"Naik apa? bis lagi? sampai jam berapa semalam?" tanya mas Leska saat ia tiba diruang tunggu.
"Iya mas, aku sampai dirumah jam 9, nanti aku mau coba naik kereta hehe"
"Strong kamu ya, yaudah hati-hati aja dijalan"
"Iya mas" kusunggingkan senyum padanya.
"Kamu briefing dimana?"
"Mungkin disini"
"Yaudah aku kesana ya" aku mengangguk mengerti."Duh kalian ini berduaan terus deh, kayanya bakal ada cinlok nih" kata mba Putri saat kami tiba dipantry. Mas Leska tersenyum.
"Kalian udah sarapan?" tanya pa Eko.
"Ini mau sarapan pa" Jawab mas Leska.
"Aku udahan dulu ah ngga mau ganggu yang lagi cinlok" kata mba Putri yang berlalu meninggalkan dapur.
Owalah maksudnya mba Put apa yah, aku bener-bener ngga ngerti, dan mana mungkin dalam waktu dua hari udah cinlok. Lagipula mungkin mas Leska sudah punya pacar-_-! Udahlah ngga usah ditanggepin Ney, mba Put suka bercanda, suara hatiku yang lain sepertinya sudah mengenal mba Put."Makan yuk, aku laper" ajak mas Leska saat aku membaca manual book. "Udah istirahat juga nih" sambungnya sambil melihat jam yang melingkar ditangan kirinya. Akupun mengikuti gerakan mas Leska melihat jam yang melingkar manis ditangan kiriku. Ya mas Leska benar, jam sudah menunjukkan angka 12. Aku menutup manual book dan mengembalikannya ketempat semula sebelum kumeninggalkan ruangan ini.
"Duh kalian ini sweet banget kemana-mana selalu berdua" kata mba Put saat kami berpapasan.
"Iya mba, aku masih buta jalan hehe" jawabku asal dan dibalas senyuman oleh mas Leska
"Tapi hatimu ngga buta untuk memilih Leska kan Ney? haha" timpal mba Put dan mas Leskapun ikut tertawa, aku yang agak bingung harus menjawab apa hanya tersenyum. Ini perbincangan apa yang membuatku membisu, aku tak bisa berkata apa-apa karna aku takut bila salah menjawab dan membuat orang lain tak suka padaku. Mungkin tersenyum adalah hal yang lebih baik, menurutku."Jadi naik kereta?" tanya mas Leska setibanya diruang tunggu.
"Sepertinya jadi mas, aku lagi search angkot sama jalan kearah stasiun. Mas tau angkot yang kestasiun ngga?
"Naik ojek online aja, aku juga biasanya naik ojek online, kalo angkot aku ngga tau."
"Ohh gitu ya"
"Kamu ada aplikasi ojek online gak? kalo ngga ada download aja dulu. Nanti aku juga mau naik ojek online"
"Belum ada, aku instal dulu deh" pada saat aku sedang menginstal kulihat mas Leska menerima telefon.
"Sial, masa ojeknya ngga mau jemput aku disini, ojeknya nolak aku, katanya kejauhan harus muter dulu."
"Yaudah sabar aja mas, terus nanti gimana?"
"Ya kita jalan dulu kejalan besar"
"Oh gitu, berarti aku juga dong? yaudah bareng ya kalo gitu."
"Iya, gimana udah belom?"
"Belom, aku ngga tau pick up aku dimana?"
"Yaudah sini, aku yang pesenin." Kuserahkan ponselku padanya dan kami berjalan keluar area perusahaan.
15 menit jalan kaki sampai jalan besar ojek yang akan membawaku sudah tiba.
"Tuh kayanya ojekmu" tunjuk mas Leska pada seseorang berseragam ojek online.
"Iya mas, terus dirimu gimana? gajadi naik ojek."
"Aku jalan aja"
"Emang kosanmu deket?"
"Lumayan, yaudah sana pulang nanti kemalaman." aku mengangguk pamit dan menuju ojek online yang kupesan tadi.
Kereta yang kunaiki tak terlalu penuh dan kulihat jam menunjukan angka 5. Dan saat transit, kereta yang akan membawaku pulang penuh semua dan sepertinya aku akan jadi ikan pepes nanti, huft. Aku sampai dirumah jam berapa ya? Dan benar saja saat aku menaiki kereta aku langsung jadi pepes ikan yang siap dipanggang. Ternyata jam sibuk pulang kerja seperti ini.Aku meletakan tasku asal dan duduk ditepi tampat tidur. Kulihat ponselku yang menyala, sepertinya ada pesan. Yap benar ada satu pesan dari mas Leska.
Udah sampai rumah?
baru sampai, aku berasa jadi ikan pepes dikereta :(
Haha yaudah istirahat sana. Besok naik kereta lagi?
Entahlah, yang pasti paginya naik bis
Mataku terasa sangat berat dan aku merasa sangat lelah. Akupun terlelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Karna Kebersamaan
RandomAku sungguh tak menyadari aku sudah menyukainya. Tapi aku masih tak mengerti apakah ini suka atau kagum. Tapi yang jelas saat aku bersamanya aku merasakan kenyamanan. Kebersamaan yang membuatku memiliki rasa ini, rasa yang masih tak kumengerti.