#8 : Pelukan Hangat

171 11 2
                                    

Keira langsung berlari menembus hujan yang sedang turun. Air matanya akhirnya terjatuh, bercampur dengan air hujan yang mulai menetesi wajahnya. Dia menangis tersedu-sedu, mengeluarkan semua yang selama ini ia tahan.

"Gue cuma sayang sama lo."

Lengan kasar milik seorang pria bertubuh jangkung itu, melingkar di perut Keira. Mencoba memeluknya erat, seakan takut kehilangan. Menahan gadis itu untuk tidak berlari terlalu jauh.

Keira terdiam, membiarkan pria itu memeluknya dari belakang.

"Gue cuma sayang sama lo, Kei." Ulangnya, ketika Keira tak kunjung memberi respon.

Tak ada sepatah katapun yang Nove dengar, hanya suara rintikan hujan yang memecah keheningan. Tubuh Keira bergetar, yang Nove yakini bahwa gadis itu kini tengah menangis dalam diam. Nove semakin mempererat pelukannya. Mencoba memberi Keira kekuatan.

Sekali saja, hanya sekali saja Keira ingin merasakan pelukan hangat dari orang yang selama ini diam-diam ia sayangi. Sekali saja, hanya saat ini, untuk yang pertama dan terakhir kalinya. Hanya untuk kali ini, biarkan Keira menikmati waktu berharganya bersama dia. Walaupun itu hanya untuk beberapa menit. Biarkan dia merasakan pelukan hangat ini. Biarkan, jangan diganggu!

Sejenak, mereka berdua larut dalam diam. Membiarkan setiap rintikan hujan membasahi tubuh mereka.

"KEIRA?!" Teriak seseorang dari kejauhan.

Keira gelagapan sendiri ketika mendapati Wina berada di ujung jalan sana, melihat dirinya dan Nove yang sedang berpelukan. Maksudnya, melihat Nove yang sedang memeluk Keira erat.

***

"In my dreams, you're with me"

"We'll be everything I want us to be"

"And from there, who knows?"

"Maybe this will be the night that we kiss for the first time"

"Or is that just me and my imagination~"

"Ouo..ooo..Ouo..ooo..." Saking kesalnya nungguin macet yang kayaknya gaakan kelar-kelar. Wina lebih memilih untuk karaokean mendadak di dalam mobilnya. Menyanyikan lagu favoritnya yang dinyanyikan oleh cowok ganteng dari kanada, Shawn mendes.

Ngga peduli cowok pengendara ninja hitam ataupun seorang Ibu dari mobil sebelah yang tertawa terbahak-bahak ketika melihat Wina bernyanyi. Wina tidak peduli orang menganggap dirinya gila atau semacamnya. Yang Wina pedulikan adalah hiburan, untuk menghilangkan rasa bosan setelah kurang lebih satu jam ia menunggu kemacetan yang tiada tara begitu menyebalkan.

Wina kepikiran Keira, gadis itu sudah menunggunya terlalu lama. Wina kepikiran Andin, bagaimana jika Andin juga terjebak macet seperti dirinya? Siapa yang akan menemani Keira di taman?

"Nove!" Wina harus segera menghubungi Nove. Mungkin lelaki itu dengan motor ninjanya bisa datang ke taman lebih cepat dan menemani Keira yang kesepian. Mungkin dengan kedatangan Nove, gadis itu bisa sedikit terhibur.

Keira butuh hiburan. Wina tahu semuanya. Atas rasa sakit yang Keira alami, atas rasa sesal yang melanda dirinya, atas pengorbanan sebuah cinta demi persahabatan.

Wina tidak bodoh. Dia meyakini adanya perubahan dalam diri Keira akhir-akhir ini. Apalagi ketika gadis itu mendengar Nove dan Andin sudah resmi jadian. Keira terlihat lebih pemurung dan sedikit menghindari kontak dengan kedua sejoli itu, terutama kepada Nove. Wina tahu semuanya setelah adik sepupunya curhat tentang pacar barunya.

KEIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang