BAGIAN 6

17K 1.3K 48
                                    

Suara gemercik hujan sayup-sayup terdengar di telinga seorang pemuda yang sedang tak berdaya. Hembusan angin malam tak luput menyentuh permukaan kulit putihnya. Bibir merah itu sedikit bergetar. Keningnya berkerut sesaat. Hingga akhirnya kesadaran itu mulai ia dapatkan.

Will meringis kecil ketika merasakan perih di sekujur tubuhnya. Ia bingung, mengapa hal ini bisa terjadi. Will mencoba untuk mengingat, namun tidak ada hasilnya. Ia lupa, lupa akan kenyataan yang sudah menimpa dirinya.

Menoleh ke sebelah kiri dengan segenap tenaga. Melawan rasa sakit yang tak kunjung reda. Will mencoba untuk menerka. Dimana ia berada? Sejenak Will termenung ketika tanpa sadar, ia sudah mengetahui tempat apa ini.

"Mengapa aku bisa ada di sini?" ucap Will dengan sangat pelan.

DRAKKKK!!!

Tetiba sebuah pintu dibuka dari luar dengan begitu kasarnya. Setelahnya, masuklah sosok yang memang sudah Will kenal dengan dekat. Will menajamkan pandangannya karena di sana begitu silau akibat pancaran cahaya dari luar. Sekarang Will benar-benar yakin bahwa tempat ini adalah kamar tempat dimana ia pernah 'disiksa' dulu.

Edward berjalan dengan cepat dengan penuh emosi, menghampiri Will yang sedang kesakitan itu. Tangan Will tergantung ke atas tanpa menggunakan pakaian. Hanya sebuah celana dalam yang terpakai di sana.

Suara sepatu mahal itu terdengar begitu mendebarkan di telinga Will. Ia menarik napasnya dalam karena harus siap dengan apa yang akan Edward lakukan. Belum sempat Will menghembuskan napasnya, tangan Edward sudah lebih dulu mencengkram kedua pipi Will dengan sangat keras.

Will meringis ....

"A-apa salahku tuan?" tanya Will parau.

Entah mengapa, pertanyaan itu malah membuat Edward semakin kesal. Dengan pasti dan juga sekali hentakkan, ia menampar Will dengan sangat keras.

PLAKKK!!!

"ARRGHHH!!!" teriak Will dengan lantang.

Dengan sigap tangan Edward langsung menarik pipi Will kembali agar ia bisa menatap wajah calon pasangannya itu.

"Sebodoh itukah dirimu hah? Kau masih bertanya padaku, apa salahmu? DASAR BODOH!!!"
PLAK ...PLAK ... PLAK!!!

Darah segar mulai mengalir dari sudut bibir Will. Edward mulai mengatur napasnya agar tidak kehilangan kendali. Ia emosi ... sungguh emosi. Sebenarnya Edward merasa kesal larena ia mendapati bahwa Will mendengar percakapannya bersama Drew siang tadi. Terlebih lagi, ia emosi karena Drew meragukan Edward bahwa ia akan mendapatkan pasangan esok hari.

Bersamaan dengan itu, Drew masuk ke dalam ruangan dan terkejut melihat apa yang sedang terjadi. Dengan rasa penasaran, ia mendekat dan bertanya pada Edward.

"Apa yang sedang terjadi?"

Edward memijat pelipisnya sesaat lalu menjawab, "Ini bukan urusanmu. Pulanglah, selagi aku masih memintamu secara baik-baik."

"Wohoho... keep calm dude! Aku hanya ingin tahu, sebenarnya dia siapa?"

Tanpa rasa takut, Drew malah beranjak untuk duduk di bangku kayu yang ada di ujung sana. Memerhatikan Edward dan juga pemuda yang sedang kesakitan itu.

Edwrad mengepalkan tangannya dengan keras. Ia menghela napas dengan sangat gusar. Tidak ada pilihan lain. Jika dipikir-pikir, ini adalah kesempatan untuk membuktikan pada Drew bahwa Edward sudah memiliki pasangan.

"Dia adalah pemuda yang akan menikah denganku," ucap Edward dengan pasti.

Drew yang mendengar hal itu langsung terkejut bukan main. Dengan sekali hentakkan, ia langsung terlonjak dari tempat duduknya dan menatap Edward dengan tatapan tidak percaya.

TIME! [ManxBoy 18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang