7. Apa ini cemburu?

15 1 0
                                    

Udah bangun? berangkat jam ber?
Tak ada balasan darinya. Apa pulsanya abis ya? apa belom bangun? Padahal udah jam 6 lewat 15. Setengah 7 aja deh aku ketok kamarnya, pikirku.
Tok tok
"Iya"
"Udah bangun? Berangkat jam berapa?
"Setengah 7" kulihat jam yang melingkar ditangan kiriku sudah menunjukan angka setengah 7.
"Ini udah setengah 7" Tak berapa lama aku menunggu iapun keluar, aku menyunggingkan senyumku padanya dan ia membalas dengan senyuman tipis.

Beberapa hari ini mas Leska tengah sibuk dengan teman baru yang bernama Siska dan Mutiara. Mas Leska dan Siska terlihat sangat akrab beberapa hari ini. Kulihat dari balik ruangan kaca mas Leska tengah berjalan berdua dengan Siska. Entahlah mau kemana? Bukan urusanmu Ney. Mas Leska dan Siska menghampiriku yang tengah membantu pa Putra bekerja. Kulihat mas Leska dan Siska sangat asyik berbincang. Sudahlah Ney bukan urusanmu sejauh mana hubungan mereka. Aku kembali memfokuskan kerjaanku dengan pa Putra.

"Makan yu" ajak mas Ari yang mendekat kearahku saat aku tengah membaca sebuah buku. Aku melihatnya bersama mas Dilo. Aku segera merapikan buku yang kubaca dan mengembalikannya kerak buku. Saat kuberbalik mas Leska berjalan mendekat kearahku bersama Mutiara dan Siska. Mereka berbincang-bincang. Sepertinya mereka sangat asyik berbincang dan aku berusaha tak mau mendengar percakapan mereka, aku berjalan dalam diam dibelakang mereka.
"Kamu kenapa Ney?" tanya mas Ari yang tak kusadari berada disampingku sejak tadi. Akupun menggeleng lemah.
"Kamu sariawan? sakit gigi? atau laper? Dari tadi diem aja" tanyanya lagi berusaha menghiburku.
"Engga kenapa-kenapa ka" jawabku meyakinkan sambil menunjukan senyumku yang paling manis. Kulihat mas Leska menoleh kearahku.
"Beneran gapapa? Biasanya kamu ceria dan bawel banget" Aku mengangguk agar meyakinkannya.
Aku mengambil makanan dan membawanya ketempat duduk yang sudah ada mereka berlima. Aku duduk disamping mas Ari dan berhadapan dengan mas Leska. Kulihat Siska yang duduk disamping mas Leska tengah asyik mengajak mas Leska ngobrol. Aku menyendok makanan yang kuambil tadi. Aku tak mau mendengarkan percakapan mereka. Aku tak sengaja melihat mas Leska tengah menatapku dengan ekspresi sedikit sedih. Aku tak mau melihatnya dan berusaha tak memperdulikannya. Aku melanjutkan acara makanku. Setelah selesai aku langsung kembali keruangan.

Aku kenapa ya? kenapa aku jadi pendiam begini, biasanya aku yang selalu bawel dan banyak topik. Kenapa aku jadi pendiam sekali beberapa hari ini? Apa aku cemburu melihat mas Leska dengan Siska? Kalo aku cemburu berarti aku menyukai mas Leska? Ah tidak mungkin, bagaimana mungkin aku menyukainya secepat ini? Ia memang baik dan suka membantuku saat aku meminta bantuannya. Mungkin aja Ney, seiring dengan kebersamaan kalian suatu rasa itu akan timbul. Tidak! Ini hanya rasa kagum, ingat Ney kagum bukan suka! Aku berusaha menangkis pikiran itu.
"Hey bengong lagi kan. Hampir aja kesrempet kamu" mas Ari menarik tasku. Aku hanya terdiam dan kulihat mas Leska menoleh kearahku yang berada dibelakangnya. Aku hanya terdiam.
"Aku jalan ya Ney" kata mas Leska saat aku mendahuluinya. Aku hanya mengangguk. Aku langsung menyebrangi jalan tanpa memperdulikan yang lainnya dan tanpa pamit. Akupun berjalan sambil sekalian mencari cdrw untuk laporan pklku. Biasanya mas Leska jalannya cepat, tapi ini kenapa dia jalan dibelakangku. Aku memasuki tempat-tempat yang sekiranya menjual cd. Mungkin diminimarket ada, aku langsung memasuki minimarket dan kulihat dari pantulan kaca minimarket mas Leska mengikutiku memasuki minimarket. Ini orang ngapain ngikutin sih. Bukannya langsung pulang aja. Gerutuku dalan hati. Ah mungkin dia mau membeli beberapa makanan. Ayolah Ney jangan sensitif gitu. Setelah mencari dan tak ada aku langsung keluar minimarket tersebut. Aku berjalan menyusuri trotoar sambil mencari cdrw. Sudah melewati kosanpun tak ada yang jual cdrw dan aku memutuskan untuk kembali kekosan. Aku berjalan dengan lesu karna tak menemukannya. Kulihat mas Leska berjalan berlawanan dengan wajah bete, kesel, dan marah, sepertinya ia sedang marah. Ia berjalan dengan cepat kekamarnya. Mungkin ia lagi ada masalah. Sudahlah bukan urusanmu Ney. Kubuka pintu kamar dan melempar tasku ketempat tidur. Kuraih ponsel dari sakuku dan kulihat beberapa pesan masuk. Aku sengaja menyetel dengan mode silent jadi aku tak tahu kalo ada pesan masuk dari tadi. Kubuka satu persatu pesan masuk tersebut dan semuanya dari mas Leska.
Maen ninggalin aja.
W masih diminimarket.
Oy ninggalin aja.
Oy
Mas Leska ngapain disana? Aku lagi nyari cdrw.
Beli makanan, maen ninggalin aja. Dapat cdrwnya?
Dih aku mah lagi nyari tempat cdrw, disitu ngga ada yaudah aku pergi.
Lagian kalo aku nungguin mas Leska, emang mas Leska mau nemenin aku nyari?
Nggak kan
Kagak cuma mau jagain dari belakang.
Idih maksudnya ini apa sih? dari kemaren aja jutek banget dan seperti menganggapku tak ada. Sekarang bilang kaya gini. Kudengar suara kunci dibuka dengan terburu-buru. Mungkin mas Leska mau keluar. Sudahlah Ney itu bukan urusanmu. Kuraih handuk dengan kasar dan  menutup pintu dengan sedikit kasar. Aku sangat kesal diperlakukan seperti ini. Aku tak suka dianggap tak ada karna dia terlalu asyik dengan Siska. Kamu cemburu Ney. Tidak! Aku tidak cemburu aku hanya tak suka dianggap tak ada. Sudahlah tak perlu kau pikirkan Ney. Bukan urusanmu! Tak terasa satu jam aku berada dibawah guyuran air keran. Aku mulai merasa menggigil. Kuraih handuk dan langsung kukenakan pakaianku. Tok tok. Siapa lagi, orang lagi mandi juga. Siapa lagi kalo bukan mas Leska. Tok tok
"Ya bentar" Aku berlama-lama membuka pintu karna aku malas untuk membukakan pintu.
"Keluar dulu cepat, ada sesuatu nih"
"Apaan? Ya bentar" jawabku ketus.
"Udah keluar dulu" ck ini orang keras kepala banget. Gak tau apa orang lagi bete gara-gara dia. Dengan malas aku membukakan pintu
"Apa?"
"Ini, dimakan ya. Habiskan" Ia memberikan sebungkus makanan sambil tersenyum sangat manis, dari baunya sepertinya ini nasi goreng. Setelah melihat bungkusan itu beberapa saat akupun mengambil bungkusan tersebut.
"Ini berapa?"
"Itu satu bungkus Tapi aku ngga tau itu pedas atau ngga, kalo pedas ngga usah dimakan, nanti kamu sakit perut."
"Ih harganya"
"Ngga tau aku" ia langsung masuk kedalam kamarnya. Ini orang maksudnya apaan beli nasi goreng gini, aku juga bisa beli sendiri. Apa mau nyogok aku, biar aku ngga ngambek lagi. Hey siapa yang ngambek?! Aku ngga ngambek, dan buat apa aku ngambek? Kenyataannya kamu ngambek Ney sampe ngediemin semua orang. Ngga! Pokonya aku ngga ngambek! Terserah deh -_-! Kukirimkan pesan terimakasih kepada Mas Leska dan mas Leska langsung membalas dengan oke.

Karna KebersamaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang