Unsure

46 9 2
                                    

"Ayo ke rooftop, aku ingin bicara sesuatu padamu" Yoongi menarik pergelangan tangan yeoja yg dihadapannya saat ini.

"Mau apa kau? Aku tidak mau"

"Aishh, ikuti saja!"

*******

"Aku tidak pernah merasa nyaman dengan seorang gadis, kecuali dirimu. Aku tidak merasakan hal yg sama dengan orang lain saat aku bersamamu. Jantungku beribu-ribu kali lipat lebih kencang, dan merasakan sengatan listrik saat menyentuhmu. Bukankah itu cinta? Perasaan yg tumbuh di dalam hatiku adalah cinta rene, aku mencintaimu"

"Coba kau pikirkan lagi Yoongi, siapa tau kau punya riwayat penyakit jantung kkkk~"

"Aish jjinjja, aku ini lagi serius pabo"

"Aishh ne! Lanjutkan!"

"Would u be a part of my life?"

Degg

"T-tentu, Yoongi-ya"

Irene menangis bahagia dalam pelukan Yoongi, Yoongi yg kini sudah menjadi miliknya.

Ia bahkan tak percaya bahwa Tuhan akan mengembalikan Yoongi nya setelah 5 bulan berada dalam keadaan koma.

******

"Yoongi, apa kau mau menemaniku makan di cafe dekat sekolah? Kau tau? Selama 2 bulan pacaran, kita belum pernah berkencan" yoongi menyembunyikan senyuman getirnya.

Kau benar, yoongi belum bisa melupakan wendy. Yoongi masih tetap mengirimi wendy pesan, mencuri-curi pandang, bahkan menemuinya.

"Mm, baiklah. Sepulang sekolah ya"

Irene ikut tersenyum melihat Yoongi nya tersenyum.

Irene pov

Aku tak menyangka ini adalah kencan pertama ku, kalian tau? Aku sangat bahagia. Tapi entah kenapa aku selalu merasa ada yg ganjal saat Yoongi bersamaku, namun aku menepis jauh-jauh pikiran burukku itu.

"Ahh, apa ini aneh? Aku rasa tidak"

Aku mengenakan jeans putih dan atasan cropty berwarna hitam juga sepatu converse yg senada. Tak lupa dengan sedikit polesan bedak dan lipbalm agar terkesan natural.


Author pov

"Yoongi, kau tau? Aku sangat bahagia malam ini" Irene tak henti-hentinya menampakkan senyum bahagianya.

"Aku juga bahagia bersamamu" ucapan Yoongi sukses membuat pipi Irene memerah.

"Yoon, aku ke toilet bentar ya"

"Iya, kalau kau butuh bantuan hubungi aku"

Irene mengerutkan dahinya dan menatap Yoongi seakan berkata 'maksudmu?'. Yoongi yg melihat ekspresi Irene hanya bisa tertawa pelan menggelengkan kepalanya sambil mengibaskan tangannya menyuruh Irene segera ke toilet.

*****

"Sial, bulanku datang"

Hhhh

Irene beberapakali menghela nafasnya kasar.

"Eottokhe? Yoongi? Benar, yoongi"

Irene mulai menekan beberpa tombol angka lalu menelpon Yoongi.

Tuttt tutt

"Butuh 'itu'?" Tanya Yoongi di sebrang sana.

"Bagaimana kau tau? Aishh kau membuatku malu saja" irene menepuk-nepuk jidatnya menahan rasa malu.

Yoongi memutuskan sambungan teleponnya dan pergi ke mini market terdekat.

Setelah dapat, ia memasuki cafe -lagi- dan berjalan ke dekat toilet wanita. Ia menengok kanan kiri karena takut ada yg melihatnya.

Setelah dipastikan aman, ia mengetuk pintu toilet yg -satu satunya- tertutup.

Tok tok tok

Irene membukan pintu nya sedikit dan hanya menampakan kepalanya.

"Ini" yoongi menyerahkan 'belanjaan'nya tadi.

"Gomawo..."

Yoongi mebalikkan badanya berjalan menuju keluar, tapi Irene menahannya lagi.

"Yoongi"

Yoongi kembali berjalan ke arah Irene

"Ada apa lagi rene-ah?"

"Aku...memakai jeans putih.."

"Kau benar.."

Srett

Yoongi memberikan jaket yg ia pakai pada Irene

"Ini, pakai dan tutupi bekasnya"

"Mm, gomawo" ucap Irene dengan innocent smile nya.

Just A FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang