this love

217 32 8
                                    

Kenny

kurasakan bibirnya bergerak dibibirku. begitu pelan dan sangat lembut. aku membalasnya dengan tanganku dibelakang lehernya menariknya kearahku untuk memperdalam ciuman ini.

"Kau sangat cantik" ucapnya setengah berbisik padaku. saat dia kini mencium pipiku lembut.

perkataannya membuat pipiku merona dan jantungku yang bekerja lebih cepat dari biasanya. kutatap mata indahnya lekat-lekat, aku terpesona akan parasnya sejak pertama kali melihatnya.

ku tarik kembali tengkuknya mendekat denganku. ku cium bibirnya kuat-kuat dan dia terus membalasnya. semakin lama semakin ku perdalam ciumanku dan kurasakan dia kini mulai mengikuti permainanku. mengangkat dressku dan tanpa melepas ciuman ini aku duduk dipangkuannya. ciuman ini semakin liar yang aku sendiri tidak tahu dari mana aku mendapatkan keberanian untuk ini.

kurebahkan tubuhku dan menarik bajunya hingga kini dia berada diatas tubuhku. karena kehabisan nafas, kami menyudahi ciuman panas ini. dengan tatapan yang tak pernah mengarah ketempat lain selain matanya, kupegang tangannya dan menaruhnya didadaku, menuntunnya untuk menyentuhku lebih. dia selanjutnya mencium pipiku dan terus mengarah turun membuatku mendesah saat dia mengecupku berkali-kali.

aku kini berusaha membuka kancing kemejanya, aku tidak tahu sampai mana ini akan berlangsung aku hanya menginginkannya.

"aku tidak bisa" dengan kasar dia menghentikan tanganku saat berusaha membuka bajunya dan bangkit dari sofa kecil ini.

aku tidak tahu apa yang aku rasakan saat ini. dia menghentikanku saat dia sendiri tahu aku membutuhkannya, aku menginginkannya. apa dia tidak menginginkanku? kembali duduk dan membetulkan dress ku yang sedikit terbuka karena hal tadi. dengan nafas memburu dan kurasakan tubuhku yang terus bergetar. aku hanya diam menunggu dia untuk berbicara atau sekedar melihat keadaanku tapi dia tidak melakukannya, dia hanya berdiri membelakangiku. melihat lautan luas dari jendela rumah kami, maksudku rumahnya.

"aku akan mengantarmu pulang" ucapnya tanpa melihat ke arahku, dia hanya bergerak mengambil kunci motor yang disimpannya dimeja saat tadi kami datang.

"kau mengusirku?" pertanyaanku berhasil membuatnya berhenti.

"tidak, aku hanya..", "kau menolakku" dengan cepat ku potong sebelum dia berbicara lebih jauh. aku paham maksudnya, dia menolakku.

"percayalah, menolakmu adalah hal yang paling tidak bisa aku lakukan" melangkah kearahku dan melihatku dengan tatapan sedihnya.

"tapi kau baru saja melakukannya" aku tidak sanggup melihatnya, dia pria yang ku cintai baru saja menolakku. "kita belum siap melakukan ini" meremas tanganku memberikan ku kekuatan untuk melihat kedalam matanya. dengan dia duduk didepanku, aku terus mencari-cari kebenaran dimatanya.

"kau menolakku karena kau tidak mencintaiku" tuhan tahu aku menyakiti diriku sendiri dengan mengatakannya.

aku sudah tidak tahan dan kulepaskan tangannya yang sedari tadi memegangku. dengan cepat aku berdiri dan meninggalkannya. tapi dengan cepat dia tetap bisa menggapaiku dan menarik tubuhku kepelukannya. semakin ku coba melepasnya semakin dia mempererat dekapannya.

"maafkan aku, tolong jangan seperti ini" entah sejak kapan air mataku membasahi pipiku yang sekarang juga telah membasahi baju jim.

kami terus berpelukan, untuk beberapa saat dengan aku berada dipelukannya, jim memberikanku kenyamanan untuk melupakan rasa kecewaku. "aku butuh waktu, aku rasa sebaiknya kita tidak bertemu dulu" setengah berbisik aku mengatakannya. entah kenapa aku merasa butuh waktu. dia membuatku kecewa tapi aku juga membuatnya terluka dengan berkencan dengan pria lain dibelakangnya.

"kenapa? apa perbuatanku begitu melukaimu? kalau iya aku mohon maafkan aku" ketakutan tampak terlihat diwajah jim. "bukan begitu, aku rasa kita butuh waktu untuk memikirkan ini. begitu banyak yang terjadi berikan waktu untuk kita berdua berfikir dan menjernihkan fikiran"

"kau bosan denganku?" apa aku merasa bosan dengan jimmy? kami sudah bersama untuk waktu yang cukup lama. kami saling mencintai, tapi apa cintaku masih sama seperti dulu?

"apa kau sudah bosan denganku kenny sehingga kau butuh waktu untuk kita tidak bertemu dulu?" sebelum ku jawab dia kembali bertanya tanpa aku sendiri tau apa jawabanya.

"jim, aku....", "wajar jika kau bosan denganku, aku tidak pernah bisa menjadi yang kau mau. aku bahkan tidak punya pekerjaan tetap, keluargamu tidak kunjung menerima ku" tatapannya kini tak lagi melihatku, dia terlihat sangat terluka. aku tidak tahan melihatnya seperti ini.

"aku tidak pernah bosan denganmu jim. bagaimana kau bisa berfikiran seperti itu" aku kembali memeluk tubuhnya menghantarkan cintaku padanya.

"apa kau bertemu dengan pria lain" ya, jim dan aku tidak bisa berhenti memikirkannya. "tidak jim tidak ada pria lain, hanya kau. percayalah padaku" aku mencintai jim. hanya dia satu-satunya pria yang ku cintai. tidak ada yang lain. tidak dengan edward sekalipun.

"kau tidak ingin aku menemuimu?" melepas pelukanku dan menatapku lekat. "ya tidak. maksudku aku tidak tau jim. aku tadi shock dan merasa malu kau menolakku" aku harus jujur pada jim pada apa yang sebenarnya kurasakan. aku tahu dia akan mengerti. jim menatapku dengan lembut dan memelukku erat.

"kau tau aku pria sejati tidak akan bisa menolak wanita kan?! apa lagi jika itu wanita yang kucintai. aku hanya tidak ingin kita melakukannya karena nafsu. aku ingin melakukannya karena cinta. saat kau menjadi istriku dan aku menjadi suamimu" jim menjelaskan semua padaku tanpa melepaskan pelukanku.

"tapi darimana kau belajar melakukan hal seperti tadi heh? aku belum pernah mengajarkanmu" jim melihatku sementara aku hanya mengerutkan dahi tak tahu apa maksudnya.
"tadi, saat kau menciumku dengan gairah dan sangat intim" dia kini menggelitikku membuatku tertawa tapi sebenarnya itu membuatku sangat malu.

"sudah jim. aku malu" semua ini karena edward, dia yang membuatku seperti bukan diriku lagi saat kembali dari puncak. saat dia menciumku untuk pertama kalinya membuatku ingin merasakan yang lebih darinya. maafkan aku jim.
______

hari telah gelap saat aku dan jim tiba di apartement. yah kami memutuskan untuk melupakan semua kejadian tadi sore. seperti biasanya kami selalu bisa mengatasinya, karena cinta.

"kenapa kau senyum-senyum sendiri?" jim membuyarkan lamunanku, aku hanya memberikan senyum terbaikku padanya. aku tahu dia pasti sudah mengetahui kenapa aku senyum-senyum sendiri. dengan tangan saling bergandengan dan berjalan beriringan ke depan pintu apartement.

"aku mencintaimu jim" tak pernah cukup waktu untukku menyatakan cintaku pada jim.

"aku tahu dan aku juga mencintaimu" jim mencium sayang dahiku. ah aku selalu ingin merasakan ini.

"kenny, jim. kalian telah pulang?" kylie membuka pintu dan dengan senyum dia menyapa kami.

"ia kylie, kami baru kembali" jim dengan ramah memeluk kylie. tapi ada apa dengan kylie?

"kylie, kau baik-baik saja? kenapa kau menangis?"

long JOURNEY Where stories live. Discover now