[Chapter 9] - Mwo?

1.5K 145 13
                                    

Hina sedang sibuk mencari buku yang ia butuhkan, Jaemin juga ikut membantu mencarikan buku yang Hina butuhkan. Saat sedang mencari buku, ada sesuatu yang mengganggu pekerjaan Jaemin. Hina hanya menatap aneh gerak-gerik Jaemin, karena sudah tidak tahan lagi Jaemin pamit untuk ke kamar mandi sebentar. Untuk sementara Hina mencari bukunya sendirian. Lama ia mencari, akhirnya ia menemukan buku yang dicarinya. Sulit bagi Hina untuk menjangkau buku tersebut. Seseorang mengambil buku tersebut dan memberikannya kepada Hina.

"Gomawo, Donghyuk-ah."

"Kau sendirian saja, Hina?"

"Tidak. Tadi aku bersama Jaemin, tetapi ia sedang ke kamar mandi."

Donghyuk mengangguk dan ber-'ooh' ria. Hening diantara mereka, sampai Donghyuk terlebih dahulu membuka obrolan.

"Hina? Aku mau bicara sesuatu kepadamu, boleh?"

Hina mengangguk dan menunggu pertanyaan dari Donghyuk. Donghyuk merasa ragu untuk mengatakannya, tetapi ini saat yang tepat.

"Aku suka padamu, Hina. Aku .. sudah menyukaimu dari dulu, tapi aku baru mengatakannya sekarang."

Hina menatap Donghyuk bersalah, bagaimana tidak namja di depannya, sekarang sedang menyatakan perasaannya kepadanya. Dan lebih parahnya Donghyuk telah menyukai Hina dari dulu, tapi Hina tidak peka dengan tingkah Donghyuk yang memberikan perhatian lebih terhadapnya. Tetapi, Hina hanya menganggap Donghyuk kakak lelakinya yang ia sayangi.

"Pertama, gomawo kau sudah menyukaiku, Donghyuk. Tapi... Aku menyukai Jaemin."

"Gwaenchana Hina. Aku sudah tahu itu, kau kan pernah bilang kepadaku."

Hina menunduk bersalah, tetapi Donghyuk tetap menghibur Hina agar tidak terlalu memikirkan perkataannya tadi.

"Sudah tidak usah sedih. Yaa... Setidaknya aku cukup lega sudah bicara kepadamu."

Jaemin POV
Oh ya tuhan.. leganya😂. Aku harus cepat² kembali ke perpustakaan, kalau tidak Hina pasti mengomel. Dari jauh aku melihat Hina sedang bicara dengan seorang namja, aku menjelaskan penglihatanku.

Donghyuk? Apa yang mereka bicarakan?

Aku yang kepo mendengarkan pembicaraan mereka dibalik rak buku.

"Hina? Aku mau bicara sesuatu kepadamu, boleh?"

"Aku suka padamu, Hina. Aku .. sudah menyukaimu dari dulu, tapi aku baru mengatakannya sekarang."

Deg.

Apa? Donghyuk menyukai Hina? Sejak dulu?

Mendengarnya aku jadi merasa bersalah ke Donghyuk, karena sudah merebut Hina. Sebenarnya bukan merebut, tetapi faktanya aku tidak tahu bahwa Donghyuk menyukai Hina.

----

Daritadi aku memikirkan pembicaraan Donghyuk dan Hina. Sepertinya ini waktu yang tepat untuk bicara kepada Donghyuk. Aku pun pergi ke kamarnya. Aku melihat ia sedang fokus membaca komik, tetapi pandangannya tidak melihat komik lagi saat ada diriku.

"Kenapa Jaemin-ah?"

"Mianhae, karena sudah menguping pembicaraanmu dengan Hina. Dan aku juga minta maaf sudah merebut Hina darimu secara tidak langsung. Mulai sekarang aku akan menghindar darinya dan kau... kau bisa mendekatinya."

Aku mengungkapkan semuanya kepada Donghyuk, ia hanya menatapku tidak mengerti karena omonganku.

"Kau gila? Hei Na Jaemin! Aku hanya mengungkapkan perasaanku saja. Lagian aku tahu kalian saling suka, tidak mungkinlah aku akan merebut Hina darimu."

"Tidak apa² kuserahkan Hina kepadamu, Donghyuk."

Hina POV
Aku merasa aneh dengan sifat Jaemin akhir² ini, ia berubah menjadi dingin kepadaku. SMS-ku tidak di balas, dan tadi pagi aku bertemunya saat berangkat sekolah. aku menghampirinya tapi ia tidak menghiraukanku. Jam istirahat aku menghampiri Jaemin di taman yang sedang mendengarkan lagu. Langsung saja kutarik earphone-nya.

"Yak! Kau apa²an sih, Hina! Kenapa kau menggangguku?!"

Aku kaget melihat Jaemin yang emosi, jujur... aku tidak pernah melihat Jaemin emosi seperti ini.

"Kau kenapa Jaemin? Kenapa kau menghindariku? Kenapa kau dingin kepadaku?"

"Memangnya kau siapa, ingin tahu keadaanku?"

Jawabnya dingin, dan pergi. Tapi sebelum ia benar² pergi aku menarik tangannya, tetapi ia mendorongku sampai jatuh.

Brukk...

"Aw.."

Jaemin tidak menggubrisku dan pergi meninggalkanku, aku hanya menangis melihatnya pergi, sambil memegangu lututku yang luka.

"Jaemin... Kenapa kau berubah menjadi kasar padaku?"

Author POV
Jaemin pergi meninggalkan Hina di taman, ia pergi ke tempat favoritnya yaitu atap. Ia meluapkan emosinya disana, barang yang ada disana di tendang olehnya.

"Mianhae Hina.."

Jaemin hanya dapat meminta maaf sambil menangis, ia menyesal karena sudah kasar kepada Hina. Tapi di satu sisi, ia sayang kepada Donghyuk, bagaimanapun Donghyuk adalah temannya dan Jaemin tidak mau menyakitinya.

"Maafkan aku Hina... Tapi aku menyayangimu."

----

"Ya ampun, kenapa Jaemin oppa sejahat itu kepadamu, unnie?"

Herin menatap Hina kasihan, sedangkan Lami masih fokus mengobati luka Hina.

"Ha... Sudah selesai."

"Hina? Kau bersabarlah, mungkin Jaemin ada masalah yang serius jadi ia gampang emosi."

Koeun menghibur Hina, agar Hina tidak terlalu memikirkan perilaku Jaemin yang tadi.

"Iya unnie, benar kata Koeun unnie, biarkan saha Jaemin-oppa tenang dahulu."

Ucap Lami, juga ikut menghibur Hina. Hina mengangguk dan tersenyum, Hina memeluk Koeun, Herin dan Lami. Ia bersyukur mempunyai sahabat seperti mereka. Karena merekalah, masalah yang Hina hadapi selalu merasa ringan, setelah ia curhat kepada sahabatnya tersebut.

'Meskipun kau memarahiku tak apa, Jaemin. Membenciku juga tidak apa-apa. Itu tidak akan merubah perasaan suka-ku kepadamu.' -Hina.

TO BE CONTINUE...
CERITANYA AGAK KACAU. MAAFKAN YAA..

SILAHKAN TINGGALKAN JEJAK BERUPA COMMENT, BOLEH KASIH SARAN KOK😉

[ Jaemin - Hina ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang