waiting

47 10 3
                                    

"Irene-ah? Apa kabar hari ini? Apa kau tidak merindukanku eoh? Bangunlah, apa mimpimu sangat indah? Ceritakanlah padaku" Yoongi terus saja berbicara sengan Irene walaupun ia tak mendapat respon apapun.

Sudah 2 bulan Irene koma, Yoongi tetap setia menemaninya, berbicara dengannya, menyanyikan sebuah lagu untuknya, bahkan memeluk dan menangisinya.

Ia tak pernah lelah menyemangati Irene, karena hanya ia lah satu-satunya keluarga yg dimilikki Irene. Yoongi sudah menganggap Irene sebagi adik kesayangannya.

"Irene, bangunlah. Kejar aku lagi Irene, aku merindukanmu" Yoongi terlihat sangat berantakan akhir-akhir ini, ia selalu merawat Irene sampai-sampai ia tak sempat merawat dirinya sendiri.

Teettttt

Tiba-tiba garis yg tadinya naik turun seperti gunung kin berubah menjadi lurus. Yoongi lalu memencet tombol darurat dekat ranjang Irene.

"Tidak, tidak. Irene bangunlah Irene!" Yoongi menangis terisak-isak.

"Dokter cepat lakukan sesuatu"

Dokter kemudian menempelkan sebuah alat pemicu jantung di dada Irene. Tubuh Irene beberapa kali tergelonjak karena alat itu.

Tett tett tett tett

Yoongi bernafas lega, akhirnya Irene kembali. Ya, Irene kembali walau ia belum sadar dari koma nya.
.
.
.
.
.

"Yoongi!" Suara gadis itu memecahkan lamunan Yoongi.

"Eo, wendy. Wae geure?" Tanya Yoongi.

"Bagaimana keadaan Irene?"

"Ia sempat kehilangan detak jantungnya, tapi sekarang sudah kembail seperti semula. Tapi ia belum juga sadar" Yoongi menundukan kepalanya.

"Yoongi-ya. Apa kau tau? Ia mencintaimu. Irene mencintaimu. Sangat. Ia-"

"Apa yg kau bicarakan wendy-ya?" Tanyanya dengan senyum getir yg melintas di bibirnya.

"Aku serius Yoongi. Ia mencintai mu lebih dulu dibanding aku. Tentu cintanya juga lebih besar dibanding cintaku padamu. Ia bahkan rela membiarkanmu bersamaku asal kau bahagia. Apa kau tidak menyadari itu Yoongi? Kehidupan yg Irene jalani sekarang hanyalah kebohongan. Ia bahkan bisa tersenyum saat ia dalam keadaan yg menyedihkan, yg ia utamakan hanyalah kau dan kebahagiaanmu."

Wendy menghela mafas dengan berat kemudian melanjutkan perkataannya.

"Aku tau aku juga berperan dalam cerita ini. Apa kau tau kenapa aku ikut berperan? Karena ia yg memintaku. Ia tau kau mencintaiku dan aku mencintaimu, tapi aku juga tau ia lebih mencintaimu. Aku tak bisa dengan egoisnya menerimamu tanpa memikirkan perasaannya. Tapi ia memaksaku untuk menerima cintamu agar kau bahagia. Bukankah ini egois? Bukankah kita terdengar egois? Kembalilah Yoongi, kembalilah pada Irene mu, ia sangat merindukan dirimu yg dulu. Aku mencintaimu" Wendy mengusap airmatanya sebelum akhirnya ia pergi meninggalkan Yoongi.

Yoongi mematung ditempatnya. Ia bahkan hampir tak percaya bahwa Irene-sahabatnya yg sudah ia anggap adik kesayangan-mencintainya. Yoongi tidak tau harus berbuat apa. Ia sangat menyayangi Irene, sebagi adik. Ia bahkan tak pernah sekalipun melirik Irene sebagai seorang yeoja.

'Apa aku harus berbohong dengan mengatakan pada Irene bahwa aku mencintainya sebagai yeoja?'

Just A FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang