#10 : Landin

150 10 2
                                    

Keira tersenyum ketika melihat Andin berjalan menghampirinya. Tetapi, yang Andin lakukan malah membuat Keira terkejut. Gadis itu tiba-tiba saja menampar pipi Keira begitu keras.

"MUNAFIK!!"

"PENIPU!"

"GATAU MALU!"

"PENCURI!!"

"GUE BENCI SAMA LO, KEI!"

Mata Andin tak henti menatap Keira tajam, nafasnya terengah-engah, wajahnya memerah.

"Andi-"

"STOP! Gue bahkan jijik ngedenger suara lo! Cuih!!"

Bahkan Andin tak segan meludahi wajah sahabatnya itu. Tak ada sedikitpun belas kasihan untuk Keira disana, sudah tak ada lagi. Kini hatinya telah kalut dalam kebencian, kemarahan dan kekecewaan. Hanya karena satu lelaki, persahabatan mereka bisa hancur begitu saja.

Keira tertunduk. Tak tau apa yang harus dilakukannya ketika melihat Andin sudah sangat marah seperti ini.

"GUE JUGA BENCI SAMA LO, KEI!!" Teriak seseorang yang ternyata Wina.

Keira melirik wajah gadis itu sebentar.

"Lo tega ngehianatin persahabatan kita! Lo tega ngambil pacar sahabat lo sendiri! Lo ga pernah mikirin perasaan orang lain! EGOIS!!"

Mata Keira berkaca-kaca, "Ngga gitu Win!"

"Sorry, Kei. Gue lebih pilih Andin." Ucap Nove yang langsung menggandeng lengan Andin.

Keira semakin menciut, ia merasa dirinya menyusut menjadi sebesar semut yang kurus, tak tahu harus berbuat apa di sekeliling teman dan sahabatnya. Semua orang menatap Keira, seakan dirinya disinilah yang paling salah. Dia tak berani mengangkat kepalanya hanya untuk menatap mata mereka. Terlalu malu, terlalu takut, terlalu pengecut.

Plukkk.. plukkk.. plukkk..

Puluhan kertas gulung dilemparinya ke arah Keira. Semua orang yang ada di kelas ini membenci gadis itu.

"Huuu!! Dasar cewek gatau malu!"

"Enak ya ngambil cowok orang?"

"Rasain tuh, emang pantes lo diginiin!"

"Dasar egois!"

"Masih punya muka dia diem disini?"

"Dasar PHO!!"

"Sampah masyarakat!"

Keira menutup kedua telinganya, mencoba pura-pura tak mendengar, "Gue mohon berhenti! Gue.. mohon! Gue mohon! STOOOPPPPPPP!!"

* * *

"AAAHHH!"

Keira terbangun, keringat dingin membanjiri tubuhnya, nafasnya terengah-engah.

Mimpi?

Tadi gue mimpi?

Keira memejamkan matanya, mencoba mengingat kembali mimpi buruk apa yang sudah membuat tubuhnya dibanjiri keringat dingin seperti ini.

"Andin? Wina? Nove?"

Tubuh Keira bergidik ngeri setelah mengingat setiap detil mimpi buruknya itu.

"Syukur deh cuma mimpi." Ucapnya sambil menghela nafas lega.

* * *

KEIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang