Chapter 4 - Identitas

196 25 21
                                    

Enjoy and hope you like it!

Saat sampai di depan Red Light, tempat kejadian perkara itu masih ramai. Banyak mobil polisi di sekitar sana, menutup akses ke gang tempat kejadian. Mobil pasukan penjinak bom, juga ada. Para polisi berpakaian preman yang menghalangi para pejalan kaki yang ingin tahu apa yang terjadi di sana.

Dari arah gang masih tercium bau logam terbakar dan sengatan bahan kimia yang membuat harus menutup hidungnya.

"Hei, Haruhi!" salah satu polisi kenalan Haruhi menghampiri. "Jika kau ingin lihat lebih dekat, pergilah ke bagian belakang Red Light. Ada koridor-"

"Sebenarnya aku mencari Yuuma. Apakah dia ada di sekitar sini?"

"Dia di sini semenit yang lalu. Mungkin dia kembali ke kantor."

Kuromi Azusa melangkah ke hadapan Haruhi, menghentikan percakapan dengan tatapan datar."Bukankah ini kejutan?"

Haruhi melangkah mundur. Kepala batu adalah pria yang maskulin. Tubuh tegap, suara dalam, sikap dingin. Haruhi pikir pasti banyak perempuan yang tertarik pada pria itu. Namun Haruhi tidak pernah merasakan binar-binar perasaan itu dalam dirinya.

"Jadi, Kirio, apa kabar?" sapa Azusa.

"Aku ke sini mencari Yuuma. Bukan mau meliput kejadian." Jawab Haruhi.

"Tentu saja." Azusa menatap tajam mata Haruhi. Ekspresinya mengeras. "Maukah kau ikut denganku sebentar?"

"Aku benar-benar membutuhkan Yuuma-"

Lengan Haruhi direnggut cengkeraman yang kuat.

"Ikut aku sebentar." Azusa menarik Haruhi ke sudut terpencil di lorong, jauh dari keramaian. "Apa yang terjadi padamu?" tanya Azusa.

Haruhi shock, mendengar pertanyaan itu. Dia tidak menyangka Azusa akan bertanya seperti itu.

"Aku ulangi lagi. Apa yang sebenarnya terjadi padamu?" tanya Azusa ada sedikit penekanan pada pertanyaannya.

"Aku, emm..." Haruhi tak bisa berbicara. "Aku..."

Aku tidak akan menangis. Setidaknya jangan di depan Azusa, batin Haruhi.

"Aku mencari Yuuma"

"Dia tidak ada di sini. Kau tidak mungkin bertemu dengan dia di sini. Sekarang katakan apa yang telah terjadi padamu." Azusa mencengkeram kedua bahu Haruhi, seolah Haruhi akan melarikan diri.

"Mundur, Kuromi." Haruhi meletakkan telapan tangannya di dada Azusa dan mendorong.

"Haruhi, katakan-"

"Jika kau tidak membiarkan aku pergi"--- matanya menatap mata Azusa--- "Aku akan membongkar teknik introgasimu. Kau tahu, yang membutuhkan gips dan sinar-X setelah selesai melakukannya?"

Mata Azusa menyipit. Kemudian ia mengangkat tangannya seakan menyerah.

"Baiklah." Azusa meninggalkan Haruhi dan kembali ke tempat kejadian perkara.

Haruhi bersandar lemas pada gedung di tembok gedung di belakangnya, kakinya lemas. Melihat ke bawah mencoba mengumpulkan kekuatan dan menyipitkan mata ketika melihat sesuatu dari logam. Sejenis senjata lempar.

"Hei, Pak polisi!" panggil Haruhi. "Bukti." Polisi itu segera datang, dan melihat benda yang ditunjuk Haruhi.

Haruhi segera pergi setelahnya, lalu berjalan ke arah jalan raya untuk mencari taksi. Ia tidak mampu menanggung keadaan itu lebih lama.

Besok ia akan mengajukan laporan resmi pada Yuuma. Itu hal pertama yang akan ia lakukan besok pagi.

#Rumah Sakamaki Reiji

Mysterious LoversTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang