Chapter [31]

13.4K 1.2K 103
                                        

Radiohead - Creep


----⛔----

Jakarta, 2016

Tangan Gadhra bergerak menyalami Setyo-Ayah Via yang masih kaget melihat laki-laki yang berdiri di depan rumahnya. Anak laki-laki yang tidak pernah dilihatnya lagi semenjak kurang lebih empat tahun yang lalu.

"Om," sapa Gadhra pelan kepada pria di hadapannya.

Suasana canggung selama beberapa detik ke depan sama sekali tidak bisa dihindari. Setelah berhasil memfokuskan dirinya kembali, Setyo mengajak Gadhra untuk masuk.

Diva-Ibu Via yang sempat tidak kalah kagetnya saat melihat tamu yang datang, kini sudah duduk bersama Setyo dan Gadhra di ruang tamu.

"Jadi," Setyo membuka suaranya. "Ada apa kamu tiba-tiba ke sini?"

Butuh waktu beberapa detik untuk Gadhra berdiri dari tempatnya duduk, dan melangkahkan kakinya menuju Setyo dan Diva yang duduk di sofa yang berbeda dengannya.

Laki-laki itu meletakkan kedua lututnya di atas lantai, tepat di hadapan Setyo dan Diva yang masih duduk di atas sofa. Sambil menunduk, tangannya bergerak menyalami tangan Setyo dan Diva pelan.

"Gadhra mau minta maaf Om, Tante." kata laki-laki itu masih dengan posisi meletakkan kedua lututnya di atas lantai.

"Gadhra minta maaf atas apa yang udah Gadhra lakuin ke Via," lanjutnya. "Gadhra minta maaf karena udah nyusahin Om sama Tante. Gadhra bener-bener ga bisa maafin diri Gadhra sendiri sampe detik ini Om."

Gadhra mengacak-acak rambutnya pelan. Setyo dan Diva dapat melihat dengan jelas tatapan sendu anak laki-laki di hadapan mereka. Dari raut wajahnya, terlihat sekali bahwa ia benar-benar menyesal dengan perbuatannya.

Hening. Beberapa detik ke depan tidak ada yang mengeluarkan suara sama sekali. Suasana di tempat itu sama sekali bukan suasana yang diharapkan oleh Gadhra, meskipun dia sudah mempersiapkan dirinya untuk sesuatu yang lebih buruk.

"Gapapa Nak." Setyo mengeluarkan suaranya.

Dua kata yang baru saja masuk ke telinganya membuat Gadhra yang tadinya menunduk langsung mendongakkan kepalanya melihat Setyo.

"Gimana Om?" tanya Gadhra memastikan.

Setyo tertawa kecil. Tangan kanannya bergerak mengelus pundak Gadhra yang masih berlutut sopan di hadapannya.

"Semuanya udah terlanjur terjadi, kita bisa apa kan?"

Gadhra diam. Perkataan Setyo semakin membuat laki-laki itu menyesali perbuatannya. Kalau saja malam itu otaknya bisa untuk berpikir lebih jernih, semuanya akan baik-baik saja.

Setyo menyuruh Gadhra untuk duduk kembali di atas sofa, yang dibalas dengan anggukan oleh laki-laki itu. Diva berjalan menuju dapur untuk menyiapkan minuman dan makanan kecil untuk Gadhra, sementara Setyo melanjutkan kembali perbincangannya dengan laki-laki itu.

"Sayang banget Via lagi ga disini," kata Setyo. "Dia lagi di Lombok."

Gadhra mengangguk. Sebenarnya dia memang sengaja meminta maaf kepada kedua orangtua Via, saat perempuan itu tidak ada di rumahnya.

"Iya Om," katanya. "Beberapa hari yang lalu dia bilang mau ke Lombok, sampe besok kan ya Om?"

Setyo yang terlihat kaget dengan jawaban Gadhra langsung bergerak memperhatikan laki-laki itu.

"Kamu udah ketemu Via?"

Gadhra mengangguk. Bersamaan dengan Diva yang datang membawa minuman dan makanan kecil, Gadhra mulai bercerita saat dirinya bertemu dengan Via kembali, bagaimana pertemuan mereka pertama di kantin Teknik, hingga sampai saat ini hubungan mereka sudah membaik.

T R A P P E DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang