#7 : Hujan

185 10 4
                                    

Taman terlihat begitu indah ketika matahari terbenam. Cahaya yang bersinar dari dalam air mancur, membuat suasana bagaikan di Negeri dongeng. Bersinar seperti tongkat sihir yang diayunkan oleh bidadari cantik. Cahayanya yang gemerlap dapat menyihir setiap pengunjung yang datang, tersenyum manis tanpa ada paksaan.

Sejenak, dilupakannya masalah yang sedang melanda. Sejenak, hanya kenangan manis yang mereka ingat.

Keira, dia tersenyum ketika mengingat kenangan manisnya bersama lelaki yang begitu ia cintai. Tapi, kenangan itu sekaligus membuat hatinya sakit, merasa bahwa lelaki itu taakan pernah bisa ia gapai lagi. Mereka sudah berada di planet yang berbeda.

Tingg!

Keira menatap ponselnya, ada notifikasi pesan dari Andin.

AndinSimika : Kayanya gue telat, harus nganter nyokap ke butik langganannya dulu.

Keira menghela nafasnya kasar. Lagi-lagi ia harus menunggu. Setelah tadi, Wina mengabari Keira bahwa dia akan terlambat karena terjebak macet.

Keira mengedarkan pandangannya, menyapu setiap sudut taman dan berhenti ketika melihat salah satu bangku taman yang masih kosong. Segera ia berlari kecil menghampiri bangku tersebut, sejurus kemudian dia sudah duduk manis disana.

***

Tiga puluh menit.

Sudah tiga puluh menit Keira menunggu dan rasanya sudah hampir setengah abad dia duduk di bangku taman ini sendirian.

Sebenarnya kemana kedua anak itu?

Secercah harapan, seseorang menepuk pundaknya dari belakang. Senyum Keira langsung mengembang, berharap kedua anak itulah pelakunya. Keira menoleh senang, tapi dengan sangat cepat ekspresi wajahnya berubah drastis, senyumnya luntur bersamaan dengan hujan yang mulai turun.

"Hai Kei!" Sapanya.

Keira mendongakkan kepalanya, memandang langit yang mulai menangis. "Hujan." Katanya singkat kepada lelaki yang ada dihadapannya itu, yang tak lain adalah Nove.

Nove langsung menarik lengan Keira, mengajaknya berlari menuju tempat yang aman untuk menghindari hujan. Entah Nove sadar atau tidak, dia sudah membuat jantung Keira berdebar kencang.

Dalam diam, Keira tersenyum simpul.

***

Hujan turun semakin deras, membasahi setiap sudut kota Bandung. Setiap rintikan hujan yang turun, membuat para jomblo bersorak riang, doa mereka ternyata tidak sia-sia. Hujan di malam minggu? Syukur alhamdulillah.

"Baju lo basah ngga, Kei?" Tanya Nove ketika mereka baru saja menemukan tempat berteduh dibawah atap kios yang sudah tutup.

Keira menelusuri setiap dress selutut yang dikenakannya itu, lalu menunjukkan jajaran giginya yang rapi kepada Nove. "Hehe, sedikit kok."

"Ini apa? Gausah!" Tolak Keira ketika Nove menyodorkan jaket yang baru saja dilepasnya kepada Keira.

"Pake aja!"

"Gausah!" Bantah Keira.

"Pake Kei! Baju lo basah."

"Gue bilang gausah! Jangan sok perhatian sama gue!" Nada suara Keira meninggi.

Nove terlihat terkejut. "Kenapa emang kalau gue perhatian sama lo?" Tantangnya.

"Itu.. itu salah." Ucap Keira terbata-bata.

Nove terkekeh, "Apanya yang salah?"

"Lo salah! Pokoknya lo salah! Lo nggak seharusnya ngasih perhatian lebih ke gue. Gue udah pernah nyakitin lo, gue udah bikin lo sakit hati atas penolakan tempo hari! Gue nggak suka lo yang berpura-pura baik sama gue kaya gini!"

"Terus gue harus jahatin lo, gitu?"

Keira terdiam, ia menatap sepatu kets-nya yang terlihat sedikit lusuh.  "Ya!" Keira memantapkan hatinya dan langsung menatap tajam mata Nove,  "Seharusnya lo jahatin gue, lakuin apa yang pengen lo lakuin! jangan pura-pura sok baik karena gue sahabatnya pacar lo. Kalau emang gue pantes di jahatin, jahatin aja gue. Pergi sana bahagia bareng Andin, jangan mikirin gue yang udah pernah bikin lo sakit. Kejar kebahagiaan lo bareng dia!" Jerit Keira. Matanya sudah panas, mencoba menahan bendungan air matanya agar tidak terjatuh.

"Apa itu mau lo?" Nove mencoba meyakinkan.

Keira mengangguk, "Gue duluan ya, ada urusan lain." Gadis itu langsung berlari menembus hujan yang sedang turun. Air matanya akhirnya terjatuh, bercampur dengan air hujan yang mulai menetesi wajahnya. Dia menangis tersedu-sedu, mengeluarkan semua yang selama ini ia tahan.

***

Holla??

Alhamdulillah update lagi 😂

Makasih yang udah mau baca sampe sini. Maap ngaret banget updatenya.

Vote+komennya boleh??

Jangan segan komen kalau ada typo atau bahasa yang aneh. Makasih 😘

KEIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang