38. Bad Surprise

62.1K 4.6K 274
                                    


"Mommy..." Leon berteriak nyaring melihat Jane. Ia pun berlari ke arah Jane dengan enerjik.

"Oh Leon! Kau semakin tinggi!" Ucap Jane sembari memeluk Leon. Ia sangat merindukan bocah itu.

"Aku merindukan mommy" Ucap Leon matanya mulai berkaca-kaca. "Huweee..." Ia pun mulai menangis dipelukan Jane. Membuat Jane merasa sangat bersalah karena meninggalkan Leon.

"Aku juga sangat merindukan Leon." Balas Jane ia kemudian mengusap-ngusap rambut Leon. Air mata Jane mulai sedikit mengambang.

"Kupikir mommy tak akan kembali." Ucap Leon masih terisak. Pipinya semakin memerah.

"Aku di sini, nak." Ucap Jane sembari menciumi kening Leon.

Tangisan Leon pun berhenti dengam sendirinya. Tak seperti dulu ketika ia harus ditakut-takuti oleh cerita peri jahat

"Kenapa mommy pergi?" Tanya Leon polos.

Jane pun tersenyum mendengar peetanyaan Leon. Ia sudah mengira Leon akan mempertanyakan hal itu. Jane pun mengusap air mata Leon dengan jemarinya.

"Itu karena mommy harus menemani Tuan Reed." Ucap Jane mencoba memberikan pengertian.

"Kenapa?" Tanya Leon.

"Karena Tuan Reed takut sendirian. Ia harus ditemani."

"Kenapa tak suruh orang lain saja?" Tanya Leon. "Mommy bisa tinggal di sini. Kita bisa meminta Nyonya Kylie menemani Tuan Reed."

"Tidak bisa. Jika Nyonya Kylie menemani Tuan Reed bagaimana dengan anjingnya?"

"Aku ingin mommy di sini." Rajuk Leon. "Aku rindu mommy."

"Lihat. Aku di sini sekarang. Nanti setiap hari sabtu, mommy akan ke sini untuk bertemu Leon. Kita bisa main berdua seharian." Ucap Jane. "Bagaimana?"

"Janji?" Tanya Leon mengangkat kelingking kecilnya.

"Tentu." Ucap Jane sembari menempelkan kelingkingnya dengan kelingking milik Leon.

Leon sangat pengertian. Ia tahu Davis pasti sangat bersusah payah memberikan pengertian pada Leon sampai ia benar-benar menurut dan tidak rewel seperti sekarang.

"Ayah bilang mommy pergi membantu Tuan Reed untuk membuat taman bermain. Apa itu benar?" Tanya Leon.

"Ya. Kau pernah ke taman bermain?"

Leon menggelengkan kepalanya ia sangat lucu.

"Mommy sedang membuat taman bermain yang banyak agar seluruh anak-anak bisa pergi ke tempat itu. Bukan hanya anak-anak dari kota besar." Jelas Jane.

"Apa aku boleh datang ke tempat itu nantinya?"

"Tentu. Leon bisa pergi ke sana kapanpun karena taman bermain itu milik Tuan Reed."

"Aku juga ingin memiliki taman bermain ketika nanti besar." Ucap Leon sembari membayangkan seperti apa taman bermain miliknya nanti.

"Seperti Tuan Reed?"

"Ya. Tapi aku tak suka Tuan Reed, ia membuat mommy pergi dari sini." Ucap Leon merajuk.

Jane tersenyum melihat kelakuan Leon.

"Kau akan mengerti ketika besar nanti nak." Ucap Jane dalam hati.

"Jadi, Leon harus bersabar karena mommy akan sangat sibuk dan tak bisa menemani Leon ke sekolah. Leon mau membantuku 'kan?" Tanya Jane.

Leon mengangguk.

"Dan lihat! Aku bawa sesuatu untuk Leon." Ucap Jane sembari memberikan kantung kertas bergambar robot.

Perfect Family Member [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang