#4 : Terpaksa mengalah

223 11 3
                                    

"Tapi Kei, soal perasaan gue sama lo. Gue beneran sayang sama lo, Keira. Lo mau kan jadi pacar gue?"

Deg.

Jantung Keira tiba-tiba saja berhenti sesaat. Kenapa sama Nove? Barusan dia bilang ponselnya dibajak kan? Terus sekarang? Dia bilang kalau dia suka sama Keira? Yang lebih parahnya lagi Nove nembak Keira? Sejak kapan Nove beneran suka Keira? Sejak kapan?

"Lo bilang tadi hp lo dibajak? Kok?" Keira kebingungan sendiri.

Cowok itu berjalan mendekati Keira dan mengambil kedua lengan mungilnya. Menggenggamnya erat dan menatap matanya dalam-dalam.

"Just say yes for my quetion. I really love you Kei."

Keira memutuskan kontak mata diantara mereka. Dia meronta melepaskan genggaman erat tangan Nove disana.

Semuanya membuat Keira bingung.

Dia gabisa.

Intinya dia gabisa.

Sahabatnyalah yang mencintai cowok yang ada dihadapannya ini. Bukan dia. Bukan Keira yang seharusnya mendapatkan perlakuan romantis ini dari Nove. Bukan dia, bukan. Andinlah yang seharusnya mendapatkan semua ini. Bukan Keira.

Keira mundur beberapa langkah, menjaga jarak diantara mereka.

"Nove plis bilang sama gue kalau chat dari lo itu cuman bajak! Bilang sama gue kalau lo lagi bohong saat ini!"

"Iya itu bajak, tapi semua perasaan gue, semua yang gue bilang saat ini, itu murni dari hati gue, Kei. Semenjak lo ganggu kehidupan gue beberapa bulan lalu, semenjak lo selalu ngintilin kemanapun gue pergi hanya untuk urusan hutang itu, semenjak itu, Kei. Awalnya gue risih. Tapi setelah lo pergi. Gue nyadar kalau gue kehilangan lo. Gue kangen semua kelakuan konyol lo waktu bareng gue. Gue kangen ocehan ga mutu yang keluar dari mulut lo. Bahkan gue kangen lo yang suka kentut sembarangan didepan gue. Gue kangen semuanya Kei. Gue butuh lo, gue butuh cewek yang bisa bikin hidup gue ga gitu-gitu aja. Gue tau.."

"Stop stop stop! Gue gamau denger!" Keira menutupi kedua telinganya, menolak mendengar semua perkataan yang sedang Nove lontarkan.

"Jangan lo nolak perasaan hati lo sendiri kaya gini kei. Gue tau lo juga punya rasa sama gue." Nove kembali menggenggam kedua lengan Keira.

Keira menolaknya dengan kasar, "SOKTAU! kata siapa gue suka sama cowok kutu buku kaya lo? Jangan ngimpi!"

"Gue tau lo bohong! Gue tau lo suka juga sama gue. Gue bisa liat dari mata lo Kei."

"Apa yang bikin lo seyakin itu kalau gue suka sama lo? Apa yang lo liat dari mata gue? Apa dimata gue ada bentuk lope-lope pas gue natap lo? Bangun Nov! Ini udah sore! Lo bukan lagi ada di dunia komik yang biasa lo baca di webtoon."

"Gue.."

"Ahhhh udahlahhh! Gue cape harus ngedengerin pernyataan cinta lo yang menjijikan ini. Pokoknya gue Gak suka sama lo!" Jerit Keira frustasi.

Nove terdiam. Perasaan kecewa mulai melanda dirinya saat ini.

"Lebih baik lo nembak Andin aja sana! Dia suka sama lo. Gue jamin lo gaakan ditolak kaya gini sama dia. Hidup lo pasti bakalan bahagia kalau sama Andin. Gue... gue ga pantes jadi cewe yang lo pilih. Lo salah pilih orang. Udah ya gue pergi."

Nove menatap sendu punggung Keira yang mulai menjauh. Lengan cowok itu mengepal keras, menahan gejolak kecewa yang disertai amarah-amarah kecil.

"Kalau itu mau lo.. gue bakal lakuin. Demi bikin cewek yang gue suka bahagia. Gue bakalan lakuin apa aja buat lo Keira!!"

KEIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang