Huhuhu kok kisah cintanya Dina tragis banget ya :( kadang sampe gak tega sendiri :( yasudahlah daripada sedih sendirian, mending lanjut baca lagi yuk!
Tapi jgn jadi silent reader yaapp. Vote dan comment juga :) bcz kritik dan saran sangat dibutuhkan disini :))
***
"Lupa? Jadi semalem dia gak nelfon lagi karena lupa?" ucap Dina dalam hati. Ia pun mulai mengingat apa yang terjadi malam kemarin.
Celakanya hanya kau lah yang benar-benar aku tunggu....
Hanya kaulah yang benar-benar memahamiku...
Kau pergi dan hilang kemanapun kau su....ka...
Dina membiarkan handphone-nya berdering. Untuk pertama kalinya ia tak mau mengangkat telfon dari lelaki pujaan hatinya. Ia takut air matanya menetes lagi karena lelaki itu. Ia tak mau lelaki yang selama ini selalu membuatnya bahagia itu pada akhirnya menyakiti hatinya.
Biip.. Biipp..
Heh, gua tau lu blm tidur kan? Ga mungkin jam segini lu udh tidur. Lagi apa si? Angkat telfon gua kali.
Dina tersenyum membaca SMS dari lelaki pujaanya. Emang cuma dia yang paling hafal tentang gua. Batinnya. Dengan segera ia membalas pesan Fajar. Sejenak ia mulai lupa akan rasa sakit hatinya.
Sori tadi di silent jadi ga denger.
Gadis itu memang paling jago ngeles. Ia tak mengalihkan pandangan dari handphone-nya. Ia memang sangat labil. Tadi ia tak mau mengangkat telfon Fajar, tapi sekarang ia benar-benar ingin segera mendengar suara lelaki idamanya.
Celakanya hanya...
"Halo." Begitu handphone-nya berdering, ia langsung menjawabnya secepat kilat.
"Weiss. Gece amat mbak ngangkatnya." Sahut Fajar.
"Hah. Y-yaa Kebetulan emang lagi megang HP". Terang perempuan yang kini mulai sedikit gugup.
"Ohhh kebetulan toh... Kirain sengaja karena pingin cepet-cepet denger suara merdu gua." Goda Fajar. Kemudian ia berjalan ke balkon kamarnya.
"Apaan sih. Gausah kepedean deh jadi orang." Dina mengomel sambil beranjak dari ranjangnya menuju ke balkon kamarnya.
Suasana sempat hening sebentar. Keduanya kini sama-sama berada di balkon kamarnya masing-masing. Menghirup udara malam yang begitu dingin. Walaupun jarak mereka cukup jauh, tapi hati mereka terasa begitu dekat.
"Din?"
"Ya?"
"Sorry ya semalem gua ga nelfon lagi, lu nungguin ya pasti?" Fajar mulai merasa tidak enak dengan Dina. Sebenarnya Fajar sempat tahu bahwa Dina menyukainya. Ia mendengar dari kakaknya. Tapi berita itu sudah didengarnya sejak tiga tahun yang lalu. Dan sampai sekarang Fajar merasa gadis itu tak pernah menunjukan bahwa ia menyukainya. Sikapnya hanya seperti teman biasa. Bahkan seringkali Dina malah menceritakan lelaki-lelaki di sekitar yang menarik perhatiannya. Hal itu membuat Fajar yakin bahwa kakaknya berbohong padanya. Padahal awalnya Fajar juga sempat menjadikan Dina ke daftar wanita incaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated
Teen FictionKetika dua lelaki mencintai satu wanita yang mencintai keduanya. Mana yang harus dipilih sang wanita? Dan siapa pria yang harus mengalah? Atau ketiga-tiganya harus pergi? Tentu saja cinta sejati tak akan pernah pergi. "Ask your heart" Gitu aja kok...