Who

93 11 2
                                    

"Aishh sial aku terlambat"

Aku berlari ke kamar mandi dan setelah itu memakai seragam sekolahku. Aku beranjak ke meja makan dan mengambil sepotong roti lalu aku masukkan ke dalam mulutku sambil mengikat tali sepatu.

"Eomma, aku berangkat ne!!"

"Ne, hati-hati chagi!"
 

Skip
 

"Irene-ah! Kau selalu saja hampir terlambat!"

"Arra, arra. Kajja, Yoongi-ya!!"
.
.
.
.

Mereka berjalan menuju kelas mereka. Iya, mereka adalah Irene dan Yoongi. Sepasang sahabat yg beremu saat mereka berumur 3 tahun. Hanya sepasang sahabat, tidak lebih.

"Irene-ah, berjalanlah disampingku jgn di depanku!"

"Memangnya kenapa? Shirreo!"

"Aish" Yoongi melayangkan jitakannya dikepala Irene.

"Appo.." sahut Irene sambil mengkerucurkan bibirnya.

"Mian, kajja!" Yoongi menautkan jarinya dengan jari Irene.

Seperti sepasang kekasih bukan? Sayangnya bukan.

"Mereka benar-benar berkencan, aku yakin itu."

"Bukankah ini terlalu berlebihan jika mereka hanya sepasang sahabat?"

Selalu saja ada bisikan bisikan tentang mereka, tapi siapa yg peduli. Mereka hanya menjalankan hidupnya sama seperti teman-temannya yg lain.

.
.
.
.

"Yoongi-ya, aku dengar akan ada murid baru di kelas ini!" Kata Irene.

"Jjinjja? Namja atau yeoja?" Tanya Yoongi.

"Yeoja" jawab Irene, sebenarnya ada rasa takut kehilangan di dalam hatinya yg paling dalam. Tapi ia menepis jauh-jauh perasaanya itu. Karena ia hanyalah sahabatnya. Sangat tidak pantas bukan mengharapkan hal yg lebih?
.
.
.
.
.

"Selamat pagi semuanya!"

"Pagi ssaem!" ucap semua murid dengan serentak menjawab sapaan dari Cho ssaem, wali kelas kelas mereke.

"Nona wendy, silahkan perkenalkan namamu" titah Cho ssaem.

"Annyeong hasaeyo, jeoneun Son Wendy Imnida. Bangapseumnida" lanjutnya.

"Baiklah, kau boleh duduk di sebelah Yoongi"

"Ne, gamsahamnida ssaem" tuturnya sambil sesikit membungkukan tubuhnya.

Wendy berjalan menuju tempatnya, kini Yoongi duduk diantar Irene dan Wendy.

"Annyeong, Yonggi imnida" ucap Yoongi. "Dan ini Irene, temanku sejak kecil" lanjutnya.

"Ne annyeong Wendy-ssi" sapa Irene.

Wendy hanya menjawab dengan anggukan kecil sambil tersenyum manis.

Irene terus saja merasa resah dan risih, karena ia melihat Yoongi yg sedari tadi setia memandangi siswi baru. Wendy memang berparas cantik, tapi Irene juga tidak kalah cantik.

"Irene"

"Irene!

"Irene-ssi!" Cho ssaem membentaknya.

"Ne ssaem?"

"Berani sekali kau melamun saat pelajaranku. Apa kau sudah merasa pintar? Keluar sekarang dari kelasku!"

"N-ne ssaem" Irene sedikit melihat ke sebelahnya sebelum ia pergi, Ia melihat Yoongi yg mengerutkan dahi nya seraya berkata 'ada apa Irene-ah?' Namun Irene hanya diam dan keluar dari kelasnya.

.
.
.
.
.

"Aishh, sial sekali aku hari ini. Ahjumma, jus jeruknya satu ne!"

"Tidak usah ahjumma" kata Yoongi

Irene menghela nafasnya dengan kasar.

"Wae? Aku lelah Yoongi, jangan menggangguku dulu!" tutur Irene dengan nada yg cukup dingin.

"Jangan dulu marah rene. Ini, aku sudah membelikannya untukumu" Yoongi menyodorkan jus nya ke arah Irene.

"Eo? N-ne, gomawo Yoon" Irene menyeruput jus yg Yoongi berikan.
 

"Cheogiyo, apa aku boleh bergabung?"

Just A FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang