(Namakamu) saat ini sedang berjalan menelusuri koridor sekolahnya yang sudah mulai sepi. Bel masuk kelasnya sudah berbunyi 30 menit yang lalu.
"BANGSAT LU BERTIGA!!"
Teriakan itu sukses membuat (Namakamu) memberhentikkan langkahnya, ia segera berlari menuju sumber teriakkan tersebut. Tapi ia segera membungkukkan badannya dan bersembunyi di balik salah satu pohon mangga lumayan besar yang berada di sebelah sumber suara tersebut.
"Aldi? Iqbaal? BD? Sama Dodit? Ngapain?" gumam (Namakamu) sembari menajamkam alat pendengarannya agar ia bisa mendengar dengan jelas.
"Uw uw uw, gue ganyangka. Kalo Dodit yang cupunya gak ketulungan ini bisa ngomong kasar kayak gitu. Jan pencitraan lu dot. Pake sok jagoan lagi di depan Diva." semprot Aldi sembari menatap remeh ke arah Dodit.
Dodit Faqih Muhammad, cowok cupu yang bersekolah di sekolahnya.
Dodit membenarkan kacamata bulatnya. "Gue bukan cupu, gue hanya cupu di hadapan mereka. Tapi sorry, gue kayak kalian." Dodit menatap ke arah Aldi, BD, dan juga Iqbaal secara sinis.
Iqbaal menepis kacamata bulat Dodit dengan cara mengibaskan tangannya dari dagu Dodit sampai jidat Dodit dengan cepat, sehingga membuat kacamata bulat Dodit terhempas ke tanah begitu saja. "Denger ye dot bayi. Gue, BD, sama Aldi negur lu itu bukan gara-gara kita suka sama Diva atau gimana. Tapi, gue gasuka cara pencitraan lu, bangke!" Iqbaal bergantian menatap sinis ke arah Dodit.
BD yang melihat kacamata bulat Dodit yang tergeletak begitu saja pun segera menginjak kacamata itu dengan sepatunya. "Arghhh lepasin gue bangsat!" teriak Dodit saat merasakan tangan Aldi dan BD yang sedang memegang lengannya dengan kuat.
(Namakamu) merasakan hal yang aneh akan terjadi kepada ketiga sahabatnya, ia pun segera memunculkan dirinya dari tempat persembunyiannya. (Namakamu) segera menarik Aldi, Iqbaal, BD, serta Dodit untuk segera menjauh dari tempat itu.
GEBRAK!1!1
Suara jatuhan vas bunga mawar berlangsung di hadapan mereka berlima secara live. Dengan cepat, (Namakamu) menoleh ke arah lantai 3 sekolahnya. Mata (Namakamu) hanya melihat sekelebat tubuh orang yang kemungkinan sangat ia kenali.
"(Namakamu)!" Dodit yang berada di sebelah kanan Aldi segera berlari ke arah (Namakamu) tapi kaki milik BD segera menghalangnya, sehingga membuat Dodit kehilangan keseimbangannya, dan membuatnya jatuh nyungsep ke depan.
(Namakamu) hanya melihat datar ke arah Dodit yang sedang mengelus lututnya yang agaknya memar akibat gesekkan antara kulitnya dan juga lapangan.
Mampus. Batin Iqbaal dan Aldi serta BD bersorak gembira saat mengetahui Dodit terjatuh sembari mengelus luka yang sedikit memar pada lututnya.
(Namakamu) mengulurkan tangannya ke hadapan Dodit, tapi tatapannya tetap sama. Datar. Dengan senang hati, Dodit menerima uluran tangan (Namakamu).
Tapi...
BRAK!!
Bokong Dodit menghatam ke lapangan, lagi-lagi batin Iqbaal,Aldi serta BD bersorak gembira sembari mengucapkan 'mampus' secara berulang-ulang.
Tanpa basa-basi, (Namakamu) segera berjalan meninggalkan ketiga sahabatnya yang sedang menahan tawanya melihat Dodit dan Dodit sendiri, ia sibuk akan kegiatan elus bokong.
***
"Oh jadi ini perbuatan lu? Ha?!" ucap (Namakamu) sembari menarik kerah baju seseorang yang membuat baju seseorang itu terangkat lumayan banyak, menimbulkan perutnya yang lumayan buncit. Bukan hamil.
Mungkin.
"Apaan sih lu? Gampang amat idup lu bully orang-orang sedangkan gue gatau alesan kenapa lu dateng-dateng langsung sewot." ucap seseorang itu sembari menepis tangan (Namakamu), mencoba untuk melepaskan diri.
(Namakamu) tambah mengeratkan genggaman tangan (Namakamu) pada kerah orang itu, "Elu mau nyelakain Aldi ha?!"
"Kalo iya, kenapa?"
(Namakamu) POV
"Kalo iya, kenapa?"
Bangsat! Apa coba untungnya nyelakain orang?! Dosa tau gak!
Walaupun gue troublemaker tapi gue masih inget akan dosa. Ya, walo gue jarang ke club sih.
Gue mulai natep dia remeh gitu, abis gue kesel sama dia. "Gausah nyelakain Aldi bisa?! Urusan lu itu cuma sama gue, gausah nyangkutin Iqbaal sama BD!"
Gue ngeliat tuh orang lagi ngenaikin sebelah alisnya sampe natep gue remeh. Gue yang paling anti ditatap kek gitu pun segera menampar pelan pipinya.
So, mungkin kalian tau siapa dia.
Raina.
"Bu Erniii, (Namakamu) nampar aku buuu" pekiknya kenceng sambil lari, gue tau tujuan dia kemana. Dia pasti ke ruang BK. Ruang yang paling ditakuti seantero sekolah kecuali Gue, Aldi, Iqbaal sama BD pastinya. Heh! Lu sadar gasih kalo suara lu itu duhilehh cempreng! Bikin telinga gue sakit lagi. Bodoamat dah kalo Bu Erni mau hukum gue kek, gapeduli. Udah biasa juga.
"BERISIK WOY" Gue teriak ae, bodoamat kalo semua natep gue. Gapeduli. Udah biasa juga.
(Namakamu) Pov Off
***
Gue sayang lu (Nam), pernah gasih lu ngerasa kalo lu lagi diperhatikan sama orang lain? Itu gue (Nam). Gue tau semua tentang lu, gue tau kalo lu badgirl di sekolah sama Iqbaal, Aldi, BD. Gue tau kalo lu sekarang lagi senderan di pohon mangga belakang sekolah kita.
-SA-
+62311491**** 11.41(Namakamu) menatap layar i-Phonenya yang menampilkan sebuah pesan dari nomor yang tidak sama sekali ia kenal dengan tatapan was-wasnya. Ia mengedarkan penglihatannya ke seluruh penjuru. Hanya ada dia dan 10 orang kakak kelas yang sedang bekerja sama di ujung dekat pohon jeruk.
Yakali, kakak kelas. Ngaco ah. Batin (Namakamu)"Disini senang, disana senang. Dimana-mana hatiku senang. Membolos senang, melibur senang. Gadihukum hatiku lebih senang. Lalalala"
Dering pesan itu kembali muncul. (Namakamu) sempat terkejut sejenak. Ia benar-benar tak peduli jika nada deringnya yang ia sengajakan dengan volume keras, ia sengaja melakukkan itu karna ia ingin mengganggu 10 kakak kelasnya itu. Dan yak, gara-gara dering pesan tersebut, delapan orang dari kesepuluh kakak kelasnya berhasil menoleh ke arahnya.
Jangan bingung gitu. Gue bukan salah satu dari kesepuluh kakak kelas kita. Gue juga sama kayak elu. Gue juga kelas 10.
+628311491**** 10.45Anjir. Ini orang sape sih? Dia secret adminer tapi ngapa jadi kek pyschopath gini astaga. Mati ae lu sek. Batin (Namakamu) mendumel
Heh lu siapa sih? Anjr, lu bukan pysco kan? Bukan pedhofil kan?
Sending... 10.47Sent.
Gue bukan yang lu bilang. Gue baik kok, gue sayang lu. Gue masuk dulu ya, jangan lupa buat masuk nanti lu dimarahin sama Bu Destya lagi.
+628311491**** 10.48Lah? Kok dia tau kalo gue lagi pelajaran Bude. Sht dia sape sih? Pedhofil yang ngaku-ngaku manusia biasa? Eh Pedhofil juga manusia deng yak, tapi kan dia masih kelas 10 katanya. Peramal? Atau dia anak sini yak? Batin (Namakamu) terus was-was terhadap secret adminer-nya
Nama lu siapa njir?
Sending... 10.48Sent.
Panggil gue 'Dimas'
+628311491**** 10.48Dimas? Dimas Anggara? Yekali, Dimas Anggara yang ngechat gue pake nomor ini lagi. Anjir gue takut sama lu om. Batin (Namakamu)
***
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Bad Students✨IDR
Teen FictionJika dengan aksi nakal, jahil-menjahil, buat $quad, bikin heboh jadi badgirl and badboy(s) bisa buat gue seneng. Kenapa gak gue lakuin? Haks.