#11 : Senin

135 7 15
                                    

Senin pagi, hari yang paling dibenci anak sekolah. Selain karena macetnya jalanan, mereka pun harus mengikuti upacara bendera, yang memakan waktu hampir satu jam lebih.

Pagi ini upacara gabungan diadakan di sekolah Keira. Otomatis seluruh kelas wajib mengikuti upacara.

Keira melirik ke kanan dan kiri, kemudian memegangi perutnya dan mulai merintih kesakitan.

"Ahhh.."

Wina yang berada di barisan yang sama dengan Keira langsung membalikkan tubuhnya, "Lo kenapa Kei?"

Keira memasang wajah memelas, "Lambung gue kambuh deh kayanya." Gadis itu mengedipkan sebelah matanya pada Wina.

"Sialan." Umpat Wina yang menyadari aksi penipuan Keira.

Anak kelas sebelah yang berada di samping barisan Keira mendengar percakapan mereka, dengan sigap ia segera memanggil petugas kesehatan.

"PMR..PMR..!"

"Disini ada yang sakit!"

Ketika itu pula Keira tersenyum, usaha penipuannya berhasil.

Wina mencubit lengan Keira saking kesalnya, "dasar penipu!" Bisiknya.

Dua petugas Palang Merah Remaja (PMR) menghampiri Keira dan membawanya keluar dari barisan kelas 12.

"Apanya yang sakit?" Tanya salah satu petugas yang menuntun Keira.

"La..lambung gue kambuh."

"Bawa dia ke UKS!" Kata guru yang mendengar percakapan mereka.

Sebelum pergi terlalu jauh dari tempatnya berasal, Keira sedikit curi-curi pandang ke arah Wina. Gadis itu melihat Wina yang menunjukkan jari tengahnya kepada Keira.

"Uhuk.. Uhuk.."

"Kenapa Kak?" Tanya petugas PMR itu ketika Keira yang tiba-tiba saja terbatuk-batuk.

"Mendadak tenggorokan gue gatel."

* * *

Selama jam pelajaran berlangsung, tak hentinya Wina mendecak kesal. Ia tak habis fikir dengan sahabatnya itu. Bisa-bisanya Keira memiliki ide yang brilian guna menghindari ulangan matematika hari ini.

"Kadang mah smart euy otaknya si Keira teh!" Umpatnya lagi-lagi.

Wina kembali melihat selembaran kertas yang berisi angka-angka rumit itu. Walaupun sudah beberapa kali Wina membolak-balikkan kertas ulangannya, tapi tak kunjung juga ada jawaban yang terlintas di otaknya.

Mengapa setiap kali Wina melihat angka-angka yang rumit, matanya tiba-tiba terasa sakit. Kepalanya menjadi pusing tujuh keliling. Dan tiba-tiba saja sekujur tubuhnya merinding hebat.

Apakah ini yang dinamakan..

Cinta?

Tapi cinta tak serumit ini. Cinta tak serumit bilangan matematika yang membutuhkan banyak rumus. Cinta tak serumit mencari jawaban dalam soal. Cinta tak serumit Hubungannya dengan Landin.

KEIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang