#3 : Meluruskan

246 16 15
                                    

"Nih minum dulu!" Nove menyodorkan teh hangat yang baru saja dibuatnya di dapur sekolah kepada Keira.

Cowok itu rela melakukan apa saja demi membuat Keira tidak marah lagi.

Keira mengambilnya dengan kasar. Dia masih kesal dengan cowok ini, cowok kurang ajar yang udah bikin seluruh tubuh Keira basah kuyup seperti ini.

"Seneng lo bikin gue basah-basahan kaya tikus kecebur got gini?" Keluh Keira dengan nada sinis yang membuat Nove kembali tertawa.

"Iya." Jawab Nove enteng.

"Ha ha ha. Ketawa aja terus sampe ladang gandum dihujani coklat dan jadilah koko crunch. Tai." Keira semakin kesal dengan cowok kampret yang ada dihadapannya ini. Minta dicabut kali ya bulu kakinya? Biar tau rasa.

Dimana Nove yang pendiam dan irit ngomong itu? Perasaan dari tadi Keira perhatikan cowok ini ketawa mulu, tingkahnya nyebelin lagi, membuat Keira rasanya ingin marah-marah terus sepanjang hari.

"Kei sini deh." Panggil Nove yang sedang ada di ujung tempat parkir dekat pepohonan.

Keira menggelengkan kepalanya, "gamau!" Ketusnya.

"Yee masih marah nih ceritanya?" Goda Nove meledek.

Keira terdiam. Matanya menatap sinis Nove yang sedang asyik menertawakan dirinya diujung sana.

"AWAS KECOA!!"

Keira yang mendengar kata kecoa langsung loncat dari tempat duduknya, matanya gelagapan mencari binatang kotor yang sebesar jempol orang dewasa itu. Kakinya loncat-loncat ngga jelas, takut binatang itu merayap ke arah kaki Keira.

"Tapi upit." Ucap Nove dengan suara pelan, hampir tidak terdengar. Tapi sayangnya telinga tajam Keira mendengarnya.

Keira langsung berlari ke tempat dimana Nove berada dan memukulinya habis-habisan, "Ihhhh nyebelin! Nyebelin!!"

"Aw udah Kei, udah!" Pinta Nove terlihat kesakitan.

Keira berhenti memukul. Bukan, bukan karena Nove yang memintanya berhenti. Tapi karena Keira memiliki ide lain untuk membalas semua kelakuan Nove padanya hari ini.

Ide jail terlintas dipikiran Keira saat ini. Matanya melirik selang air yang baru saja dipakai Mang Udin untuk menyiram tanaman.

Gue basah, lo juga harus basah. Pikir Keira sambil tertawa.

"Wah parah nih, kenapa lo ketawa sendiri?" Tanya Nove heran.

Keira memelototi cowok kampret itu. Sejurus kemudian ia berlari mengambil selang air itu dan mengarahkannya ke arah Nove.

"Kena lo!" Teriak Keira senang.

Nove terlihat terkejut, kakinya berlarian tanpa arah, mencoba menghindari serangan mendadak yang sudah Keira lakukan.

Tapi gagal.

Nove berhasil basah kuyup.

Keira terlihat bahagia.

Dan Mang Udin marah-marah akibat selangnya dipakai tanpa ijin.

***

KEIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang