Ketika bergegas meninggalkan gang, Haruhi tahu ia sedang mempertaruhkan hidupnya. Besar kemungkinan dirinya sedang dipermainkan. Oleh pembunuh.
Hanya saja, kenapa laki-laki itu tahu apa yang ia rasakan?
Sebelum berbelok di sudut jalan, ia menyempatkan diri untuk melihat Azusa lagi. Lelaki itu berusaha menggapainya, satu tangannya terulur. Haruhi tidak bisa melihat wajahnya karena gelap, tapi teriakan putus asa yang keluar dari mulut Azusa menyeberangi jarak yang ada di antara mereka. Ia ragu-ragu, kehilangan irama langkahnya.
Shuu memegang lengan Haruhi. "Ayo."
Tuhan, lindungilah aku. Dan Haruhi mulai berlari lagi.
Ketika mereka sampai di depan restoran Cina yang dimaksud, ia memanggil taksi yang lewat. Terima kasih, Tuhan, taksi itu berhenti seketika. Mereka melompat masuk dan Shuu menyebutkan alamat yang tempatnya hanya beberapa distrik dari alamat yang dia sebutkan pada Haruhi, Aoyama-itchome. Benar-benar teknik menyembunyikan jejak yang hebat.
Dia pasti punya banyak teknik seperti itu, pikir Haruhi.
Saat taksi berjalan, Haruhi merasa Shuu menatapnya.
"Polisi itu," kata Shuu. "Apakah dia seseorang yang spesial bagimu?"
Haruhi mengambil ponsel dari tas dan memencet nomor kantor polisi.
"Aku bertanya padamu." Nada suara Shuu menajam.
"Persetan." Ketika suara Gin terdengar, Haruhi menarik napas dalam-dalam. "Apakah Yuuma ada?"
Hanya butuh waktu kurang dari satu menit untuk mencari Yuuma, dan dia sudah keluar ruangan untuk mencari Azusa ketika Haruhi mengakhiri panggilannya. Yuuma tidak banyak bertanya, tapi Haruhi tahu mereka nanti akan mengunjunginya. Lalu bagaimana ia menjelaskan pada Yuuma kenapa melarikan diri dengan tersangka?
Itu akan membuat posisinya berubah menjadi kaki tangan yang membantu dan bersekongkol dengan tersangka, kan?
Haruhi mengembalikan teleponnya ke tas. Tangannya gemetar dan ia merasa pening. Ia juga tidak bisa bernapas meskipun AC di dalam taksi terasa dingin. Ia membuka jendela. Angin yang meniup rambutnya terasa panas dan lembab.
Apa yang telah ia lakukan? Pada tubuhnya kemarin malam. Pada hidupnya sekarang.
Ia benci kenyataan bahwa Shuu menawarkan iming-iming yang tidak dapat ditolaknya. Padahal Shuu penjahat. Pria itu membuatnya takut, tapi masih saja Haruhi memikirkan cara Shuu menciumnya.
"Kami turun di sini," Shuu berkata pada sopir sepuluh menit kemudian.
Haruhi membayar 400 yen, merasa beruntung karena memiliki uang tunai. Uang Shuu, yang segepok itu, tergeletak di halaman belakang apartemennya. Jadi bukan berarti Shuu tidak mampu membayar ongkos taksi mereka.
Apakah ia benar-benar pergi ke tempat yang aman bersama laki-laki ini?
Taksi itu pergi, kemudian mereka menyusuri trotoar yang sangat indah di lingkungan mewah yang terpelihara baik. Perubahan pemandangan yang menggelikan. Dari kekerasan di jalan kecil dekat kantor polisi ke hamparan halaman rumput dan taman-taman bunga.
Iaa dengan senang hati bertaruh bahwa orang-orang yang tinggal di rumah-rumah ini tidak pernah melarikan diri dari polisi.
Ia kembali melirik Shuu yang berada tepat di belakangnya. Shuu mengamati sekeliling mereka seolah-olah mewaspadai sesuatu, meskipun Haruhi tidak tahu bagaimana cara dia bisa melihat sesuatu dalam keadaan gelap begini.
Haruhi menoleh ke belakang. Suara sepatu bot Shuu pada beton di belakangnya terdengar sangat berirama dan konstan.
"Jadi polisi itu." Suara Shuu terdengar dekat dan dalam. "Apakah dia kekasihmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mysterious Lovers
VampireSeseorang yang datang mengubah hidupnya yang biasa, membawanya pada kegelapan tanpa akhir dunia mereka. Akankah dia bisa melewati ketakutannya atau tenggelam dalam kesakitannya. Kisah cinta antara dua dunia yang sangat berbeda, pertarungan berdarah...