Don't Cry

1.6K 174 11
                                    

Chaeyoung turun dari mobil Mino dan berjalan kearah rerumputan luas di hadapannya. Ia menyukai tempat ini karena tempat ini begitu tenang dan juga membuat pikirannya dapat beristirahat sementara waktu. Mino berjalan di belakang Chaeyoung, mengikuti gadis berambut coklat kemerahan itu. Mino membiarkan Chaeyoung diam dan menunggunya bercerita jika ia telah selesai dengan pikirannya.

"Oppa..."

Suara Chaeyoung begitu lirih sehingga hampir saja Mino tidak mendengar kata-kata Chaeyoung. Mino pun segera menyejajarkan dirinya dengan Chaeyoung dan menoleh pada gadis di sebelahnya.

"Ya?"

Chaeyoung menundukan kepala, lalu kakinya mengais pelan tanah yang ia injak. Matanya sedikit berkaca-kaca, tetapi ia mencoba menahan diri agar tidak menangis.

"Oppa, apakah harus aku duluan yang memutuskan hubungan kami?" tanya Chaeyoung lirih. Mino masih menatap Chaeyoung walaupun ia tahu gadis itu tidak menatapnya balik.

"Kau.... ingin memutuskan hubungan kalian?" Mino ikut merasa sedih, walaupun di lain sisi ia merasa lega.

Chaeyoung mengangguk pelan, "aku merasa kami tidak lah ditakdirkan untuk satu sama lain. Aku tahu bahwa pilihan pertama Junhoe bukan lah diriku."

"Siapa?"

Chaeyoung akhirnya menegakan kepalanya, ia menoleh kearah Mino seraya tersenyum tipis, "aku tidak yakin. Sebaiknya aku tidak mengatakannya."

Mino mengacak rambut Chaeyoung lalu merangkul Chaeyoung, "arasseo."

"Tetapi..."

Mino kembali menatap Chaeyoung, "tetapi apa?"

"Apakah aku menjadi pengkhianat karena memacari seseorang yang teman dekatku sendiri sukai, Oppa?"

"Apa yang kau bicarakan?"

Chaeyoung menunduk kemudian ia membungkam mulutnya dengan telapak tangan. Ia berusaha untuk tidak menangis, ya, ia berusaha. Akan tetapi, ia tetap menangis. Chaeyoung adalah gadis dengan hati lembut, maka dari itu ia tidak dapat menyembunyikan rasa bersalah dan sedih yang bercampur aduk di dalam dirinya.

Sekali pun Chaeyoung menutup mulutnya, sebenarnya tangisnya pun tidak bersuara. Mino kini menarik Chaeyoung dalam pelukan. Lelaki itu memeluk Chaeyoung cukup erat seraya menepuk pelan punggung Chaeyoung. Ia berusaha menenangkan gadis dipeluknya dengan rasa nyaman.

"Aku tidak akan memaksamu untuk mengatakannya, Chaeyoung-ah," Mino membelai rambut Chaeyoung dengan sayang.

Chaeyoung kini mulai sesegukan dengan suara yang pelan, "seharusnya aku tidak menerima permintaannya, Oppa. Seharusnya kau mengatakan kepadaku bahwa itu keputusan yang salah. Seharusnya-"

"Park Chaeyoung! Berhenti lah mengatakan 'seharusnya' dan percaya bahwa semua akan membaik setelah ini."

Mino menatap Chaeyoung; Chaeyoung masih menundukan kepalanya. Ia tidak berani menatap Mino balik karena matanya yang sudah pasti sembab karena tangis. Chaeyoung mengangguk dengan kaku, ia tidak begitu memercayai dirinya sendiri. Chaeyoung masih begitu merasa bersalah. Terutama merasa bersalah kepada Lisa.

♨♨♨

From : Bean Oppa
Makan malam bersama di tempat biasa malam ini, kau keberatan? Aku akan menjemputmu di taman.

Pesan singkat dari Hanbin tidak membuat Lisa terkejut. Sudah lama semenjak ia memutuskan hubungan erat dengan Junhoe, ia pun juga memutuskan hubungan dengan hampir seluruh teman-teman Junhoe. Akan tetapi, entah mengapa, ia tidak bisa memutuskan kontak dengan Hanbin. Lisa pun juga tidak menjauhi Hanbin sama sekali. Keduanya sering makan malam bersama dan tak lupa Hanbin juga selalu memberikan ide gerakan dance untuk Lisa jika Hanbin berkunjung ke tempat latihan gadis tersebut.

I Never Let You Go (Complete) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang