Part 6

3.2K 166 14
                                    


Part 6

Shilla dan Cakka berpisah dengan Sienna dilift setelah kembali dari acara jalan-jalan mereka, Sienna lebih dulu sampai di lantai kamar hotelnya sementara Cakka dan Shilla harus naik dua lantai lagi sebelum sampai ke kamarnya.

Sebelum keluar Sienna hanya berkata, "Sampai jumpa lagi," tanpa memandang Shilla.

"Perasaan gue aja atau emang Sienna keliatan nggak suka sama gue?" tanya Shilla begitu mereka sampai dikamar.

"Gue pikir dia emang nggak suka sama lo," ucap Cakka lalu duduk dibibir ranjang sambil membuka sepatunya.

"Apa gue berbuat kesalahan?"

Cakka tidak menjawab, ia menyandarkan punggungnya disandaran tempat tidur sambil memandang Shilla.

"Padahal gue berniat jadikan dia teman,"

Shilla membuka bajunya, menyisakan dalaman berenda berwarna hitam miliknya, bahkan kehadiran Cakka yang memandanginya dari atas tempat tidur tidak ia pedulikan. Shilla membuka bajunya seolah tidak ada orang lain dikamarnya selain dirinya sendiri.

Cakka hanya tersenyum tipis, karena ia tau Shilla sama sekali tidak malu bertelanjang didepannya lalu ia mengernyit, atau memang ini kebiasaan gadis itu?

"Jangan pernah ganti baju sembarangan lagi," ucap Cakka ketika Shilla membuka kopernya dan mengambil peralatan mandinya.

Shilla menghentikan gerakannya, ia berdiri menghadap Cakka sambil berkacak pinggang.

"Kenapa?" tanyanya.

Cakka terdiam cukup lama, namun matanya menjelajahi lekuk tubuh gadis itu.

Cakka tersenyum, "Kalau gini lo keliatan lebih cantik dari Sienna," ucapnya yang membuat Shilla tertawa sarkatis.

"Apa gue harus seperti ini terus agar lo bilang gue lebih cantik dari Sienna?"

Shilla mendekati Cakka, ia merangkak naik ke atas tempat tidur dan mengurung Cakka diantara tangan dan kakinya.

Cakka menaikkan alisnya yang membuat tampangnya terlihat menjengkelkan dimata Shilla.

"Dan lo seksi kalau seperti ini," ucap Cakka jail.

"Pemilihan kata yang bagus Tuan Finn Holdren, lo berlatih menggoda selama setahun ini," balas Shilla sambil membuka kancing teratas kemeja Cakka.

Cakka memutar tubuh Shilla hingga posisi mereka berubah, tangannya menjelajahi perut Shilla membuat gadis itu terkikik.

"Tapi lo kelihatan lebih kurus," dan yang Cakka lakukan setelah mengucapkan itu adalah menarik celana dalam Shilla hingga lolos dari kakinya.

"Setelah ini lo harus banyak makan," Cakka juga berhasil melepaskan bra Shilla setelah mengucapkan itu.

Shilla tersenyum geli, "Well, itu pengalihan yang cukup buruk," ucapnya.

"Lo buat gue ingin lakukan sesuatu yang ekstrim," bisik Cakka.

"Like what?"

Cakka tau Shilla menggodanya, dan jika ia mengikuti permainan gadis itu maka dirinya akan kalah.

Oh, tentu saja itu godaan yang berat.

"Lo tau, lo dalam bahaya sekarang,"

Shilla terkekeh, "Gue mau tau seberapa lama lo bisa nahan diri,"

Cakka mendecakkan lidahnya, "Gue kalah," ucapnya lalu memagut bibir Shilla.

Shilla tersenyum lebar, lebih tepatnya ia tertawa hingga bibir atas Cakka membentur gigi giginya.

Escape 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang