Chapter 13

303 28 1
                                    


Yo~

Mau sapa jingu-deul sekalian, semoga sehat selalu dan tetap cinta Seventeen ya!

Author makin semangat nih lanjutin cerita ini. Dan mohon maaf karena cerita ini sepertinya akan sangat panjang chapternya!

.

.

.

.

.

.

.


Pukul delapan pagi, Seolri sudah bangun dari tidurnya. Sebenarnya dia masih sangat mengantuk. Sesuatu membuat dia tak bisa tidur semalam. Kalau saja Bibi Jo tidak membangunkannya untuk membantu membuka toko.

"Eoh?" gumam Seolri heran dengan toko bibinya yang sudah dibuka. Semua meja dan kursi sudah tersusun rapi. "Siapa yang mengerjakan ini semua?"

"Tentu saja calon pacarmu itu..." celetuk Bibi Jo.

"Lalu di mana dia sekarang?"

"Karna butuh waktu tiga puluh menit untuk membangunkanmu, aku menyuruhnya mengantarkan pesanan katring keluarga Jung..."

Seolri menggaruk-garuk kepalanya yang sedikit gatal. Keluarga Jung? Ya, itu adalah salah satu tetangga terkaya di kompleks perumahan ini. Seolri sangat mengenal mereka. Terutama dengan anak perempuan mereka yang seusia dengannya. Tunggu. Bibi Jo menyuruh Mingyu mengantar pesanan ke rumah keluarga Jung?

"Sial..."gerutu Seolri saat ia mengingat sesuatu. Ia bergegas masuk kembali ke dalam rumah. Satu menit kemudian Seolri sudah mengganti pakaiannya. Sepertinya dia akan pergi ke suatu tempat.

"Kau mau ke mana, Seolri-ya?" tanya Bibi Jo.

"Menyelamatkan Kim Mingyu dari gadis jalang itu..." seru Seolri lalu pergi terburu-buru.

.

.

.

.

.

"Anda sudah bangun, Nyonya?"

Byeol mengeryitkan dahinya karena rasa pusing masih merajai kepalanya. Di sisi lain, dia sedikit kaget dengan sambutan seorang wanita paruh baya berpakaian pelayan sedang berdiri di sebelah tempat tidur.

"Perkenalkan aku Gookjoo, yang akan menjadi pelayan Anda mulai hari ini..."

"Kurasa aku tidak pernah memanggil seorang pelayan..." aku Byeol.

"Tuan Jeon Wonwoo yang memanggil saya untuk membantu Anda..."

Byeol terdiam sejenak, "Di... dia sudah berangkat bekerja?"

"Benar, Nyonya. Dia berpesan agar Anda tetap beristirahat. Barusan dia menelepon dan mengatakan dia akan pulang lebih awal hari ini..."

Byeol kembali diam. Sejenak dia teringat dengan suara Wonwoo yang berbicara dengannya semalam. Bagaimana namja itu meminta maaf, bahkan mengatakan sesuatu yang cukup mengagetkan. Dia bilang dia akan belajar untuk mencintai Byeol. Benarkah itu? Itu bukan sebuah mimpi?

Byeol perlahan melangkah ke meja riasnya. Ada sebuah plastik belanja di sana. Seingatnya Wonwoo yang membawa plastik belanjaan ini semalam. Byeol membuka isi plastik tersebut. Sebuah gaun berwarna putih sepanjang lutut.

"Gaun itu... Tuan meminta saya untuk memberikannya kepada Anda, Nyonya..."

Byeol menatap gaun itu tak percaya. Hadiah pertamanya dari seorang Jeon Wonwoo. Gadis itu perlahan menyunggingkan sebuah senyuman di bibirnya. Ia bahagia.

Because of Love (Sequel of Between Love and Gender)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang