"Pagi senjaa."
"Suara itu, suara yang selalu terngiang dalam lamunanku. Bulan? Ah sepertinya tidak mungkin. Apa ini hanya mimpi?"batinku berkata.
"Hey senja, kenapa ngelamun?"
"Suara itu ada lagi. Benarkah? Apa benar itu bulan? Ah tapi mustahil."batinku terus bertanya.
"Hey senja, kamu ngga apa-apa?"
"Ha? Bulan? Eh iya ngga apa-apa kok."
"Kamu kenapa kok tadi ngelamun?"
"Eh haha iya tadi aku lg mikirin sesuatu."
"Mikirin aku ya?"
"Ih engga yee so tau kamu."
"Lah terus kalo bukan mikirin aku, kamu mikirin siapa? Bukannya kamu suka sama aku ya? haha"
"Ih bulan, apaansih GR banget jadi orang. Emang kata siapa aku suka sama kamu?"
"Keliatan lagi dari cara kamu ngeperlakuin aku gimana, sikap kamu beda sama aku daripada sikap kamu ke anak cowo kls yang lainnya."
"Perasaan kamu aja kali. Hahaha udah yu ah."
"Hmm dasar wanita."
***
Dingdong.. Dingdong..
Bel pulang pun berbunyi."Senjaaa"
"Eh iya kenapa bulan?"
"Kamu hari ini disuruh pulang cepet ngga?"
"Ha? engga. Kenapa emang?"
"Mau ngga temenin aku sebentar. Ngerjain lks doang kok."
"Ha?"
"Iya gmna? Tp kalo ngga mau juga ngga apa-apa sih."
"Eh, iya hayu aja."
"Wih bener? Makasih ya."
"Iyaiya kalem aja"
***
Sementara itu dikelas hanya ada aku, bulan, fani dan resza."Fan ke kantin yuk laper." ucap resza
"Hayu za."
"Eh mal mau ikut ngga ke kantin?" tanya resza padaku.
Namun sebelum aku menjawab tiba-tiba bulan memotong perkataanku.
"Engga za sok aja, senja lagi ngebantuin aku nih." ucap bulan yang membuat jantungku berdegup kencang.
Resza dan fanipun pergi meninggalkan ku dengan bulan.
Suasana kelaspun semakin canggung.
Jantungku pun semakin berdegup kencang ketika bulan menatapku."Tak biasanya bulan seperti ini. Tuhan, aku harus gimana? Aku degdegan banget ini. Kenapa bulan ngeliatin aku terus? Ya ampun lemes gini, gemeteran juga."batinku terus berkata tanpa henti
Tiba-tiba bulan berkata
"Senja aku sayang kamu."
Deg jantungku rasanya sudah berhenti berdegup. Apa ini mimpi?
"Ha? Maksud kamu lan?"
"Iya, aku sayang kamu. Kamu gimana?"
"Ha aku.. Aku.."
Tiba-tiba bulan mencium keningku sedangkan aku belum menyelesaikan perkataanku tadi.
Jantungku semakin berdegup kencang. Rasanya aku ingin menangis, berteriak, seolah tak percaya semua ini bisa terjadi.
"Gimana?"
"Hmm iya."
"Iya?"
"Iya aku juga sayang sama kamu lan."
"Makasih senja. Maaf ya udah bikin kamu ragu sama aku."
"Eh iya lan ngga apa-apa kok."
Tiba-tiba resza dan fani pun kembali ke kelas.
"Hey kalian berdua aja abis ngapain hayo?"
"Kita abis ngerjain lks doang yee, eh aku sama senja pulang duluan ya." ucap bulan dan langsung memegang tanganku tanpa berkata sedikitpun padaku.
***
"Senjaa bangun."
"Loh mah kok aku ada disini sih? Kan tadi aku dikelas sm bulan."
"Lah kamu ngaco ya. Coba liat jam berapa."
"Eh iya-iya jam 5 ternyata hehe."
"Yaudah cepet mandi terus sholat."
"Iya mah."
Sudah kuduga ternyata tadi hanyalah sebuah mimpi.
Mana mungkin bulan berkata seperti itu hahahaAku selalu tersenyum sendiri jika mengingat mimpi itu lagi.
"Bulan jika selalu bersamamu hanya bisa ku lakukan di dalam mimpi. Mungkin aku tak ingin terbangun untuk saat ini, esok dan selamanya."batinku berkata
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Bersama Bulan
RomanceSebenernya cinta sesungguhnya itu apasih? Apakah ketika kita benar-benar menyukai seseorang sejak lama tapi kita tak berani mengungkapkannya? Atau ketika ada seseorang yang masuk kedalam hidup kita, lalu ia membuat kita penasaran setengah mati dan m...