10. Orange Carrot

54.3K 4.7K 185
                                    


"Ayaaaah..." Sapa Lionel berlari mendekati ranjang pasien tempat Davis berbaring.

"Halo jagoan! Bagaimana sekolahmu?" Balas Davis. "Jangan berlari, kau bisa jatuh nanti." Sambungnya sambil membelai kepala Lionel.

"Hai Davis. Bagaimana keadaanmu?" Sapa Jane yang menyusul masuk dari balik pintu kamar pasien.

"Kurasa aku sudah baikan. Tapi dokter masih saja bersikeras membuatku menginap dua malam lagi." Ucap Davis.

"Jadi, bagaimana hari ini? Apa Lionel menyusahkanmu?" Tanya Davis.

Jane tersenyum. Kemudian ia menggeleng.

"Semalaman Lionel sempat menangis. Ia bilang rindu padamu." Ucap Jane.

"Maaf. Aku jadi merepotkanmu. Ini pasti karena empat hari lalu aku makan banyak seafood dengan rekan kerjaku." Ucap Davis kepada Jane yang duduk di dekat ranjangnya.

"Ini bukan apa-apa Davis. Aku berhutang banyak padamu. Tapi aku melakukannya bukan karena hal itu. Aku membantumu karena aku ingin melakukannya." Ucap Jane sambil menaruh tas kain yang dibawanya di atas side table.

Sudah tiga hari ini Davis dirawat di klinik kota. Sebelumnya, Davis sempat pingsan karena kolesterolnya yang tinggi. Untunglah pada saat itu ada Jane yang sedang bersamanya. Jane langsung sigap meminta pertolongan kepada tetangga terdekat.

Jane mengarahkan pandangannya ke piring makan siang Davis. Semuanya kosong, Davis menghabiskan makan siangnya, tak seperti dua hari kemarin ia menyisakan wortelnya.

"Jadi, hari ini kau menghabiskan wortelmu?" Tanya Jane.

"Hari ini sepertinya adalah hari keberuntunganku. Mereka tak menyediakannya." Ucap Davis sedikit tertawa kecil. "Oh ya. Leon apa kau sudah makan siang?"

"Sudah. Aku makan Tuna yang dibuat oleh Nona Jane." Ucap Lionel. "Masakan buatan Nona Jane sangat lezat."

"Oh ya?!" Tanya Davis.

Lionel mengangguk.

"Sepertinya, aku benar-benar merepotkanmu. Sorry" Ucap Davis.

"Tak perlu dipikirkan Davis. Kau harus segera sembuh. Nyonya Kylie sangat khawatir dengan keadaanmu." Ucap Jane.

"Jadi kau sudah berkenalan dengan Nyonya Kylie?"

"Ya. Dia wanita tua yang baik dan penyayang."

"Kau tahu Jane? Aku bersyukur ada kau sekarang."

"Maksudmu?" Tanya Jane heran.

"Aku bersyukur karena kau menjaga anakku dengan baik. Sehingga aku tak perlu merepotkan Nyonya Kylie."

"Kau juga sudah sering membantuku Davis." Ujar Jane.

"Selain itu, aku bersyukur aku pingsan hari itu. Setidaknya hal ini menahanmu untuk tetap berada di kota ini sampai sekarang. Kau belum pergi." Ucap Davis. "Terima Kasih"

"Pergi? Apa Nona Jane akan pergi dari sini?" Tiba-tiba dengan polosnya Lionel menanyakan hal itu karena mendengar kalimat yang diucapkan oleh ayahnya.

"Ya Lionel. Aku akan pergi tapi setelah ayahmu sembuh." Ucap Jane mencoba menjelaskan kepada bocah tampan di dekatnya. "Aku harus bekerja di suatu tempat."

"Nona Jane jangan pergi." Ucap Lionel, dahinya berkerut. "Ayah, buatlah Nona Jane tetap tinggal di rumah seperti sekarang." Pinta Lionel. Wajahnya menyendu.

Davis hanya melihat wajah anaknya yang terlihat sedih. Namun, saat ini Davis tak memiliki rangkaian kata yang indah untuk dijelaskan kepada Lionel. Pada kenyataannya, Jane memang ingin pergi dari kota ini.

Perfect Family Member [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang