Cassanova - Chapter 13

280 5 0
                                    


Bau parfum yang maskulin, bau tubuh yang khas. Aku akan mengingat wangi ini.. menyentuh tanganku dengan lembut, mendekapku dengan hangat. Aku membuka mataku dan melihatmu dengan tubuh yang bidang, masih mendekapku dan mengecup keningku dengan lembut. Rasanya aku tenang dan nyaman..

Vreya POV

Aku terbangun dari tidurku yang sangat nyenyak. Saking nyenyaknya aku bermimpi indah. Dan aku bermimpi tentang cowok itu lagi, rajin sekali ia hadir di mimpiku. Duuuh kenapa aku ngga bisa liat mukanya? Tapi badannya cukup membuatku nyaman meskipun hanya dalam mimpi. Ada yang beda kali ini, rasanya seperti.. Nyata. Aaahh.. mungkin aku lelah.. yayaya aku sangat lelah gara gara mikirin sikap Dimas. Sepele tapi entah kenapa aku menjadi super lebay seperti ini. Aku mencoba meraih ponselku yang berada di saku bajuku. Haaa? Sudah setengah 4?? Aduh kebo banget sih aku tidurnya.. niatnya kan Cuma setengah jam kenapa jadi lama begini? Aku melihat ada 5 misscall dari Mama. Ya ampun, sampai Mama menelponku aku ngga sadar? Dan ternyata aku benar benar lelah. Aku mencoba menelpon balik Mama, karena 5 misscall itu berarti ada sesuatu yang penting.

"Halo, kenapa Ma?"

"Aduuh Vey kamu kemana aja sih? kenapa baru di angkat?" Kudengar kicauan mama dengan pertanyaan yang berantai.

"Vey lagi rapat Ma.." Jawabku dusta.. Oooh sangat dusta, aku TIDUR Ma! Menumpang di UKS pula!

"Rapat lama banget sih, kamu cepetan pulang ya.. Mama tadi pagi lupa ngasih tau kamu kalo kita ada acara makan malam dengan Tante Regy dan Om Imam. Abisnya kamu tadi berangkatnya pagi banget sih.."

Ha?? Tante Regy? Om Imam? Berarti ada DIMAS? Aduuh Mama ini ngga tau apa aku lagi ngehindarin dia? Anaknya kurang tidur karena sikap aneh dan tololnya dia?

"Aduh Ma, kenapa dadakan sih? Vreya kan capek Ma, Vey ngga usah ikutan ya" rengekku.

"Pokoknya kamu harus ikut, bentar lagi mama nyampe di rumah. Mama tunggu" kemudian suara Mama sudah tidak terdengar lagi. Ini pemaksaan namanya. Dengan malas aku langsung meninggalkan UKS dan langsung segera pulang.

Setelah 20 menit perjalanan akhirnya sampai juga di rumah. Untung saja aku sudah minum obat penambah darah yang juga bisa menjadi vitamin sehingga badanku sudah lebih ringan sekarang.

"Assalamualaikum.."

"Vey, kamu cepetann ya siap siap abis itu kita langsung berangkat. Karena kita makan malamnya agak jauh." Perintah Mama yang mana aku belum juga membuka sepatuku sudah di di perintah macam-macam.

"Emang kita mau makan dimana?" tanyaku bingung.

"Di tempat kerabat almarhum Oma."

"Kok sama Tante Regy juga?" aku semakin bingung. Mendengar pertanyaanku Mama hanya diam, ekspressinya berubah. Kemudiang langsung meninggalkanku sendirian di ruang tamu. Aku salah ngomong ya?

Perlu waktu kurang lebih 1 jam untuk bisa sampai di tempat tujuan. Dalam perjalanan, Mama dan Papa hanya terdiam memandang jalan. Sesekali berbicara hanya mendebatkan arah jalan. Dan ini kesempatanku untuk melanjutkan tidurku yang tertunda.

Akhirnya kita sampai di rumah tua ala Belanda yang sangat klasik dan vintage. Udara senja menjelang malam mendukung sekali dengan suasana di rumah ini, nyaman. Kami disambut oleh sang penjaga rumah yang sudah terlihat sepuh tapi masih segar bugar dengan baju kebaya khas jawa. Kami dipersilahkan masuk dan mennggu di ruang tamu. Di sana sudah hadir Tante Regy, Om Imam dan Dimas. Kali ini aku tidak melihat Rico, adik Dimas yang masih kecil. Aku langsung membuang muka ketika melihat Dimas. Dan sepertinya ia merasa aku masih kesal padanya. Aku duduk di sofa yang cuku besar dan nyaman. Bisa bisa aku melanjutkan tidurku di sini. Ku alihkan rasa kantukku dengan memainkan pajangan kecil di sebelahku. Bentuknya menyerupai telur berbahan keramik, lucu sekali.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 30, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CASSANOVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang