09. Would You?

50K 4.6K 155
                                    


Jane POV.

"Bagaimana jika kau menjadi kekasihku Jane?" Ucap Davis, ia benar-benar membuatku terkejut.

"Hah?!" Hanya itu yang bisa keluar dari mulutku.

Setelahnya, aku hanya terdiam.

Ini pertama kalinya dalam hidupku ada seseorang yang memintaku menjadi kekasihnya. Seujurnya aku sangat senang.

Tapi kami baru berkenalan selama empat bulan. Bagaimana bisa?

Aku saja membutuhkan waktu hampir satu setengah tahun untuk meluluhkan hati Julian. Bahkan itu pun tak benar-benar berhasil kulakukan.

Tapi kurasa, ia benar-benar tulus padaku. Aku tahu betul dari tatapan matanya padaku.

Kuharap Julian bisa punya perasaan seperti itu padaku.

Kuharap orang yang ada di dekatku ini adalah Julian.

Julian...

Tiba-tiba ia mencium bibirku.

Uhh...

Julian aku merindukanmu.

Kututup mataku dan mulai menikmati ciumannya.

Julian mendorongku hingga kuterbaring di sofa. Ia menatap tubuhku dan menggenggam telapak tanganku.

Kemudian Julian membuka kancing baju paling atas milikku. Wajahku terasa panas.

Kami pun berciuman kembali. Berkali-kali.

Julian... Aku mencintaimu.

Julian pun melepaskan ikat pinggangnya. Dadaku semakin berdebar. Aku tahu ia sangat melakukan hal itu padaku.

Julian...

"Ayah! Aku lapar" Tiba-tiba suara seorang anak lelaki seakan membawaku kembali ke dunia nyata.

Itu adalah suara Lionel.

Dan pria yang hampir saja mencumbuku tadi bukanlah Julian, ia adalah Davis.

Oh Tuhan.

Hampir saja aku melakukan suatu hal yang buruk.

¤ ¤ ¤

Davis POV.

"Ayah! Aku lapar!" Suara Leon mengagetkanku.

Untunglah ia berdiri di balik sofa, sehingga ia tak melihat apa yang sedang kulakukan.

Astaga. Aku lupa memberi Leon makan siang. Ayah macam apa aku ini?

Aku menjadi lupa akan hal-hal penting ketika bersama Jane.

Aku pun beranjak dari posisiku semula. Dan bersikap selayaknya tak melakukan apapun di hadapan Leon.

Aku pun membenarkan celanaku yang hampir saja kulepaskan.

Kujatuhkan pandanganku kepada Jane. Tubuhnya bergetar hebat.

Apa aku membuatnya takut?

Jane membetulkan bajunya. Ia membuang pandangannya dariku. Ia tak mau menatapku.

Aku sepertinya telah membuatnya benar-benar takut.

Jane. Aku minta maaf. Seharusnya aku menahannya.

Aku harus berbicara secara personal padanya.

Kusentuh kedua pundaknya.

Jane pandanglah aku!

Namun ia menjauhiku dana beranjak menghampiri Leon.

"Kau lapar? Apa makanan favoritmu?" Tanya Jane ramah kepada jagoanku. Namun suaranya sedikit bergetar, sama seperti tubuhnya.

Perfect Family Member [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang