Chapter 3 - Kemarahan

180 26 0
                                    

#Author Note

Kirio Haruhi is OC (Reader)

Mukami Yuuma as Akito Yuuma

Mukami Azusa as Kuromi Azusa

Itulah nama keluarga untuk para Mukami di cerita ini


Enjoy and hope you like it!

Haruhi menghabiskan 30 menit untuk mandi di bawah pancuran, menghabiskan sebotol sabun cair, dan membuat kulitnya memerah karena menggunakan air yang terlalu panas.

Mengeringkan tubuh dengan handuk, dan mencoba tidak melihat cermin. Harga dirinya benar-benar terluka.

Ia masih mengingat setiap detail dari kejadian yang baru saja terjadi padanya. Menatap cemas kearah balkon kamarnya, memastikannya terkunci rapat.

Kejadian barusan seharusnya dilaporkan ke kantor polisi. Hanya saja dia tidak ingin meninggalkan apartemen. Setidaknya sampai esok pagi.

Setelah berpakaian---juga tanpa melihat cermin--- dia membaringkan diri ke kasurnya. Meringkuk disana dan menggigil ketakutan.

Suara ngeong menyadarkannya dari rasa paranoidnya.

"Hei, Kuroo," sambil menggoyangkan jemarinya dengan lesu. Hewan malang itu sebelumnya berlari ketakutan saat dia datang dengan membating pintu apartemennya. Sambil mengeong Kuroo-nama kucing itu- melompat ke pangkuannya. Mata biru besar itu nampak cemas.

"Maaf, atas drama mendadak tadi," gumam Haruhi sambil mengelus bulu hitamnya yang halus.

Kucing ini terasa hangat di pangkuannya. Tidak menyadari seberapa lama dia melakukannya, jadi saat telepon berdering, Haruhi sangat terkejut.

"Halo," katanya sambil mengangkat telepon dan berpikir bahwa sekarang sudah lewat tengah malam, tidak mungkin petugas binatu. Mungkin teman sekantorku, batinnya.

"Oi, Lady Haruhi. Bersiaplah. Ada mobil meledak di dekat Red Light. Pemilik mobil itu ada di dalamnya." Kata orang di telepon.

Haruhi menjauhkan telepon dari telinganya saat mendengar teriakan dari penelponnya. Akito Yuuma, dia salah satu detektif kepolisian kota, tapi dia semacam teman untuk Haruhi.

"Hei, kau masih di situ?" tanya Yuuma.

Ceritakan padanya. Ceritakan kejadian yang baru saja terjadi padamu, teriak Haruhi dalam hati.

Rasa malu melintas dalam ingatan memaksanya untuk tetap diam.

"Aku di sini, Yuuma." Suaranya sedikit bergetar." Aku tidak bisa datang malam ini."

"Aduh, yang benar saja. Sejak kapan kau menolak info menarik?" kata Yuuma sambil tertawa ringan. "Oh, santai saja. Si Kepala Batu yang menangani kasus ini."

Yang disebut sebagai Kepala Batu adalah Kuromi Azusa, detektif pembunuhan. Azusa biasa dikenal sebagai Azu.

"Aku benar-benar tidak bisa datang... malam ini."

"Kau sedang ada tamu?" rasa ingin tahu terdengar dalam suara Yuuma. " Well, benar, tidak?"

"Ya Tuhan, tidak."

Keheningan melingkupi percakapan mereka sebelum radar teman polisinya itu mulai bekerja."Kau... ada masalah apa?" tanya Yuuma dengan hati-hati.

"Aku baik-baik saja. Hanya lelah. Aku akan ke kantor polisi besok."

Haruhi akan melaporkan apa yang terjadi. Besok semestinya mentalnya sudah cukup kuat untuk menceritakannya apa yang dialaminya.

"Apakah kau mau aku mampir ke apartemenmu?"

Mysterious LoversTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang