Everything Has Change

62 10 3
                                    

Irene POV

Aku duduk dibangku taman dekat rumahku. Sepi, itu yang aku rasakan saat ini. Tidak ada eomma, tidak appa, apalagi Yoongi. Aku sudah tidak dekat lagi dengannya sejak kejadian setelah pemakaman eomma ku.

Bahkan ia tidak menemaniku di saat aku berada di situasi yg sulit aku hadapi. Setelah eommaku meninggal, aku tidak punya harapan untuk hidup lagi. Malam ini aku akan mengakhiri semuanya. Aku juga akan meminta maaf pada Yoongi karena telah menyakiti hatinya.

Author POV

Irene melangkah masuk kedalam kamar mandi membawa pecahan gelas yg tadi dibanting olehnya.

"Awhhh"

Irene meringis kesakitan saat pecahan tadi menusuk pergelangan tangannya. Kini air dalam bathtub yg ditempatinya mulai berubah warna menjadi merah. Darah yg mengucur dengan derasnya.

Suara rintihan Irene mulai tak terdengar. Ia tergeletak tak berdaya disamping bathtubnya.

Yoongi POV

drtt drtt

From: Irene💕
Yoongi-ya, jeongmal mianhae. Aku tidak bermaksud memutuskan persahabatan kita. Aku tau aku salah karena telah mengusirmu, tapi sungguh bukan itu maksudku. Aku hanya merindukanmu yg dulu. Aku kira kau akan bersikeras agar tetap disampingku, tapi ternyata tidak, kau malah pergi meninggalkanku. Tidak, kau tidak salah. Ini memang salahku. Jeongmal mianhae. Saranghaeyo uri chingu💕 paii~

Degg

Firasatku tidak enak setelah membaca pesan ini. Apa terjadi sesuatu? Atau dia berniat unt- ahh gawatt.

Aku mengambil jaket dan kunci mobilku dan langsung menancap gas menuju apartement Irene.

Ceklekk

Pintunya sudah terbuka, tentu saja aku tau passwordnya.

"Irene-ah"

"Irene-ah"

Aku terus memanggilnya, mencari ke semua sudut ruangan, lalu aku masuk ke dalam kamarnya. Semua tertata rapih, tidak sama seperti saat aku berada di kamar ini terakhir kali, saat eomma Irene meninggal.

Tapi firasatku bertambah kacau, aku merasa ada sesuatu yg ganjil. Lalu aku menuju kamar mandinya.

Tok tok tok

"Irene-ah, apa kau sedang mandi?" Tidak ada jawaban.

"Irene-ah, tolong jawab aku, apa kau baik-baik saja didalam?" Suara ku sangat bergetar, aku sangat mengkhawatirkannya.

Aku memutar kenop pintu, tapi terkunci. Aku mendobrak pintunya, akhirnya terbuka. Tapi

"IRENE-AH!!" gila, ini memang gila. Bagaimana bisa ia mencoba bunuh diri?

Aku menggotong tubuh nya yg ringan ini menuju rumah sakit.
.
.
.
.

"Keluarga Bae Irene?" Tanya seseorang yg berjas putih, benar dia adalah dokter yg menangani Irene.

"Aku, aku keluarganya" jawab seorang namja. Tak salah lagi, ia adalah Min Yoongi, sahabatnya.

"Mari ikut ke ruanganku"

Yoongi membuntuti Dokter sampai ke dalam ruangannya dan duduk tepat di depan sang dokter.

"Irene, dia baik-baik saja kan dok?"

"Syukurlah dia sudah melewati masa kritisnya. Tapi ia belum sadar, dengan kata lain ia mengalami koma. Aku sendiri belum tau pasti kapan ia akan bangun. Aku juga tidak tau ia akan bangun atau...tidak."

"Ia pasti bangun dok! Bagaimana bisa kau berpikir seperti itu! Ia pasti bangun!" Yoongi memekik.

"Ani, aku tidak bermaksud seperti itu. Sepertinya Irene menjalani hidup yg sangat sulit akhir-akhir ini, ia mengalami depresi berat. Jika seseorang ingin bangun dari koma, ia harus memiliki semangat hidup yg tinggi. Tapi bagaimana dengan Irene? Ia bahkan koma karena mencoba bunuh diri."

"Maksudmu Irene tidak punya harapan untuk bangun?" Yoongi hanya bisa menahan rasa sedihnya.

"Semua pasti memiliki alasan untuk tetap hidup, bila Irene memiliki alasan untuk tetap hidup, tentu ia akan bangun" jelas dokter

"Lalu aku harus bagaimana dok? Ia sudah tak memiliki orangtua yg menjadi asalannya tetap hidup" pertahanan Yoongi runtuh, ia menangis sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

"Kau, siapa tau kau adalah alasan ia tetap hidup. Teruslah beri Irene semangat, tetap ajak Irene berbicara meskipun kita tau ia tidak merespon. Namun biasanya orang yg koma akan tetap mendengar sekitarnya."

"Eo, ne uisa-nim. Gamsahamnida" kata Yoongi sambil membungkukan badannya.

Just A FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang