[6] Babu

3.9K 343 2
                                    

"Ran, bawain tas gue." ucap (Namakamu) sembari menenteng tas hitamnya ke depan Rania untuk membawakan tasnya.

Rania menatapnya dengan tatapan tak sukanya. "Lu siapa nyuruh-nyuruh gue? Gue bukan babu lu ya!"

"Masih inget sama dare yang dulu? Gegara lu kalah battle dance sama gue? Gue harap lu kagak lupa, karna kemungkinan gaada yang namanya Rania itu pikun. Bah" ucap (Namakamu)

"Gue gamau punya majikan cabe kek elu."

"Gue bukan cabe. Yang cabe itu perasaan elu dah. Kagak tau diri amat cih."

"Yang ke club ternama semalem sape ye?" sindir Rania sambil membesarkan suaranya agar banyak yang mendengar.

Semua orang yang berlalu lalang segera menatap Rania dan (Namakamu). Siapa yang ke club ternama?

"BAHAAHAHAHAHAnjir, lu kok tau kalo gue ke club? Wahh lu ngintilin gue yak? Kalo lu tau, berarti lu juga ke club yang sama kan? Cieee Rania cabe." ucap (Namakamu) sambil membesarkan suaranya juga.

"(Namakamu) semalem ke club?"

"(Namakamu) ke club pasti buat ketemu Christian kan?"

"Rania cabee"

"Anjir ada cebeee"

"Mantap kata-kata lu (Nam)"

Sahutan demi sahutan mulai terdengar di telingan kedua gadis itu. Em mungkin, perempuan dan laki-laki.

Plaak! Dengan kasarnya Rania menampar pipi (Namakamu). (Namakamu) hanya memandang remeh ke arah Rania. "Mana? Haha, biasanya lu ngebogem gue? Mana bogeman lu itu? Ngape sekarang malah jadi nampar sih? Uhh lu sok jaim? Perasaan kemaren lu kagak malu buat ngebogem gue? Ohh, apa sekarang gegara ada Gandhi ye?"

BUGH!

Rania melemparkan tonjokkannya ke arah hidung (Namakamu) dan membuat hidung (Namakamu) mengeluarkan gumpalan-gumpalan darah segar.
(Namakamu) segera mengelap darah itu menggunakan baju seragamnya yang berwarna biru itu dan menatap Rania dengan tatapan yang sangat sangat sangat dan sangat tajam.
Rania mulai bergidik ngeri menatap ke arah (Namakamu), baru kali ini Rania membuat (Namakamu) marah besar.

BRUK

(Namakamu) mulai menjatuhkan badan Rania dengan kasar, sampai membuat Rania mengelus bokongnya yang mulai terjatuh dan menimpa lapangan luas milik sekolahnya.
Matahari mulai naik dari ufuk timur sedari tadi.

BUGH BUGH BUGH

Bogeman demi bogeman mulai (Namakamu) layangkan pada muka Rania. Hanya membuat luka lebam dan mungkin tak bisa sembuh dalam waktu yang singkat, tak seperti (Namakamu). Ia kehilangan darah segarnya. Ia mulai mengambil kerah Rania dan mengangkatnya untuk segera berdiri, lalu

BUGH

Ia melayangkan sekali lagi tinjuan miliknya yang paling keras, hingga membuat bunyi kecil seperti tulang retak pada tengkuk Rania. Dan itu membuat Rania jatuh kembali dengan posisi yang sama, kedua tangan dan bokongnya menahan badannya.

BRUK

Tentunya itu membuat guru-guru yang sedang rapat keluar dari ruang guru serta banyak murid-murid yang keluar dari kelasnya. Semuanya hanya melihat, bahkan ada yang mendukung. Kecuali guru tentunya. Yekali, guru ngedukung muridnya berantem. Guru macam apa itu?:')

***

"Lu ngapain sih (Nam)? Kok lunye sampe bruntal amat?" tanya Aldi sambil memandang (Namakamu) dengan tatapan kasihannya. Begitu pula dengan Iqbaal dan BD.

"Dia ae yang mulai duluan, dia mendadak nampar sama nonjok gue. Yakan sakit." (Namakamu) mendangakkan kepalanya menatap ke arah tembok di atas kepalanya bermaksud untuk menghentikan darah yang keluar dari hidungnya [ngertiin lach:P]

[2] Bad Students✨IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang