Break Up

57 9 3
                                    

Yoongi benar-benar sahabat yg baik. Tidak, kini tepatnya seorang kekasih. Ia bahkan hafal kapan dan apa yg dibutuhkan Irene saat masa period nya datang.

Benar-benar pria idaman bukan? Selalu mengerti dari sisi mana pun.

*****

Tak terasa 3 bulan lagi Irene akan menghadapi ujian akhir. Begitu pul dengan Yoongi dan Wendy.

Irene terlalu sibuk fokus dengan kegiatan belajarnya, sampai ia mulai sadar bahwa hubungannya dengan Yoongi mulai merenggang.

Hari ini Irene memutuskan untuk menemui Yoongi saat istirahat.

Irene keluar dari kelasnya dan berjalan menyusuri lorong mencari keberadaan Yoongi.

****

"Kau harus yoon"

Tunggu, yoon? Apa yoon yg dimaksud adalah yoongi?

Irene memutuskan untuk menguping pembicaraan mereka dibalik pintu perpustakaan.

"Tidak, wen. Kenapa harus? Aku hanya ingin bersama mu wen. Kau harus tau bahwa aku masih mencintaimu, dan akan terus begitu"

"Kau harus pikirkan perasaan Irene! Bagaimana bisa kau memutuskan hubungan mu dengan orang yg sudah jelas mencintamu?!"

"Tidak, aku akan tetap memutuskannya demi dirimu! Tapi tidak hari ini, aku tidak tega menyakitinya"

Degg

Air mata Irene mengalir dengan derasnya.
Ia menangis dalam diam sambil menggigit bibir bawahnya. Menahan semua rasa sakit dalam hatinya.

Ia tak tau apa yg harus ia lakukan sekarang. Kakinya benar-benar berat untuk melangkah.

Wajahnya. Ya, Irene ingin melihat wajah Yoongi saat ini. Ia ingin sekali membaca raut wajah kekasihnya sambil berharap bahwa yoongi sedang berbohong.

Tak lama, pintu perpustakaan terbuka dan menampakkan wajah Yoongi yg sangat terkejut melihat sosok Irene dihapannya saat ini.

"I-irene?" Yoongi mengalihkan pandangannya, ia tak bisa menatap mata Irene untuk saat ini, ia terlalu takut.

"Eoh, annyeong Yoongi-ya" sapa Irene sambil tersenyum getir.

"Mianhe" ucap Yoongi tanpa menatap wajah kekasihnya.

"Tak apa.." Irene tersenyum.

"..tapi, bolehakh aku melihat wajahmu?"

Yoongi tidak berani menatap wajah Irene, ia tau itu akan membuat hatinya sendiri terluka karena sifat sok tegarnya Irene.

"Yoongi, tolong tatap aku, kali ini saja" lirih Irene.

Yoongi tetap tidak menatap Irene, ia tidak sanggup menatap mata indah Irene dengan dengan sorot yg menyedihkan.

"Syub-ah, aku mohon. Aku akan mencoba mengerti setelah menatapmu"

Yoongi sedikit terkesiap mendengar Irene memanggilnya dengan nama syub. Syub adalah panggilan Irene untuk Yoongi ketika Irene benar-benar memohon padanya.

Dengan berat hati yoongi menatap Irene. Irene yg melihat sorot mata yoongi langsung meneteskan air matanya.

"Tak apa. Sekarang aku mengerti. Hanya aku yg merasa hubungan ini sangat berarti, Hanya aku yg menyayangi mu, hanya aku yg mencintaimu. Ya, karena memang aku yg terlalu bodoh" irene menundukan wajahnya kemudian mengangkatnya lagi lalu tersenyum dengan air mata yg terus mengalir di pipinya.

"Rene-ah, tolong dengarkan aku dulu" yoongi merasa sangat menyesal dengan kesedihan yg dirasakan oleh Irene.

"Sudah cukup yoon, aku sudah mendengar penjelasan mu melalu pembicaraan mu dengan Wendy. Kau benar, kau harus memutuskanku. Aku menerima keputusanmu, annyeong chingu"

Irene memperlihatkan wajah cerianya sebelum melangkah pergi menjauh dari hadapan Yoongi dan Wendy.


Brukk

Irene menabrak seseorang.

"Mianhae" ucap Irene sambil terus menunduk menyembunyikan raut wajahnya.

"Uljima"

"J-jungkook?"

Just A FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang