Chapter 2

451 32 1
                                    


Mingyu dipanggil lagi ke ruangan atasan tertinggi perusahaan tempatnya bekerja. Sebenarnya dia tahu kenapa ia dipanggil. Yang jelas bukan karna pekerjaan. Kalau ia dipanggil karna pekerjaan tidak mungkin orang-orang saat ini memperhatikannya sambil berbisik.

Ya, Mingyu sudah sangat tahu jika rumor tentang hubungannya dengan Presiden Jeon sudah menyebar hampir ke seluruh perusahaan. Mingyu bahkan yakin Presiden Jeon, atau Wonwoo, juga mendengar rumor itu. Tapi sepertinya Wonwoo sama sekali tidak peduli dengan rumor itu. Buktinya dia tetap selalu memanggil Mingyu ke ruangannya.

"Duduklah..." sambut Wonwoo begitu Mingyu masuk ke dalam ruangan. "Aku butuh bantuanmu untuk melakukan presentasi ke perusahaan PCY..."

Mingyu memperhatikan Wonwoo dengan bingung. Dia sedikit ragu dengan Wonwoo yang memanggilnya karena urusan pekerjaan.

"Anda seharusnya menghubungi Manager Nam jika ada pekerjaan yang harus kulakukan..." kata Mingyu. "Dia atasanku dan aku akan dimarahinya jika aku menerima pekerjaan tanpa persetujuan darinya..."

"Kau lupa siapa aku di sini?"

Mingyu terdiam sejenak.

"Aku bahkan bisa membuatmu menjabat jabatan yang lebih tinggi dari Manager Nam! Kau mau aku melakukannya agar aku bisa dengan bebas memanggilmu kapan saja?"

"Aku mohon... berhenti mengistimewakan diriku di perusahaan ini, Hyung..."

Wonwoo terdiam. Pandangannya tak sedikitpun berpaling dari pria yang sudah dikenalnya selama hampir dua puluh tahun itu. Pria yang sudah ia kenal sejak ia masih berumur enam tahun. Pria yang sangat berharga untuknya, sebagai sahabat. Tidak. Bahkan lebih dari sahabat.

"Kau sudah berubah, Mingyu..." gumam Wonwoo pelan.

Mingyu menunduk. Tak berani memandang Wonwoo. Ia hanya bisa merasakan jaraknya dan Wonwoo semakin dekat. Wonwoo menghampirinya, meraih kedua tangannya dan menggenggamnya erat.

"Apa hubungan kita yang seperti ini yang kau inginkan?" tanya Wonwoo.

Tak ada jawaban dari Mingyu. Pria itu masih tertunduk.

"Lihat aku!!!"

Dan Mingyu pun mengangkat kepalanya. Bisa dia lihat dengan jelas bagaimana Wonwoo menatapnya dengan kecewa. Mingyu selalu sedih jika melihat Wonwoo dengan ekspresi seperti ini. Entah kenapa hatinya terasa sangat sakit melihat sorot mata Wonwoo yang menunjukkan bahwa pria itu benar-benar terluka.

"Apa ini yang kau inginkan, eoh?" tanya Wonwoo lagi. "JAWAAB AKU!!"

"KAU SUDAH MENIKAHH, HYUNG!" Mingyu langsung membalas bentakan Wonwoo dengan bentakan yang lebih kuat.

Wonwoo melepaskan tangannya dari tangan Mingyu. Ia membalikkan badannya, mengacak-acak rambutnya untuk mencoba menenangkan dirinya. Namun tampaknya tingkat kekesalan Wonwoo sudah memuncak. Namja itu pun berbalik lagi ke Mingyu dan...

"Kau kan tahu kalau aku tak pernah menginginkan pernikahan ini terjadi! Kau yang memaksaku untuk menikahi gadis itu! Kau yang memaksaku meninggalkanmu! Sekalipun kau tahu kalau aku tak akan pernah bisa melakukannya!"

"Hyung..."

"Aku sama sekali tidak bahagia, Mingyu-ya! Aku tidak bahagia hidup bersama gadis itu. Aku tak mencintainya! Aku bahkan membiarkan ibuku mengharapkan sesuatu yang tak akan pernah terjadi!"

Mingyu menghela nafas panjang. Dia menyerah. Ya, dia menyerah pada Wonwoo. Sesungguhnya hal yang dialami Wonwoo selama satu tahun terakhir juga dialaminya. Bahkan sebenarnya Mingyu merasakan sakit yang lebih dalam dari Wonwoo.

Because of Love (Sequel of Between Love and Gender)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang