Aku langsung menuju ruangan tempatku melakukan pkl. Aku melakukan diskusi ringan sebelum melakukan aktifitas harian.
Wah ngga terasa aku udah 2 minggu disini, waktu sangat cepat sekali berlalu. Aku membuka manual book untuk referensi membuat laporan pkl. Kulihat 2 orang asing berada bersama mas Leska dan Pa Zain. Sepertinya itu mahasiswa yang akan pkl bersamaku, yeay aku ada teman lagi, jadinya aku ngga berdua aja sama mas Leska dan aku tak akan diledekin lagi sama mba Put, hore hore hore! Mas Leska melambaikan tangannya padaku saat aku melihat kearahnya dan aku mengangguk membalas lambaiannya.
Mereka bertiga mendekatiku dan mas Leska mengenalkanku dengan dua orang tersebut.
"Ini teman baru kita Ney. Ini Neysa." mas Leska mengenalkan kami.
"Aku Dilo"
"Aku Ari. Jadi kamu yang namanya Neysa."
Aku mengkerutkan keningku "Iyah mas, ada apa ya?"
"Ngga ko, aku cuma dibilangin aja jangan deketin kamu karna kamu udah punya Leska" Aku bingung dan tak mengerti.
"Maksudnya? siapa yang bilang?"
"Mba Rara yang bilang keaku tadi."
"Hah? maksudnya? aku ngga paham."
mas Leska hanya tersenyum dan aku tak mengerti arti senyuman itu.
"Udah, sekarang kamu yang temani mereka ya Ney, aku mau balik keruanganku."
"Loh mas Leska ko gitu? Temani gimana?"
"Yaudah kamu ajak jalan-jalan aja." Yasudahlah lebih baik aku menurut daripada nanti aku ngga dibantuin nyelesain laporanku, kan gaswat :( Aku merapikan buku-buku yang kubaca dan kukembalikan ketempat buku yang terdapat ditengah ruangan.
"Tadi udah diajak kemana aja sama mas Leska?"
"Baru keliling ruangan ini aja" jawab mas Ari
"Ohh gitu, yaudah kita kesana aja deh kalo gitu" merekapun mengikutiku dari belakang. Aku menjelaskan sedikit apa yang kutahu tentang ruangan sebesar ini.
"Kamu udah berapa lama disini?" tanya mas Dilo.
"Aku baru 2 minggu mas disini."
"Kamu ngkos?" tanya lagi mas Ari.
"Iya aku ngkos bareng sama mas Leska"
"Yaudah kapan-kapan kita kekosanmu ya"
"Oke silahkan."Mas Leska menghampiri kami bertiga yang tengah menunggu jam istirahat.
"Makan yok" ajak mas Leska setelah berhadapan denganku. Kulihat jam yang melingkar manis ditangan kiriku menunjukan angka 11.45.
"Yaudah, ini juga mau jam istirahat"
Kami berjalan menuju kantin dan mengambil makan siang. Aku duduk ditempat yang kosong dan tak berapa lama mereka bertiga menghampiriku membawa nampan berisi makan siang dan segelas air."Kalian kejalan besar juga kan?" tanya mas Dilo
"Iya, bareng aja kita pulangnya abis beres-beres ini" jawabku sembil berberes.
Kami berempat berjalan keluar area perusahaan dan menuju jalan besar.
"Kalian bawa motor?"
"Iya Ari yang bawa motor" jawab mas Dilo
"Wah hebat banget motor dibawa-bawa, emangnya gak berat?"
"Maksudnya dikendarain Ney" jawab mas Ari cepat
"Haha lagian mas Dilo jawabnya gitu"
"Kamu juga nanyanya bawa" kata mas Dilo tak mau kalah. Kilirik mas Leska dari sudut mataku menyunggingkan senyuman.
"Mas kita naik angkot atau jalan?" tanyaku pada mas Leska
"Bebas" Jawabnya singkat sekali, lagi pms kali ya, ehm mungkin.
"Kita duluan ya" kata mas Ari
"Iyo, hati-hati yo" jawabku
"Jalan aja, aku lagi mau jalan" kata mas Leska saat telah berpisah dengan mereka berdua. Kami menyebrang jalan ketika lampu tengah merah untuk kendaraan. Mas Leska kenapa sih jalannya tuh cepet banget aku sampe kaya anak ayam yang ngejar-ngejar induknya lagi -_- Lelah oy ngejar-ngejar, dikata kagak cape apa ngejar mele halah -,-!
"Mas mau ambil gaji apa dikejar setan, buru-buru banget." kataku saat sejajar dengannya
"Haha kamu lelet jalannya, aku udah biasa ini jalannya"
"Biasa dari hongkong, aku aja sampe ngos-ngosan ngejarnya ini"
"Yaudah berarti kamu harus lebih cepat lagi jalannya"
Astaga ini orang kenapa nyebelin amat sih, kayanya lagi pms deh.
"Oy mas lagi pms ya? Dari tadi diem aja"
"Kagak, cuma lagi laper"
"Ohh laper galak kenyang bego yak"
"Haha iya kalo laper galak terus kenyangnya ngantuk" Iya aja deh mas, sebenernya apa hubungannya yak? kayanya gak ada hubungannya juga.Cari makan yo. Aku laper
Perasaan aku baru ganti baju, dia beneran laper ternyata, haha. Kulihat jam menunjukan angka 6 kurang 5. Owalah aku mandinya lama ternyata sampai tak terasa. Aku buka pintu dan kuketok pintu kamarnya. Setelah ia menjawab iya pintupun terbuka.
"Mau makan apa?" tanyaku cepat.
"Aku mau nasi uduk yang deket pom bensin."
"Yaudah boleh" Kami jalan menyusuri trotoar untuk tiba disana. Tak berapa lama kami berjalan kamipun tiba ditujuan.
"Mau makan disini atau dikamar?"
"Kamar aja. Kamu mau apa?"
"Aku nasi uduk aja" Ia memesan pesanan kami dan membayarnya.
"Berapa mas?"
"Gak tau berapa?"
"Ih gak boleh gitu, aku harus bayar"
"Yaudah buat ongkos angkot aja besok"
"Yaudah deh" padahal kan ongkos angkotnya cuma 3000 rupiah. Sedangkan beli makan ini pasti lebih dari 3000 rupiah -,- yasudahlah aku mengalah aja, sepertinya moodnya lagi jelek. Dan selama jalan kekosan kami hanya terdiam dengan pikiran kami masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Karna Kebersamaan
RandomAku sungguh tak menyadari aku sudah menyukainya. Tapi aku masih tak mengerti apakah ini suka atau kagum. Tapi yang jelas saat aku bersamanya aku merasakan kenyamanan. Kebersamaan yang membuatku memiliki rasa ini, rasa yang masih tak kumengerti.