PREVIEWS CHAPTER
Bibir pria itu menyentuh leher Haruhi, dan menarik napasnya disana.
"Kau hampir siap," lelaki itu berbicara pelan. "Dan itu akan segera terjadi."
Itu? Hal apa yang dimaksud pria ini? Pikir Haruhi.#Haruhi Sides
Ketika Haruhi berusaha bergerak dan mendorong pria itu. Tapi saat tubuhnya sudah tidak bersandar pada dinding, tubuhnya limbung seketika dan dengan mudahnya pria itu menangkap tubuh Haruhi yang lemas.
Berusaha melawanpun Haruhi sudah tak mampu, entah apa yang telah dilakukan pria itu tapi tubuhnya benar-benar lemas tanpa tenaga seolah tenaganya terserap ke tubuh pria tersebut. Pria itu menggendong tubuh lemas Haruhi menuju ranjangnya yang ada di tengah ruangan, seakan tubuh Haruhi tidak memiliki bobot.Ketika pria itu meletakkan Haruhi di ranjang, rambutnya tergerai ke depan, dan Haruhi berusaha meyakinkan dirinya jika pria ini tidak akan melakukan hal buruk padanya. Dengan pelan jemari Haruhi menyentuh wajah pria itu, walau nampak terkejut tapi pria itu tak menjauhkan wajahnya.
Ya Tuhan, semua yang ada pada pria ini sempurna. Nampak indah sekaligus berbahaya. Tak pernah Haruhi menemui pria seperti ini dalam hidupnya.
"Cium aku," kata Haruhi tanpa sadar, seolah terhipnotis oleh aura pria itu.
Keheningan mengudara begitu saja, terasa mengancam.
Karena menuruti dorongan bawah sadarnya tangan Haruhi bergerak pelan ke kerah kemeja pria itu dan mencoba menariknya mendekat.
Pria itu menahan tangan Haruhi dengan satu tangan. "Tenang."
Haruhi seharusnya merasa takut, tapi entah dorongan darimana dia malah meminta sesuatu yang aneh pada pria itu.
Ya Tuhan, apa yang aku inginkan sebenarnya, batin Haruhi.
Sebuah erangan keluar dari bibir Haruhi.
-----Shuu Side-----
Shuu terpana.
Padahal ia tidak mudah terkejut.
Ya ampun.
gadis ini makhluk yang paling menggoda yang pernah Shuu temui. Dan Shuu akan dengan senang hati menerima satu atau dua serangan kilat daripada harus menghadapi yang seperti ini.
Apa ini pengaruh dari masa transisinya yang semakin dekat, batin Shuu.
Gadis itu mengerang dengan cara yang seksi. Aromanya menghantam dengan keras seperti sosok tubuh yang nyata. Ya Tuhan, Shuu akan jatuh berlutut seandainya saja dia tidak segera duduk.
"Cium aku," erang gadis ini sekali lagi.
Darah Shuu terpompa kencang seperti habis lari.
"Aku kesini bukan untuk itu," kata Shuu.
"Bagaimanapun, sentuh aku."
Shuu seharusnya tidak mengatakan tidak. Tidak adil bagi gadis ini. Dan mereka perlu bicara. Mungkin seharusnya Shuu kembali lagi nanti.
Gadis ini melengkungkan tubuhnya melawan tangan Shuu yang menjepit kedua pergelangan tangannya. Waktunya pergi. Ini benar-benar waktunya untuk---
Hanya saja Shuu tak dapat pergi tanpa setidaknya merasakannya terlebih dahulu.
Ya, tapi Shuu bajingan egois jika menyentuh gadis ini sedikit saja. Bajingan egois menjijikkan karena mengambil dari tawaran gadis ini.
Man, Shuu sangat kedinginan. Rasa dingin itu menusuk sampai sumsumnya. Dan gadis ini menggoda. Cukup menggoda untuk menghilangkan rasa dinginnya, setidaknya untuk sementara.
Shuu memadamkan lampu dengan kekuatan pikirannya. Kemudian dengan cara yang sama menutup pintu belakang, memerintahkan si kucing itu masuk ke kamar mandi, dan mengunci setiap pintu dan jendela apartemen.
Dengan hati-hati Shuu melepaskan pergelangan tangan gadis ini. Tangannya langsung menarik kerah kemeja Shuu. Shuu menunduk ke arah gadis itu. Bibirnya manis, itulah yang Shuu rasakan ketika bibir mereka bersentuhan. Ketika merasa dia sedikit tersentak, Shuu menenangkannya dengan mengelus kepala gadis ini.
Shuu memberikan ciuman lembut, kemudian turun pada lehernya. Shuu dapat merasakan denyutan nadi di balik kulit leher gadis ini. Shuu memamerkan taring, mengeluarkan desisan. Tapi sebelum itu terjadi kontrol dirinya kembali dan Shuu hanya memberi beberapa tanda pada gadis ini. Desahan pun lolos dari gadis ini.
Shuu tidak dapat berlama-lama di dekat gadis ini, ia akan kehilangan kendali dan dikuasai oleh gairahnya yang sudah lama hilang.
"Jangan berhenti," bisiknya saat Shuu menjauhkan kepala dari lehernya.
Shuu menarik kepala dari lehernya dan melihat mata gadis ini. Mata yang sedikit tertutupi kabut gairah. Dengan mengikuti instingnya Shuu mencium bibirnya lagi. Lebih dalam lagi dari sebelumnya. Merasakan seluruh kehangatan gadis ini.
Tangan Shuu juga memeluk tubuh gadis ini, membagi kehangatan. Saat kesadarannya mulai pulih, Shuu melepaskan tautan bibir mereka.
"Saatnya aku pergi. Kita akan bertemu lagi. Di saat yang tepat," bisik Shuu. "Sampai jumpa."
"Kumohon, jangan pergi. Temani aku," bisik gadis ini sekali lagi.
Entah karena hal apa, Shuu merasa lemah menghadapi permohonan gadis ini. Gadis ini seakan tak berdaya. Gadis ini, dalam waktu bersamaan bisa membangkitkan gairah dan rasa simpatinya.
Hening beberapa saat.
"Aku akan menjagamu. Tak lebih dari itu." Kata Shuu.
Dengan mata yang belum fokus gadis ini bertanya lirih, "Apa tujuanmu sebenarnya datang kemari."
Shuu tak menjawab hanya memberikan ciuman singkat di dahi sang gadis. Dengan menutup mata gadis ini menikmati kelembutan yang diberikan Shuu.
"Tidurlah, aku akan ada disini saat kau terbangun nanti," bisik Shuu.
"Kenapa kau mau menciumku?" tanya gadis ini tanpa memandang mata Shuu.Benar apa sebenarnya alasanku mencium gadis ini, batin Shuu.
"Tidurlah," kata Shuu.
Dengan sedikit kekuatannya, Shuu membuat tidur gadis itu. Shuu memperhatikan wajah gadis ini. Ada sesuatu yang menarik dari gadis ini, tapi Shuu ragu untuk tahu.
Saat Shuu akan bangkit dari kasur tangan gadis ini masih menggenggam tangannya. Sedikit menghela napas Shuu melepaskan kaitan tangan itu. Tapi dalam hati merasa tidak rela untuk melepas.
Apa sebaiknya aku tetap disini, batin Shuu.
Dengan keputusan setengah hati, Shuu kembali berbaring di sebelah gadis ini. Memeluk gadis ini dan merasakan kehangatan sesosok tubuh manusia. Dalam ketenangan ini, Shuu akhirnya tertidur dengan tenang.
#TBC
#Author note
Maaf jika di chapter ini pendek. Saya akan berusaha memperpanjang chapternya di chapter berikutnya...
Salam,
Minorusan
KAMU SEDANG MEMBACA
Mysterious Lovers
VampireSeseorang yang datang mengubah hidupnya yang biasa, membawanya pada kegelapan tanpa akhir dunia mereka. Akankah dia bisa melewati ketakutannya atau tenggelam dalam kesakitannya. Kisah cinta antara dua dunia yang sangat berbeda, pertarungan berdarah...