Part 5
Shilla merasakan bibir Cakka menyentuh permukaan bibirnya, ia memejamkan matanya sementara tangan kanannya yang kosong mencengkram sisi jaket Cakka.
"Jangan menoleh," ucap pemuda itu begitu pagutan bibir mereka terlepas.
Cakka mengambil alih pistol ditangan kirinya lalu menembakkan Elbert dari balik tubuhnya.
Shilla bernafas lega, kedua tangannya melingkar memeluk Cakka.
Rasanya seperti pulang ke rumah, Shilla menghirup aroma Cakka yang menenangkan lalu menyandarkan kepalanya di dada bidang pemuda itu.
"I miss you so bad," bisiknya lemah.
Cakka merangkul pipinya, matanya menyapu mata Shilla lembut, menyalurkan perasaan rindu yang sama, sedalam yang ia rasakan.
"Apa lo terluka?" tanya Cakka.
Shilla menggeleng samar.
"Apa gue sedang mimpi?" tanyanya lagi.
"Gue nggak mau bangun,"
Shilla tersenyum, "Apa gue cuma hadir dalam mimpi lo?" ucap Shilla balik bertanya.
Cakka mendekap Shilla erat, ia mencium puncak kepala gadis itu berulang-ulang.
"Kenapa lo bisa sampai disini?" tanya Cakka.
Shilla melepaskan pelukannya, "Gue akan cerita nanti, bisa kita pergi sekarang?"
Cakka seperti tidak setuju, tapi akhirnya ia mengangguk lalu menggenggam jemari Shilla.
--
Semuanya tampak jelas didepan kedua mata Sienna.
Cakka mencium gadis itu, mencium Ashilla Violette.
Suara jeritan anggota ESC yang Sienna ingat bernama Elbert itu tidak dipedulikan Cakka, pemuda itu melepaskan pagutan bibirnya dan berucap cukup jelas untuk didengar Sienna.
"Jangan menoleh," ucapnya pada Shilla, lalu mengambil alih pistol gadis itu dan melepaskan pelurunya tepat ke jantung Elbert.
Sienna masih bergeming.
Matanya hanya terpaku ke arah dua orang itu, mereka berpelukan dalam waktu yang cukup lama dan saling berbisik-yang tidak dapat Sienna dengar-lalu berjalan dengan bergandengan tangan kearahnya.
Dalam hati Sienna mempertanyakan hubungan apa yang sebenarnya terjadi antara Cakka dan gadis itu.
Apakah Ashilla Violette adalah alasan kenapa Cakka menolaknya?
"Apa lo rekan Cakka selama disini?" tanya Shilla padanya.
Sienna menganggukkan kepalanya, "Ya," jawab Sienna singkat.
Shilla tersenyum, "Gue Shilla," ucapnya memperkenalkan diri.
Sienna balas tersenyum, "Sienna."
"Gue akan hubungi Difa untuk urus kekacauan ini," ucap Sienna sebelum berbalik dari hadapan keduanya.
Sebenarnya ia tidak tahan dengan melihat keduanya, ia seperti sudah kalah oleh Shilla.
"Gue udah kirim orang kesana, akan ada polisi yang urus, kalian bisa bisa pergi," ucap Difa setelah Sienna memberitahu kondisinya.
"Gue hanya berfikir kalau anggota ESC yang namanya Elbert itu adalah orang bodoh," ucap Sienna pada Difa
"Kenapa lo berfikir gitu?"
"Yang benar saja, dia muncul ketika tau gue dan Cakka datang? Tindakan bodoh,"
"Ya, dia berfikir Shilla nggak berani lakukan aksi ke dia,"