saw you

234 29 5
                                    

Harry POV

sebagai seorang pelayan cafe dia cukup cantik. ah kalau saja mom tidak memaksa untuk mencarikan istri buatku aku akan membawa gadis ini kehadapannya.

"nikmati kopi anda tuan"

sosoknya kini didepanku dengan membawa kopi pesananku. dia semakin cantik jika dilihat dari dekat. menyadari aku yang sedari tadi hanya diam tapi terus melihatnya dia berdehem dan menyadarkanku

"ada yang kau inginkan lagi tuan?"

"kau"

dia mengernyitkan dahinya tampak keheranan, beginipun dia tetap cantik.

"kalau tidak ada lagi saya permisi tuan"

"tunggu, kau belum menjelaskan apa yang kau bawa ini?"

"ini kopi yang kau pesan tadi tuan. kuharap kau menikmatinya"

"ya aku sangat menikmatimu"

dia sedari tadi ingin segera pergi dari hadapanku tapi tetap ku cegah dengan pertanyaan konyol. dan aku tahu aksiku barusan membuatnya menundukkan kepala, dia malu.

"siapa namamu love?"

"kylie"

"hey man?!"

"oh hai zayn"

kuraih jabatan tangan zain sahabatku yang sudah lama tak kujumpai tapi aku tak melihat kylie pelayan tadi. dia pasti sangat gugup sekarang.

_________

kylie POV

aku sangat gugup sekarang. ujung baju ku tampak kusut karena sedari tadi kuremas untuk menutupi kegugupanku. tanganku gemetar. tadi itu sangat menegangkan. saking gugupnya aku tidak kesulitan mengatur nafasku.

handphoneku bergetar kulihat nama jemas, dia pasti mencari keberadaanku sekarang.

"kyl kau dimana?"
"aku ditoilet"
"aku mencarimu kemana mana. apa kau masih lama? setelah ini apa kau punya jadwal lagi?"
"tidak aku sudah selesai dan aku tidak punya jadwal lagi. tunggu aku ditempatmu, bye"

kau akan baik baik saja kylie, kau bisa melakukan ini.

menarik nafas dalam-dalam dan terus meyakinkan diriku semuanya akan baik baik saja. keluar dari toilet segera mencari cari james di keramaian seperti ini. tak mudah menemukannya di kerumunan orang yang sudah memenuhi gedung kampus ini.

"kylie sebelah sini"

bisa ku dengar dia memanggilku. berdiri di depan pintu dengan jaket yang dipakainya dan satu jaket lagi hanya digenggamnya. jaket milik kenny yang sengaja disimpannya setiap mereka akan naik motor. dia tahu keburukan kenny sangat pelupa dengan hal-hal kecil seperti membawa jaket saat ingin naik motor.

"hei bagaimana ujiannya?"

"entahlah, aku cukup yakin dengan jawabanku tapi tetap saja aku cemas. aku rasa aku tidak akan tidur nyenyak sebelum pengumumannya keluar"

"aku yakin kau lulus, kau kan adikku. dan kalau memang kau belum bisa lulus, kau menikah saja"

"kau sedang melucu james? tapi aku tidak tertawa karena sama sekali tidak lucu. lagipula aku tidak punya kekasih"

"hei yang bisa menikah kan tidak hanya orang yang punya kekasih. berpacaran lama juga tidak menjamin akan bersatu dalam pernikahan. mungkin saja akan ada pria tampan kaya raya yang melamar mu besok. dan kau menikah lebih dulu dari pada aku dan kenny. siapa yang tahu?!"

"bicaramu benar-benar tidak jelas. sudahlah, ayo kita pulang aku lelah"

"ini pakai jaket ini"

"ah kau ini ukuran jaket kenny itu kebesaran buatku. aku tadi mau bawa jaket sendiri, kau melarangku"

"kau tetap cantik. selalu cantik"

"aku akan bilang pada kenny"

james sudah lebih dulu menaiki dan menyalakan dimotornya bersiap untuk pulang. segera ku menghampirinya dan perlahan meninggalkan kampus ini dengan sejuta harapan bisa menimba ilmu disini. semoga.

_______

Kenny POV

hanya nama kylie yang ada di kepalaku, aku tidak mau pria itu mengetahui namaku jadi aku harus menyamarkan namaku, hanya untuk berjaga jaga kalau saja dia datang kembali kesini dia tidak akan menemukanku. pasti ada yang salah dengan dirinya, baru kali ini aku bertemu dengan pria aneh seperti dia. siapapun yang melihatnya akan setuju denganku bahwa tatapannya tajam dan membuat siapa yang melihatnya tidak sanggup berpaling dari matanya. entahlah tapi aku sangat suka dengan warna hijau di matanya itu, seperti tenggelam, hilang dan tak tau arah kembali. tapi tetap saja dia pria asing yang aneh.

Jim ❤️ is calling

"hey, kamu dimana?"
"hey, aku masih di kafe sebentar lagi akan selesai. kamu dimana?"
"aku baru saja tiba dikantor"
"terima kasih sudah mau mengantar dan menjemput kylie yang ujian hari ini, kau tahu aku masih khawatir jika membiarkan dia pergi sendirian di kota ini. dia belum terlalu mengetahui kota ini"
"tentu saja sayang. dia kan adikku juga"
"ia kau benar"
"apa kau sudah bicara dengan orang tua mu setelah semalam?"
"be belum, tadi pagi aku berangkat pagi-pagi sekali mereka belum bangun, aku janji akan memberitahukan secepat mungkin"
"baiklah tidak apa apa sayang. aku akan setia menunggu mu"

aku sangat mencintai kekasihku, kami sudah bersama 2 tahun belakangan ini. apakah aku akan menerima lamarannya? beberapa hari lalu aku sangat yakin tapi melihat ekspresi mom dan dad semalam membuat keyakinanku sedikit goyah. bukannya aku tidak yakin menjadikannya suamiku hanya saja kini aku merasa ini terlalu cepat untuk kami, kami masih muda masih banyak yang ingin aku lakukan, aku ingin bekerja aku ingin membahagiakan mom dad dan kylie tapi aku tidak mungkin menolak jim. aku ingin dia yang menjadi milikku.

kuedarkan pandangan ku seluruh ruangan, lelaki itu sudah pergi. entahlah tapi aku sedikit kecewa, aku masih ingin melihatnya. memperhatikannya dari jauh. melihat ekspresi saat dia tersenyum, saat dia tertawa, saat dia serius dan saat dia menatapku. aku juga sangat tatto nya dan juga rambutnya yang panjang dan ikal. dia sangat tampan. tanpa sadar aku tersenyum dengan diriku sendiri. astaga apa yang terjadi padaku, kenapa jadi senyum-senyum sendiri? tapi apa aku bisa melihatnya lagi? atau pertemuan ini adalah yang pertama sekaligus yang terakhir? aku tidak mengenalnya tapi pria tampan yang baru saja duduk dimeja nomor 5 itu berhasil membuat jantungku berdetak tak karuan.

long JOURNEY Where stories live. Discover now