[16] Mantan

3.3K 231 17
                                    





-Chapter 16-

"Miss u too, Din"

"Bibiii, (Namakamu) izin keluar ya bi. Cuma mau ke panti ko, boleh yaa?" pekik (Namakamu) seraya berjalan menuju arah garasi. Tanpa menunggu dua menit, (Namakamu) mulai menjalankan Vario nya dan kabur ke Panti Asuhan.

***

Sesampainya di panti asuhan, (Namakamu) mulai menjalankan kakinya menuju pintu panti asuhan.

Tok.. Tok.. Tok..

CEKLEK!

Pintu mulai terbuka dan menampilkan ibu Panti yang sangat baik di mata (Namakamu). "Ini nak (Namakamu) bukan?" terka ibu Panti tiba-tiba.

(Namakamu) tersenyum manis menatap ibu Panti yang masih mengenalnya, tidak melupai dirinya sama sekali. "Ayo nak, masuk-masuk. Dinda kangen banget sama kamu." ujar ibu Panti yang sukses membuat senyum (Namakamu) semakin melebar.

"Dindaaaa!!!" pekik (Namakamu) tiba-tiba. Bodo amat, udah biasa dia lakuin juga selama dua minggu disini.

(Namakamu) dan ibu Panti mulai merasakan bahwa ada suara beberapa langkah kaki yang sedang menuju kesana.

"KAKAK (NAMAKAMU)!!!!" Tidak. Itu bukan suara Diana. Melainkan suara Putri, teman terdekat Dinda.

(Namakamu) berlari menuju Putri, Resty, Salma, Dicky, Billy, Gessa, Revan, dan juga Joshua yang tadinya berlarian menuju ke arahnya. "Ih tau gak sih? Kakak kangen sama kalian" ucapnya seraya memeluk mereka berdelapan.

Joshua mulai menarik tangan (Namakamu) menuju ke arah taman belakang. "Ayo (Nam), si Dinda sama anak panti yang lain lagi pada disana." ucapnya. Joshua memang seumuran oleh (Namakamu) jadi wajar aja kalo dia hanya memanggil nama.

"Cieeee"

Kampret! Ini yang paling gak gue suka dari anak kecil. Selalu ngomong cie kalo gue diapa-apain cowo, kayak waktu dulu yang dipeluk Iqbaal itu °°Flashback chapter 2[Ilang]°° batin (Namakamu) mengeluh.

(Namakamu) mengikuti arah jalan yang Joshua tunjukkan. Padahal, (Namakamu) masih ingat jalannya-_-.

"Dinda, liat deh. Kajos bawa apa?" ucap Joshua seraya menutup mata Dinda menggunakan tangannya.

Batin (Namakamu) lagi-lagi terbelalak. Huanjir! Bawa? Dikira gue barang ape?

Dinda memutar badannya terpaksa dan mencoba menepis tangan Joshua yang masih menutupi matanya. "Bentar deh ka, aku masih ngebayangin lagi sama kak (Namakamu)."

Gue tau gue ngangenin kok dek. Batin (Namakamu) berkata dengan sangat pedenya.
Huek najis. Otak (Namakamu) mulai ngebacot ngga nerima.

"Hallo Dinda" (Namakamu) mulai membuka suaranya dan memeluk Dinda yang sedang membuka mulutnya antara kaget sama gak percaya.

Dinda melepas tangan Joshua kasar, "Kak.. Kak.. (Namakamu)? Kak (Namakamu) kesini lagi? Kakakkkk Dinda kangen banget sama kakak" Dinda berucap sembari memeluk (Namakamu).

(Namakamu) membalas pelukan Dinda. "I miss you too, Dinda."

***

Saat ini, Dinda dan (Namakamu) sedang bermain di taman untuk anak panti.

Pohon-pohon yang asri, ada juga berbagai alat permainan anak kecil disana. Dan itu, mungkin mampu untuk menghilangkan semua beban yang menghinggapi tubuhnya.

(Namakamu) mendudukkan dirinya di depan pohon flamboyan, sembari menikmati kicauan burung yang masih terdengar, serta menunggu Dinda selesai bermain. (Namakamu) membuka aplikasi di dalam iPhone-nya, mencari sebuah aplikasi yang saat ini mungkin lagi marak-maraknya di dunia maya. Facebook.

[2] Bad Students✨IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang