Drrrrtttt drrrrrttt drrrrrrtttt ....
Sebuah getaran kuat di dada membuatku tersentak dari tidur.
Shit!
Tanganku sudah terangkat hendak melempar benda sialan itu. Walau sebenarnya salahku sendiri yang sembrono meletakkan smartphone di atas dada, setelah berjam-jam kugunakan melakukan video call bersama Ziezie. Ziezie adalah pacarku yang saat ini berkuliah di Sydney.
Jangan membayangkan kami melakukan yang aneh-aneh saat video call berlangsung. Aku masih menghormati Ziezie sebagai gadis baik-baik. Hal terjauh yang pernah kami lakukan hanya ciuman bibir beberapa kali. Rasanya sulit dilupakan. Itu adalah ciuman pertamaku. Dan aku berharap hanya melakukan hal itu bersama Ziezie, begitu juga sebaliknya.
Kuurungkan melempar smartphone itu, lampu indikator berwarna merah yang berkedip di atas layarnya menarik perhatianku. Ada sebuah e-mail yang masuk. Barangkali dari Ziezie, pemikiran itu membuatku tersenyum.
Kusentuh notifikasi di layar. Keningku berkerut saat melihat nama si pengirim. Arda Mikael.
Arda adalah sahabatku yang berkuliah di Canberra. Meski dia berada di kota berbeda dengan Ziezie, tetapi sesekali aku memintanya melihat pacarku itu. Jarak antara Sydney dan Canberra lebih kurang tiga setengah jam jika ditempuh dengan mobil.
Arda mengirimiku sebuah video. Hal yang hampir selalu dia lakukan. Video dokumentasi kegiatannya selama di Benua Kanguru yang terkadang juga bersama Ziezie.
Penasaran, kubuka file video-nya. Kerut di keningku semakin dalam.
Apa-apaan si kunyuk satu ini?
Arda mengirimiku sebuah video porno. Dengan adegan seorang laki-laki sedang menindih tubuh perempuan di atas tempat tidur besar, berlatar sebuah kamar yang terlihat seperti kamar hotel. Keduanya polos tanpa busana. Wajah keduanya tidak terlalu jelas karena mereka sedang asyik berciuman. Mereka terlihat seperti orang Asia.
Kantukku lenyap, digantikan rasa penasaran yang membuatku meneruskan tontonan 'wajib' kaum adam ini. Jujur saja aku pernah menonton film biru beberapa kali. Hanya karena penasaran, bukan sebagai kebutuhan.
Kulihat si laki-laki melepas ciumannya dan menatap sekilas ke arah kamera. Oh, my God. Itu Arda?
Aku menarik layar lebih dekat ke wajah. Dan aku yakin sedang melihat Arda dalam video itu. Dia menggerakkan tubuhnya di atas tubuh perempuan yang kelihatannya juga tidak asing di mataku.
Si perempuan menengadah dengan mata terpejam lalu mendesah, "Lebih kuat, Sayang ...."
Ada yang berdenging di telingaku saat mendengar suara itu, dan sebuah sentakan di perut membuatku menyadari sesuatu. Aku duduk tegak, dengan tangan bergetar dan mata nanar aku memperhatikan lebih seksama adegan dua manusia di layar. Keduanya sedang berpacu dengan gairah yang memuncak, jelas sekali mereka sangat menikmati dan tidak terlihat terpaksa satu sama lain.
Tiba-tiba mataku terasa panas dan mulai berair, mengaburkan sosok Arda dan Ziezie yang tersesat dalam gairah. Suara desahan mereka membuat telingaku sakit. Aku tidak tahan lagi. Kulempar benda sialan itu ke dinding kamar lalu hancur berkeping, seperti hatiku saat ini.
Tidak mungkin itu Ziezie ....
Ziezie-ku tidak mungkin seperti itu.
Ziezie-ku gadis polos dan manis.
Ziezie-ku tidak pernah membiarkanku melepas pakaiannya.
Ziezie-ku hanya membiarkanku menciumnya, tidak lebih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Turn On
RomanceLebih banyak drama! Turn On Season 2 sekarang sudah tayang di Vidio. *** Andreas bersikap dingin terhadap perempuan serta menderita impoten akibat trauma psikologis setelah dikhianati mantan kekasihnya, tetapi karena kesalahpahaman dia...
Wattpad Original
Ada 5 bab gratis lagi