ia pikirkan? Bagaimana bisa ia memuji seorang Edward yang notabene sering menyiksa dirinya?
"Apa aku sudah gila?" ucap Will pelan. Matanya melirik lengan Edward yang memeluk perutnya erat. Perlahan, ia berusaha mengangkatnya karena ia ingin beranjak untuk membersihkan diri. Namun Edward merasakan gerakan itu dan malah memererat pelukannya itu. Will menjadi bingung dibuatnya.
"Mau pergi ke mana, hm? Tetaplah di sini, temani aku," ucap Edward sembari mencium kecil leher Will dan kembali memejamkan matanya lagi.
"Aku ingin membersihkan diri, tuan."
Edward berdecak kecil sangat mendengar panggilan itu. "Kau mulai lagi!"
"Ahh, maaf. Aku belum terbiasa. Untuk sekarang, biarkan aku membersihkan diri terlebih dahulu. Lalu aku akan membuat sarapan."
Berat hati ingin melepaskan, namun tidak ada pilihan lain. "Tunggu beberapa menit saja," ucap Edward memutuskan. Will hanya bisa diam karena jika Edward sudah berkata, maka ia tidak bisa menentangnya. Lebih baik ia cari aman saja mulai sekarang. Will mengangguk kecil membuat Edward semakin erat memeluk pinggang kecil itu. Menghirup aroma tubuh Will yang begitu memabukan. Edward menyukainya.
Beberapa saat kemudian, Will kembali berkata kepada Edward. "Apa sudah cukup? Aku harus pergi ke kamar mandi sekarang."
Edward yang terganggu tidurnya mengerang kecil dibuatnya. Tanpa berkata apa-apa, ia malah kembali menenggelamkan wajahnya pada permukaan leher Will. "Ayolah, kau sudah berjanji sebelumnya." Will mulai kesal dibuatnya.
"Tapi posisi ini terlalu nyaman untukku. Aku menyukainya," ucap Edward dengan suara serak khas bangun tidur. Membuat Wil menelan ludahnya karena suara itu begitu sexy di telinganya.
Will menggeleng kecil. "Lalu sampai kapan kau akan begini terus?"
Tidak ada jawaban ....
"Ed ... ward?" ucap Will canggung karena ini pertama kalinya ia memanggil suaminya itu dengan sebutan nama.
"Ah?" tanya Edward linglung. Ternyata tadi ia sudah kembali tertidur. Satu fakta baru yang Will temukan bahwa suaminya itu sangatlah suka dengan yang namanya tidur.
"Sampai kapan kita akan begini terus?"
"Besok pagi."
"Apa? Kau tidak sungguh-sungguh bukan? Tidak mungkin aku terus berdiam diri di sini seharian tanpa beranjak kemana pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIME! [ManxBoy 18+]
Short StoryWARNING!!! CERITA INI AKAN PENUH DENGAN UMPATAN KASAR & ADEGAN SEX KERAS. BAGI YANG TIDAK SUKA DENGAN HAL TERSEBUT, TIDAK PERLU DIBACA. ----- Terinspirasi dari sebuah film berjudul [In Time]. Di mana kisah ini menceritakan bahwa slogan: Time is mone...