Chapter 5

325 32 1
                                    

Entah ini mimpi atau bukan, tapi jelas apa yang Byeol rasakan saat ini begitu nyata. Wonwoo menciumnya. Bahkan memeluknya dengan sangat erat. Byeol yang masih tak percaya hanya membelalakkan matanya, membiarkan Wonwoo terus menciumnya. Namun...

Bukankah ini yang diinginkannya?

Di saat itulah Byeol mulai memejamkan matanya. Dilingkarkannya tangannya ke tengkuk Wonwoo, lalu membalas ciuman pria itu. Wonwoo mempererat pelukannya ke wanita itu. Hingga tak ada lagi jarak di antara tubuh mereka. Tangan Wonwoo bahkan mulai bergerak di bagian belakang tubuh Byeol. Di sisi lain kaki mereka mulai membawa mereka masuk ke dalam kamar.

Buk!

Byeol terhempas ke tempat tidur. Ciuman mereka pun berhenti. Wonwoo naik ke atas tubuh Byeol dengan masih menatap istrinya itu. Wonwoo membuka kancing kemejanya satu per satu, lalu melepaskannya hingga dia top-less. Byeol menelan salivanya. Setelah satu tahun menikah, inikah saatnya mereka meresmikan hubungan suami-istri mereka?

"Won...woo ya!!!" Wonwoo menutup mulut Byeol dengan bibirnya. Sementara tangannya mulai bergerak liar menelusuri tubuh Byeol. Hingga akhirnya, mereka benar-benar melakukannya malam itu.

.

.

.

.

Tepat jam sembilan pagi Mingyu sudah tiba di kantor. Ia melangkahkan kakinya ke ruangan Wonwoo. Semalaman pria itu tak mengangkat teleponnya.

"Presiden Jeon hari ini tidak masuk, Mingyu-ssi..." kata sekretaris pribadi Wonwoo.

"Ne?"

Mingyu mengeryitkan dahinya heran. Kenapa Wonwoo tak memberitahunya jika ia tidak masuk? Bukankah mereka sudah janjian untuk makan siang bersama begitu Wonwoo pulang dari Jepang?

.

.

.

.

.

Sementara itu di apartment, matahari pagi menyambut sepasang suami istri yang masih tidur di tempat tidur mereka. Sinar matahari pun mencuri masuk melalui sela-sela jendela dan menyinari tepat ke wajah si pria. Wonwoo mengeryitkan dahinya karena silau. Ia ingin membuka matanya namun di saat itulah Wonwoo merasa kepalanya begitu pusing.

Di sisi lain Wonwoo merasa ada yang aneh dengan dirinya. Tangan kirinya terasa pegal dan tak bisa bergerak. Wonwoo menoleh, melihat ada sebuah kepala terbaring di atas lengannya itu. Sementara tangannya yang lain sedang melingkar ke perut seseorang. Ditambah lagi Wonwoo sadar jika dia sedang tidak mengenakan apapun.

Wonwoo membelalakkan matanya kaget. Dia segera menarik tangannya, membangunkan wanita yang tidur di pelukannya semalaman. Wanita itu jelas adalah Byeol.

"A...apa yang kau lakukan?" tanya Wonwoo menyambut pagi Byeol.

Wanita itu bangun. Lalu menarik selimut untuk menutupi tubuhnya, "Ma...maksudmu?"

Wonwoo memperhatikan Byeol dengan seksama. Gadis itu terlihat begitu lelah. Ada bekas merah keungu-unguan di sekujur leher dan pundaknya. Dan di saat itulah Wonwoo segera beranjak dari tempat tidurnya lalu masuk ke dalam kamar mandi.

.

.

.

.

.

[ Siang harinya... ]

"Hyung?"

"Wonwoo-hyung?"

"Hyung!"

"Eoh?" Wonwoo bergidik begitu Mingyu memecahkan lamunannya. "Kau memanggilku?"

Mingyu terlihat kesal, "Apa yang terjadi? Kau seperti sedang memikirkan sesuatu..."

Wonwoo menggeleng, "Tidak terjadi apa-apa... ayo kita makan, ini akan dingin jika kita tidak segera memakannya..."

Wonwoo pun mulai menyantap steak yang dipesannya. Sementara di depannya, Mingyu masih menatapnya curiga.

.

.

.

.

Klik!

Byeol bergegas keluar kamar begitu ia mendengar suara Wonwoo yang membuka pintu apartment, "Kau sudah pulang?" sambut Byeol dengan senyum lebar.

Sejenak Wonwoo menatap Byeol yang tidak seperti biasanya. Lalu ia memilih mengabaikannya.

"Wonwoo-ya, apa kau ingin aku buatkan sesuatu?" Byeol menghampiri Wonwoo dan memeluk lengannya. "Kau terlihat lelah... apa kau ingin aku pijit?"

"LEPASKAN AKU!!!" bentak Wonwoo menjauhkan Byeol darinya.

"Won...woo-ya?"

"Apa yang sedang kau lakukan? Apa kau pikir karena apa yang terjadi semalam akan membuatku mulai menerima hubungan kita?"

"Apa... yang kau bicarakan? Semalam... kau..."

"Aku benar-benar tidak tahu kenapa aku bisa melakukannya padamu! Aku bahkan tidak ingat apakah aku yang mulai menyentuhmu atau kau yang menggodaku!"

PLAAAAKKK!!

Untuk pertama kalinya Wonwoo ditampar oleh seorang perempuan. Wonwoo memegang pipinya yang terasa perih. Ia melirik Byeol yang menatapnya dengan mata berkaca-kaca.

"Kau benar-benar brengsek, Jeon Wonwoo!" gumam Byeol dengan nada lirih.

Byeol pun segera masuk ke dalam kamarnya. Wonwoo masih membeku di tempatnya berdiri. Ia hanya mendengar suara pintu lemari yang terbuka, lalu suara-suara berisik serta isak tangis Byeol. Sesaat kemudian Byeol keluar dari kamar itu dengan membawa tas kopernya. Tanpa melihat wajah Wonwoo wanita itu pun keluar dari apartment, meninggalkan Wonwoo sendirian.

"SIAAALL!!!" teriak Wonwoo sembari mengacak rambutnya kesal.

Dan sejak saat itu, Byeol tak pernah kembali ke apartment itu.

.

.

.

.

.

.

.
TBC

Iya tahu kok part yang ini pendek. Maafkan Author ya...

Because of Love (Sequel of Between Love and Gender)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang