Cerita SMA Senja [15]

500 13 0
                                    

Pagi ini, subang cuacanya mendung. Aku terbangun karena mendengar suara adzan subuh dan akupun segera melaksanakan sholat subuh yang diwajibkan oleh agamaku.

Setelah sholat akupun tadinya akan melanjutkan tidurku kembali karena hari ini sekolahku libur dan berangkat kejakarta pun masih 2jam an lagi. Namun tiba-tiba handphone ku berdering. Setelah kubuka ternyata..

'Selamat pagi senja, bagaimana tadi malam? Tidurmu nyenyak? Bagaimana mimpimu? Apakah sang bulan masih menjadi pemiliknya atau sudah terganti?'

Ya ini pesan dari rio. Entah kenapa akupun mulai penasaran dengan seorang lelaki yang sejak awalpun aku tak pernah mengenalinya sedikitpun. Akupun tersenyum ketika membaca isi pesannya tapi setelah ia menanyakan perihal tentang bulan aku pun termenung sejenak.

Apa aku masih menyayangi bulan? Apa aku belum lelah untuk jatuh cinta kepada bulan? Apa benar hatiku masih milik bulan? Jika benar lalu sampai kapan ini berakhir? Bagaimana akhirnya? Aku ingin tau tuhan. Karena yang aku tau cinta hanya butuh balasan bukan alasan.

'Bangun senja. Jangan sampai kamu melewati indahnya sinar mentari dikala ia akan terbangun dari lelapnya.' Riopun mengirim pesan padaku lagi.

'Pagi juga ya. Aku udah bangun kok hehe. Tanyanya satu-satu dong aku bingung mau jawab duluan yang mana :b' balasku.

'Bukannya jatuh cinta memang selalu dihantui oleh seribu pertanyaan ya? Kamu tak perlu menjawab satu-satu. Aku hanya membutuhkan satu jawaban darimu yang mencakup seribu pertanyaanku senja.' jawab rio yang membuatku sontak bertanya-tanya mengenai maksud pesannya itu.

'Maksud kamu? Jadi kamu lagi jatuh cinta?' aku hanya membalas singkat.

'Sangat! Bukan lagi sekerdar jatuh cinta.'

'Wihh. Sama siapa nih?'

'Kamu ga tau?'

'Ha? Emang aku kenal? Siapa namanya? Anak sekolahan kita juga?'

'Sangat kenal. Namanya.. Yap! Anak sekolahan kita.'

'Namanya siapasihh?'

'Jangan kaget ya.'

'Iya iya ngga akan.'

'Namanya Senja Audrey calista.'

'Aku? Kamu serius? Kok bisa?'

'Lebih dari serius. Apa kamu ngga sadar jika setiap harinya kamu telah mencuri oksigen dari alam?'

'Hmm. Maksud kamu? Maaf aku kurang ngerti tentang filsafat:b'

'Ayolah senja. Apa segitu besarnya perasaanmu terhadap bulan sehingga kamu tak pernah melirik sedikitpun pada seseorang yang selalu memperhatikan mu?'

'Maaf rio. Tapi aku bener² ngga tau.'

'Jadi, Apa aku ngga bisa gantiin bulan ja?'

'Rio untuk saat ini kuncinya memang masih berada di bulan. Aku tak bisa mengambilnya sendiri kecuali ada orang lain yang mengambil paksa dari bulan.'

'Baiklah senja. Jika begitu aku akan menjadi seseorang itu.'

'Silahkan. Aku harap kamu bisa. Aku tunggu ya.'

'Doakan aku ya senja.'

'Pasti. Semangat bertarung melawan waktu rio'

***
09:00

''Senja kamu udah siap?" tanya mamah.

"Udah mah. Berangkat sekarang?"jawabku.

"Iya yuk. Ayah udah nunggu di mobil tuh sama adik kamu."

"Okey mah bentar aku ambil tas dulu dikamar."

"Mamah tunggu dimobil ya."

"Siap bossss"

Akupun berangkat kejakarta yang rencananya aku sekeluarga akan melaksanakan lebaran dirumah omaku. Oma riri, dia adalah mamahnya ayahku. Seperti biasa rumah oma riri memang selalu menjadi tempat berkumpulnya seluruh keluarga yang memang sudah lama tak jumpa karena sibuk mengurusi keluarganya masing-masing dan dikarenakan setelah uwa yudi, kaka ayahku yang setelah menikah langsung pindah ke jakarta selatan, Bi tati adik ayahku yang setelah menikah ia langsung pindah ke surabaya karena suaminya memang dipindah tugaskan ke surabaya.

Aku memang tipe orang yang selalu tidur ketika mendapatkan zona nyaman hehehe

Tak terasa perjalanan ini hanya memakan satu setengah jam dan jalanan memang cukup lancar. Akupun dibangunkan ayahku

'Teh bangun udah nyampe.'

'Hmm iya yah.'

'Udah ayo cepet masuk terus mandi ya.'

'Iya yah iya. Tas teteh mana yah?'

'Udah ayah simpen dikamar atas.'

'Oh okedehhh'

Akupun masuk kedalam rumah oma. Dan setelah aku masuk terlihat sosok wanita yang tersenyum sangat cantik, dia adalah oma riri. Menurutku dia sangat awet muda. Banyak orang yang bilang jika aku cucu yang paling mirip dengannya. Akupun langsung menghampiri oma dan langsung memeluknya.

'Oma teteh kangennn' airmataku pun tiba-tiba menetes.

'Oma juga kangen pisan ih ka teteh.' omaku memang aslinya orang bandung namun ia pindah kejakarta karena opaku yang dulunya seorang perwira TNI dipindah tugaskan ke jakarta namun sepertinya sejauh apapun opaku dipindahkan oma memang sudah terlanjur jatuh cinta dengan sunda. Maka dari itu ia selalu menggunakan bahasa sunda. Kalo kata omasih 'sunda emang atos nyatu sareng getih oma teh. Jadi teu tiasa di piceun sakedikpun' . hehehe

Hidup sundaaaaaaaa!

Senja Bersama BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang