03:00
Drtt.. Drrttt..
Handphone ku terus berubunyi dan akupun terbangun.
'Duh siapasih jam segini nelpon ganggu aja' gumanku dalam hati dan langsung mengangkatnya tanpa melihat layar hp ku terlebih dahulu.
👧Halo ini siapa ya?
👨ini aku Galih. Cepet ganti baju aku udah depan rumah
👧Ha? Emang kita mau kemana?
👨Kita mau lihat sunrise. Udahlama galiat sunrise diatas rumah pohon kan?
👧Ih hayuuu! Bentar. Tungguu! Aku ganti baju dulu trs izin ke ayah
👨iyaa gih. Jangan lupa pake jaket ya
👧siapp bos. Tunggu ya bentar
👨iyaudah cepetanAkupun langsung ganti baju dan pergi kekamar ayahku untuk minta izin keluar. Lalu aku segera turun kebawah dan menemui Galih yang sudah menungguku sejak tadi.
'Hoammm.' Akupun menguap dan tanganku menepuk² mulutku
'Masih ngantuk?' tanya Galih yang seharusnya tak perlu kujawab.
'Iyanihh. Semalem aku begadang abis nonton drama korea.'
'Suruh siapa begadang huh.'
'Ckckck' Akupun hanya tertawa dan terus mengucek-ngucek mataku karena kurasa aku masih setengah sadar.
'Baru bangun aja masih cantik. Yaudah yu nanti keburu mataharinya terbit.' Galihpun menarikku dan langsung menggenggam tanganku.
Degg..
Jantungku berdegup kencang. Kantukku langsung hilang ketika Galih menggenggam erat tanganku. Aku hanya menatap Galih dari belakang dan sesekali melihat tanganku yang di genggam oleh Galih. Seolah Galih tak ingin kehilanganku untuk yang kedua kalinya.'Hey kamu kenapasih? Ngelamunin apa? Perasaan daritadi ngelamun terus. Masih ngantuk ya?'
'Hmm iyanih masih ngantuk.'
'Yaudah nanti pas udah liat sunrise. Tidur lagi aja dirumah pohon. Udah aku sediain sofa.'
'Wah di atas ada sofa?'
'Iya soalnya tiap kali aku tiba² kefikiran kamu ya pasti aku kesini. Kadang juga aku tidur disini. Yaudah yuk naik. Kamu duluan. Aku belakangan.'
Sama seperti dulu. Sikap Galih tak berubah sama sekali. Sikap dia yang selalu membuatku merasa baik-baik saja jika Galih berada disampingku.
Sesampainya dirumah pohon. Ternyata rumah pohonnya tak berubah sama sekali. Rumah pohon itu berwarna putih dalamnya banyak sekali foto aku sama Galih waktu kecil. Dan disana juga ada lampu kecil berwarna pink. Mungkin yang baru adalah sofa itu tapi tetap saja sofanya berwarna pink juga. Mungkin galih sengaja membeli sofa pink itu karena galih tau aku sangat menyukai warna pink.
Aku duduk berdua bersama galih sambil menatap sunrise yang sedikit demi sedikit terbit.
'Hey kamu kenapa ngelamun aja?' tanya galih padaku.
Namun tanpa aku sadar. Tiba-tiba aku berkata. Seolah bibirku bergerak sendiri. Akupun menjawab;
'Aku rindu. Rindu saat-saat bersamamu dulu. Rindu saat kamu selalu berada disampingku dan membuatku merasa akan baik-baik saja jika berada didekatmu.' Dan tanpa terasa airmataku pun menetes.
Galih yang langsung menatapku karena jawabanku ini. Ia tak mengalihkan pandangannya sama sekali. Namun aku terus menatap sunrise yang kini sudah hampir terbit semuanya.
'Kamu nangis? Kan aku udah bilang. Kamu jelek kalo nangis. Senja punyanya Galih itu cantik. Kalo jelek berarti bukan senjanya Galih.'
Akupun langsung menangis dan tak kuat lagi menahan ribuan airmata yang sudah memaksa untuk mengalir deras. Dan galih langsung memelukku.
'Maafin aku Galih. Aku ga bisa nurut sama kamu. Aku gabisa nahan airmata ini galih. Maafin aku'
Ingin rasanya aku kembali kemasa-masa dulu. Masa dimana hidupku hanya milik Galih seorang.
Tak seperti sekarang. Setengah dari dihidupku sudah direbut paksa oleh Bulan, lalu hampir saja kemarin setengahnya lagi di rebut oleh rio.
Aku ingin kembali. Kembali pada masa-masa ketika aku belum mengenal bulan, mengenal rio.
Mungkin jika dulu aku tak pindah kesubang. Aku akan tetap disini bersama Galih. Menikmati setiap tetes embun disetiap paginya.
Aku ingin kembali lagi.
Akupun terus menangis dan hingga akhirnya tak terasa akupun terlelap dalam pelukan Galih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Bersama Bulan
RomanceSebenernya cinta sesungguhnya itu apasih? Apakah ketika kita benar-benar menyukai seseorang sejak lama tapi kita tak berani mengungkapkannya? Atau ketika ada seseorang yang masuk kedalam hidup kita, lalu ia membuat kita penasaran setengah mati dan m...