episode 10

18 4 0
                                    

"Makanya denger dulu. Ternyata pas ketemu langsung, anaknya tante Katrina tuh bukan orang. Tapi bidadari! Cantiiiikkkkkkk banget. Baik hati lagi." Puji Fajar. Tangan kirinya mengusap-usap kepala Dina. Lagi-lagi Dina hanya terdiam. Ia merasakan pipinya benar-benar merah saat ini. Namun ia berusaha untuk tetap tenang dan sok jual mahal.

"Halah. Gombal."

"Halah. Padahal seneng kan di bilang cantik." Fajar menggoda dengan menyenggol bahu Dina.

Tiba-tiba saja handphone milik Fajar bergetar. Ada panggilan rupanya. Tapi dengan cepat Fajar memutuskan sambungannya.

"Siapa, Jar? Kok dimatiin?" Tanya Dina polos.

"Cewe gua."

Deg.

Kini perasaan Dina mulai tak karuan. Ini semua terlalu rumit baginya. Ia menarik napas panjang mencoba untuk menenangkan dirinya.

Celakanya hanya kaulah yang benar-benar aku tunggu

Hanya kaulah yang benar-benar menyayangiku

Kau pergi dan hilang kemanapun kau su...ka

Gantian kini handphone milik Dina yang berdering.

"Halo?" Dina mencoba menjawab tanpa melihat siapa yang meneleponnya.

"Hi, Din! Ini gua Restu."

Sontak Dina menjauhkan handphone nya dari telinga. Ia menatap layar dan memang benar, nama 'Restu si Adek Kelas' terpampang jelas di layar handphone-nya. Dina melirik Fajar sebentar sebelum berjalan menjauhinya. Rupanya lelaki itu sedang memainkan jari-jemarinya di atas layar handphone-nya.

"Oh, iya, Res, kenapa?"

"Gapapa. Cuma mau ngasih kabar aja kalo gua di tolak sama Evi."

Deg. Dina membisu. Rencana dari Monic sudah berhasil melewati tahap pertama. Kini ia hanya perlu melanjutkan ke tahap kedua, yaitu 'Rebut hatinya waktu dia patah hati'
Tapi entah mengapa ia malah merasa bersalah kepada Restu. Ia yakin pasti Restu sedang merasakan patah hati seperti dirinya sekarang.

"Halo, Din? Mau gak?"

"Eh. Oh. Iya, Res. Kenapa?"

"Lu ga denger gua yak?"

"Denger kok, denger. Lu ditolak Evi kan?"

"Tuh kan lu ga denger. Bukan yang itu."

"Hah? Terus yang mana? Emang lu ngomong apa lagi?" Dina menggaruk kepalanya yang tidak gatal sambil mencoba mengingat apa yang Restu katakan.

"Lu lagi apa? Mau nemenin gua jalan gak?"

Sontak Dina kaget mendengar pertanyaan Restu. Gilak! Ampuh banget rencana Monic. Pikirnya.

"Malem-malem gini?" Tanya Dina.

"Masih belom malem-malem banget, kok. Emang kenapa? Lu gaboleh jalan ya kalo udah malem?"

"I, IYA! Gua kalo udah malem gaboleh keluar!" Sahut Dina. Ia mencoba untuk berbohong. Entah kenapa ia tidak mau Restu tahu bahwa ia menolak karena sedang ada acara lain. Jangan sampe lu buat Restu merasa dinomor duakan! Begitulah yang ia dengar dari Monic.

ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang