13. Cheap Restaurant

58.7K 4.8K 854
                                    


"Ju... julian.." Ucap Jane terbata.

Dan matanya pun menjatuhkan setetes air mata dihadapan pria itu.

Tring...

Suara lonceng pintu berbunyi. Pertanda datangnya seorang pelanggan.

Sedangkan Jane masih terdiam menatap Julian di depannya. Ia mematung. Ia sungguh sangat merindukan sosok pria yang masih menjadi suaminya itu. Rasanya ia ingin langsung melompat dan memeluk Julian.

Tapi tak mungkin, ia sedang bekerja sekarang. Hal itu pasti akan membuat para pelanggan terganggu.

"Sayang, di luar sedikit hujan" Ucap seseorang yang baru saja memasuki Limestone.

Jane pun menoleh ke arah suara itu. Ia teramat sangat terkejut dengan apa yang dilihatnya.

Sophie.

"Ia memanggil Julian dengan kata sayang." Pikir Jane lesu.

Semuanya sudah jelas sekarang. Ya. Mereka sudah berbahagia berdua.

Tanpanya, hidup Julian jauh lebih baik. Hatinya hancur saat itu juga. Lukanya yang sudah kering seakan kembali membasah.

Ia kemudian membalikkan tubuhnya dari kedua orang itu.

"Tunggulah sebentar Tuan, pesanan anda akan siap dalam lima belas menit." Ucap Jane, nada bicaranya bergetar. Ia pun terus berjalan menuju pantry.

Saat ini, ia tak berani untuk menunjukkan wajahnya yang sudah siap untuk menumpahkan tangisan di hadapan kedua orang itu.

"Sayang, bu... bukankah itu Jane?" Tanya Sophie, ia sangat terkejut.

"Duduklah." Ajak Julian kepada Sophie sambil menarik kursi di dekatnya untuk Sophie. "Kau ingin pesan apa?" Tanya Julian.

"Aku tak lapar." Ucap Sophie sambil menundukkan kepalanya.

Sedangkan di balik pantry, Jane menangis sendirian sembari bersimpuh di lantai yang dingin.

¤ ¤ ¤

Davis POV

Pagi hari ini kuawali dengan siulan, aku sangat senang. Namun bukan hari ini saja aku merasa riang seperti ini, semua karena Jane. Ya. Jane sekarang adalah kekasihku.

Sudah tiga bulan ia menjadi kekasihku. Aku sendiri tak menyangka ia akan menerimaku.

Dan nampaknya Leon pun merasakan kebahagiaan yang sama dengan ku.

Bagiku dia begitu sempurna. Cantik, penyayang dan pintar memasak. Dan selain itu ia memiliki nilai tambah yang lain yaitu dada dan bokongnya cukup besar.

Dan aku memikirkan hal-hal yang seperti 'itu' lagi. Di dalam pikiranku aku sedikit bertanya-tanya mengapa ia tak ingin tidur satu kamar denganku. Ketika ia menginap di rumah Jane memilih untuk tidur bersama Leon.

Aku sedikit mengira-ngira, sepertinya dia adalah tipe wanita yang tak mau melakukan sex pranikah. Sama seperti Irina, istriku yang telah meninggal. Ya. Ia bukanlah penganut sex pranikah.

Tapi Jane tak pernah mengatakan apapun mengenai hal itu. Jadi aku hanya bisa menyimpulkannya saja.

Sebenarnya penganut no sex before marriage di negara yang kutinggali ini sangatlah jarang. Aku sendiri bukan penganut hal semacam itu, namun aku melakukannya pertama kali setelah menikah dengan Irina.

Perfect Family Member [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang