Sesampai di depan toko laundry aku segera memarkirkan motorku dengan sembarang dan berlari ke pintu belakang toko laundry yang berada di antara lorong-lorong toko.
Sambil masih mengenakan helm. Aku segera masuk dan meminta maaf pada orang-orang yang berada di ruangan belakang toko dengan nafas yang belum teratur dan sambil Membungkukkan badan aku mencoba menjelaskan keterlambatanku.
Alih-alih di marahi karena terlambat. Mereka justru menertawaiku. Mendengar itu aku langsung menegakkan badan dan pura-pura tersenyum sambil tertawa hambar. Sebenarnya aku tidak mengerti mengapa mereka justru menertawakanku?
Seorang perempuan usia 20an berambut pirang sekuping, mendatangiku sambil tertawa geli dia berkata.
"Kamu minta maaf ke siapa? Hah?! emangnya kamu gak di jelasin Apa?! sama Ibu penjaga toko di depan kalau di sini kerjanya terserah mau datang jam berapa aja. Soalnya di sini itu banyak yang kerja paruh waktu dan jam kerjanya bebas sampai jam 10 malam." Ia menjelaskan sambil memukul pelan helmku. Aku pun tersadar dan langsung melepas helm yang masih menempel di kepala.
Mendengar penjelasan wanita tadi orang-orang justru semakin menertawakanku. Aku ikut tertawa dan menggaruk kepalaku yang tidak gatal untuk membuang malu. Agar tidak berlama-lama dalam posisi yang memalukan ini. Aku segera mencari tempat duduk untuk mulai menyetrika.
Aku terkejut saat melihat tumpukan pakaian di seberang mejaku. Pakaian-pakaian itu di tumpuk di beberapa keranjang yang warnanya berbeda. Baju-baju itu di masukkan ke dalam keranjang sesuai dengan label nama pelanggan yang terdapat di kera baju dan dipinggang celana.
Tanpa pikir panjang aku segera mengambil satu keranjang berwarna merah untuk ku setrika.
'Yoshhhh!!!!! Waktunya kerjaaa!!!'. Ucapku dalam batin berusaha menyemangati diri.
Setelah lima jam lamanya terkutat dengan tumpukan baju laundry. Akhirnya selesai juga. Sebenarnya aku yang memutuskan selesai karena punggungku encok! udah kayak nenek-nenek panti jompo.
Selama lima jam lamanya menyetrika tanpa henti. Aku hanya dapat sembilan kilo itu artinya aku cuma dapat 45 ribu. Sungguh ironis betapa beratnya mencari uang.
Saat berjalan keluar toko lewat pintu belakang aku terus memegang pinggangku yang ngilu dan dengan gaya jalanku yang aneh aku berusaha menuju tempat parkir motorku. Agar segera pulang dan bersih-bersih rumah.
Sesampai di parkiran tanpa sengaja selintas aku melihat seorang lelaki memegang hot dog di tangan kanannya dan di tangan kirinya asik memainkan smartphone. Melihat hot dog itu hampir saja liurku menetes. Tapi tiba-tiba tangan lelaki yang memegang hot dog itu mengarah ke tong sampah di dekatnya.
A... Apa!!?? Yang di lakukan pria itu. Tanpaku sadari tubuhku bergerak sendiri berlari ke arah pria itu tanpa menghiraukan kendaraan yang lalu lalang di jalan raya, hingga suara klakson dan nyeri di pinggangku ku abaikan. Aku terus berlari ke arah pria itu berusaha menyelamatkan hot dog di tangannya.
Baru saja kakiku menginjak trotoar di tempat pria itu berdiri. Aku langsung merampas hot dog dari tangannya yang nyaris sekali terjatuh ke tong sampah. Saat aku mengambil hot dog itu dari tangannya tanpa sengaja aku juga ikut menarik tangan Pria itu. Karena lariku yang cepat dan tangan pria itu tidak mau melepas hot dog membuat kami berdua jatuh tersungkur ke tanah.
Segera setelah ku sadari hot dog itu berada di tanganku. Aku langsung bangkit dan berdiri. Pria yang jatuh terbaring bersamaku juga ikut berdiri. Dengan wajah terkejut dan keheranan ia menatapku seolah berkata.
"Kau begitu hanya karena sebuah hot dog??!"
Orang-orang di sekitar kami yang menyaksikan kejadian tadi juga ikut menatapku dengan keheranan sambil berbisik dengan orang di sebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Shadow
ActionApa pernah terpikir di benak kalian jika hidup tenang yang kalian jalani sekarang akan terus begitu? Ketika kalian menonton berita dan berfikir jika musibah seperti itu tidak akan terjadi di sekitar kalian. Hari- hari yang kalian habiskan bersama ke...