1 Roti isi sudah kuhabiskan, juga 1 apel dan segelas susu vanilla kesukaanku.
"Papa, antarkan Ryan ke sekolah barunya ya. Mama agak sibuk hari ini."
"Siap Ma, papa berangkat dulu ya."
Aku sudah menjalani home schooling sejak dulu. Jadi aku tidak pergi ke sekolah. Guruku datang jam 11 tiap hari Senin sampai Kamis.
Setelah selesai membantu mama mencuci piring. Aku menanyakan apa yang ingin mama bicarakan padaku.
"Sayang, kamu kan sudah 16 tahun. Kamu juga sering gak di rumah dan pulang sore saat akhir pekan karena latihan bandmu kan. Nah, mama sama papa kadang merasa kesepian di rumah. Kebetulan kemarin saat kami pulang dari market, mama lihat ada Ryan di depan market. Mama merasa kasihan sekali dan ingin mengadopsinya sebagai anak kami.
Ia tersenyum pada mama dan papa saat kami membelikannya waffle. Kami mulai bertanya tentang kehidupannya. Dan ternyata ia memang sebatang kara. Akhirnya mama dan papa sepakat untuk menjadikannya anak kami. Ia begitu manis. Iya juga tidak nakal. Dia suka bercerita tentang teman khayalannya yang selama ini menemaninya. Lucu ya. Mama harap kamu bisa rukun ya sama dia.""Oh gitu, iya ma, tapi dia kok banyak diem waktu sama aku? "
"Heemm, mungkin dia masih agak malu. Kamu bisa bermain teka-teki dengannya. Dia sangat menyukainya."
"Ok ma,"