Part 9

2.4K 166 11
                                    


Part 9

Sienna terbelalak ketika melihat Shilla jatuh setelah suara tembakan itu, adrenalinnya berpacu, jantungnya berdegup tidak karuan dan keringatnya lambat laun bercucuran karena tegang.

Suara langkah kaki yang mendekat membuatnya was-was, dan begitu dua orang tampak jelas dihadapannya, Cakka menaikkan ujung pistolnya mengarah ke seorang pria yang menembakkan pelurunya kearah Shilla. Orang itu menyeringai, diwaktu yang bersamaan ia dan orang disamping pria itu sama-sama mengacungkan pistol mereka ke depan. "Well, gue udah nunggu saat-saat ini terjadi," orang yang menembak Shilla itu berbicara.

Cakka memandang tajam orang itu, "Apa lo sedang nunggu waktu kematian lo?" tanyanya dengan nada dingin penuh penekanan.

Sienna belum pernah mendengar Cakka berbicara seperti itu, nadanya sangat jelas menunjukkan kalau ia sedang marah dan siap membunuh siapa saja yang membuatnya terganggu.

"Sungguh kisah cinta yang dramatis, lo bahkan berani kesini hanya untuk mati bersama Shilla," ucap orang itu lagi.

Sienna mengingat wajah itu, ia berada dihalaman pertama daftar buronan yang pernah Cakka perlihatkan padanya.

Jonathan Hills.

"Apa lo sedang berusaha menghibur diri lo sendiri?" Cakka bertanya.

Jonathan tertawa sumbang, "Pemilihan kata yang berani sekali,"

Keduanya saling berpandangan sinis, Sienna mungkin tidak punya kesempatan lagi jika tidak menembak orang disamping Jonathan sekarang.

Mungkin ia memang tidak menyukai Shilla, tapi memikirkan gadis itu mati ketika dalam upaya menyelamatkannya, membuatnya merasa terganggu.

"Lo han---" kata-kata Jonathan terputus.

Sienna menarik pelatuk pistolnya dan sebuah peluru terlepas ke pergelangan tangan orang disamping Jonathan, hingga pistol digenggamannya terlepas. Namun, begitu ia dan Cakka hendak menembak Jonathan, lima orang anggota ESC muncul dari balik tubuh pria itu dan mengacungkan sniper mereka kearahnya dan Cakka.

"TAHAN!" pekik Cakka yang membuat gerakannya terhenti.

Jonathan menyeringai, "Wow, tindakan yang berani sekali," ucapnya lalu bertepuk tangan pelan.

"Lo tau, sejak tadi bahkan lo udah dalam bidikkan mereka," tambahnya lagi.

Diantara ke lima anggota ESC itu, Sienna mengenal salah satunya.

Gabriel. Sial, pipinya merona karena teringat apa yang ia lakukan dengan pemuda itu beberapa jam lalu.

Meskipun begitu, Gabriel tampak biasa saja, benar-benar bermimik datar dan terlihat seperti ia tidak pernah bertemu dengan Sienna sebelumnya.

"Lo bisa pilih, jatuhkan pistol lo atau Shilla mati ditangan lo," ucap Jonathan dan tersenyum evil.

Sienna memalingkan wajahnya dan beralih pada Cakka, pemuda itu bahkan tidak berfikir dua kali ketika menjatuhkan pistolnya ke lantai.

Sienna bergeming, pistolnya masih teracung kedepan, "Berlaku juga untuk lo. Atau lo mau lihat Shilla mati?" tanya Jonathan padanya.

"Seharusnya gue nggak punya masalah, Shilla mati atau hidup," jawabnya yang mengundang tatapan tajam Cakka.

"Apa berarti itu lo masih belum ingin menyerah?"

"Apa gue keliatan sudah menyerah?"

"Lo pandai memutar kata-kata,"

Escape 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang