No Doubt - Don't Speak
"Masuk, Vi!" Suara ketukan dari arah luar pintu kamar rumah sakit membuat Gadhra berjalan mendekati pintu dan membukanya.
Seorang gadis yang masih menggunakan seragam sekolahnya masuk ke dalam kamar rumah sakit dengan senyum yang mengembang di bibirnya. Gadis itu menepuk-nepuk bahu Gadhra pelan dan berjalan menuju Azzura yang sedang tiduran di atas tempat tidur rumah sakit. Ia memilih untuk duduk di sebelah Azzura.
"Tante, selamat ya," Via menyalami Azzura dan memeluk wanita tersebut, yang dibalas dengan senyuman dan pelukan hangat oleh Azzura. "Aku belom bawa apa-apa Tante. Tadi habis pulang sekolah aku langsung ke sini soalnya."
"Makasih ya, sayang." Azzura membelai lembut rambut Via. "Ga usah repot-repot ah, kamu ke sini aja Tante udah seneng," lanjutnya.
Via tersenyum kemudian melepaskan pelukan Azzura. Mereka berbincang sebentar sebelum Via memutuskan untuk berjalan menghampiri Fahri yang sedang duduk di atas sofa sambil menelpon seseorang.
Via menyalami tangan Fahri dengan sopan, yang membuat Fahri dengan sigap menjauhi ponsel dari telinganya. "Via dari sekolah langsung ke sini?"
Via mengangguk. "Iya, Om."
Sadar telah mengganggu percakapan Fahri dengan seseorang yang ada di telepon, Via kemudian berjalan menuju sebuah tempat tidur kecil dengan dinding bening yang mengelilinginya. Gadis itu tersenyum melihat anak bayi yang tertidur pulas di dalam tempat tidur kecil itu.
"Cantik ya?" Gadhra yang sudah berada di sebelah Via merangkul gadis itu dan mengelus bahu Via dengan lembut. Matanya tertuju pada seorang bayi yang sedang tertidur pulas di hadapannya. Via dapat melihat senyum yang mengembang di bibir Gadhra.
Tatapan Gadhra yang lembut saat melihat adiknya membuat Via ikut merasakan kebahagiaan yang dirasakan oleh Gadhra dan keluarganya.
"Iya," kata Via sambil tersenyum. Matanya terpaku kepada bayi kecil tersebut, rasanya seperti adiknya sendiri. "Namanya siapa?" tanyanya.
"Ghea," jawab Gadrha. "Gue yang bikin loh namanya," lanjutnya.
Tangan kiri Gadhra mengelus pelan pipi bayi yang ada di hadapannya. Pergerakan yang dilakukan oleh bayi tersebut akibat dari sentuhan kecil Gadhra membuat Gadhra dan Via tertawa.
"Well," gantian kini Via yang mengelus pipi Ghea pelan. Pipinya yang masih sangat lembut membuat Via merasa sangat gemas.
"Welcome to the world, Ghea."
****
Reon berjalan menuruni tangga kampus bersama dengan teman-temannya. 30 menit waktu istirahat digunakan oleh mereka untuk sekedar duduk-duduk di smoking area atau yang lebih dikenal dengan smokar.
Saat sedang berjalan menyusuri koridor lantai satu, matanya tertuju pada sekelompok gadis yang sedang berjalan di depan mereka sambil sesekali tertawa lepas. Reon tersenyum saat menemukan sosok yang ia cari di antara sekelompok itu. Ia mempercepat langkahnya, dan mencolek bahu gadis itu.
Via reflek menggerakkan badannya saat menyadari seseorang mencolek bahunya, yang ternyata adalah Reon.
"Hey! Kamu mau kemana?" tanyanya. Gadis itu memberikan sebungkus roti yang sedari tadi ia pegang namun belum ia makan. "Mau?"
"Mau dong," Reon mengambil roti yang diberikan oleh Via dan langsung melahapnya. "Aku mau ke smokar," lanjutnya.
"Ini mbuat aku semmua?" tanya Reon dengan suara yang tidak jelas karena roti yang masih memenuhi mulutnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
T R A P P E D
Teen Fiction[COMPLETED] One fraction of a moment you can fall in love, a love that takes a lifetime to get over | #26 in Teen Fiction, November 17th 2016. (p.s. cerita ini mengandung alur cerita maju mundur untuk pendalaman pengenalan terhadap karakter)