35. Teddy Bear

68.4K 4.4K 257
                                    


Jane sedang duduk manis di ruang tunggu kantor Julian sembari memeluk tas bawaannya yang berisi makan siang untuk suaminya itu. Tak seperti biasanya, Julian masih melakukan pertemuan di ruangan kerjanya.

Samar-samar terdengar suara seseorang yang sedang marah-marah dengan nada cukup tinggi dari ruang kerja CEO.

"Julian"  Tebak Jane.

Beberapa saat kemudian, beberapa orang keluar dari ruangan Julian dengan wajah pucat pasi. Korban amukan Julian siang ini atau lebih tepatnya disebut karyawan.

"Nyonya Reed, silahkan." Ucap Ken, pria yang menjadi front desk khusus untuk ruangan CEO Dreamcity.

"Kau boleh makan siang, Ken." Ucap Jane sembari tersenyum kepada pria itu.

"Terimakasih Nyonya." Balas Ken sembari sedikit membungkuk sopan. Ia pun membukakan pintu ruang kerja Julian, mempersilahkan Jane masuk lalu setelahnya menutup pintu ruang kerja boss besarnya rapat-rapat.

"Pasangan suami istri itu bagai  langit dan bumi. Benar-benar bertolak belakang." Pikir Ken sembari meninggalkan tempat kerjanya untuk makan siang.

"Julian" Panggil Jane sembari menaruh tasnya di atas coffee table.

"Hmm..." Ucap Julian masih sibuk dengan berkasnya.

Jane pun menghampiri Julian yang sedang berdiri di dekat jendela. Memeluk prianya dari belakang.

Kemudian meraba-raba tubuh Julian.

"Jane. Are you in the mood?" Tanya Julian heran dengan tingkah istrinya.

"Tidak. Aku hanya sedang mencari tombol." Ucap Jane.

"Tombol?"

"Ya. Tombol untuk menonaktifkan Julian versi pemarah. Kau begitu berbeda ketika di kantor. Kau sangat serius dan dingin. Haha." Canda Jane.

"Apa Ken sudah pergi?" Tanya Julian.

"Ya. Sudah kusuruh ia makan siang."

Julian kemudian melepaskan pelukan istrinya. Dan berbalik menghadap istrinya. Julian melingkarkan tangannya di pinggul istrinya. Mimik wajahnya langsung benar- benar berubah.

"Maaf Nyonya Reed. Aku adalah keluaran terbaru. Aku tak memiliki tombol. Aku diaktifkan oleh sensor." Ucap Julian sembari tersenyum. Ia meletakkan berkasnya di meja kerja yang ada di sampingnya.

"Dan sensornya akan membuat versi pemarahku nonaktif."sambung Julian.

"Jadi apa bentuk sensornya?" Tanya Jane.

Jane membalas pelukan Julian.

"Sensor sentuh...?" Tanya Jane.

Jane kemudian berjinjit dan menyentuhkan bibirnya pada bibir Julian.

"Atau cium?" Tanya Jane. Spontan membuat Julian tersenyum.

"Tidak sepenuhnya benar. Pelukan dan ciuman hanya akan membuat versiku yang lain aktif." Ucap Julian. Kemudian menyingkirkan berkas-berkasnya dari meja kerjanya kasar. Membiarkan kertas-kertas itu berserakan di lantai.

Ia langsung mengangkat tubuh Jane dan mendudukannya di atas meja kerjanya.

"Versi mesum?" Tanya Jane.

Julian tak menjawab.

"Pintunya sudah terkunci?" Tanya Julian.

Jane hanya mengangguk.

Anggukan kepala istrinya membuat Julian tersenyum. Ia pun menyibakkan rok yang dipakai istrinya. Dan tangannya mulai menjamahi paha Jane.

"Apa kau gila? Ini di kantor." Ucap Jane.

Perfect Family Member [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang