#For long time a go
13 tahun yang lalu...
Semilir angin pantai di pagi hari, mengelus kulit dengan lembut. Dan udaranya yang segar membuatpenat terbuang jauh seketika. Sepasang anak kecil berlomba untuk berlari ke tepi pantai. Sambil membawa ember dan sekop kecil mereka dengan semangat mereka berlari tanpa menghiraukan teriakan orang tua mereka untuk tidak berlari. Setelah mereka lelah berlomba, dan ternyata akhirnya mereka menemukan tempat yang bagus untuk bermain pasir dan dengan hewan laut lainnya. Setelah cukup lama bermain pasir, ternyata anak perempuan itu tertarik untuk mencari ikat di tengah-tengah karang. Kebetulan karang tersebut tidak terlalu terkena ombak yang besar, sehingga terlihat jelas biota laut yang ada di antara kakinya, ia menikmati saat kakinya di kerumuni ikan-ikan kecil dan terlihat tertawa geli. Anak lelaki yang berada di pinggir pantai memperhatikannya tanpa terlewat satu detikpun. Ia pun ikut tersenyum ketika anak perempuan itu tertawa riang. Anak laki-laki itu terlihat ingin menghampiri anak perempuan itu, dengan cepat ia bangkit dari duduknya dan bergegas berlari mengejar anak perempuan itu. Namu saat hendak berlari kakinya terantuk ember pasir miliknya dan terjatuh. Sontak anak itu langsung saja menangis keskitan sambil memegang kakinya yang sakit. Dengan cepat kedua orang tua anak laki-laki itu menghampirinya dan menggodongnya untuk meredakn tangisnya. Kedua orang tua sang anak perempuan memanggil anaknya untuk menikmati makan siang.
Kedua keluarga tersebut sedang berlibur di sebuah pulau yang terkenal indah di Sumatera, Pulau Sikuai namanya. Lokasinya tidak jauh dari kota padang, namun keindahan alamnya sudah tidak di ragukan lagi. Kedua keluarga tersebut sedang menikmati liburan tengah tahun yang sudah mereka rencanakan jauh hari. Pulau ini kebetulan baru sedikit yang mengenalnya, sehingga baru sedikit yang menginap dan berlibur di sini.
Bau harum makanan laut yang di bakar mengundang selera. Dengan cepat kedua anak kecil tersebut berebut untuk menikmati udang bakar yang baru saja matang.
“Ini punyaku” bentak anak lelaki itu pada anak perempuan yang terlebih dahulu menancapkan garpunya ke udang yang memerah kehitaman itu.
“PUNYAKU!!” Teriak anak perempuan itu. Yaa.. dengan cepat terjadilah kejadian cakar-cakaran, pukul-pukulan, berantem ala anak kecil yang mereka kuasai. Dengan cepat kedua orang tua mereka memisahkan mereka. Terdengar dengan keras anak lelaki itu menangis dengan kencang karena merasa kesakitan akibat tangannya digigit anak kecil itu.
Namun, begitulah indahnya dunia anak-anak, sebesar apapun masalah mereka, mainanlah yang mempersatukan mereka kembali. Terlihat mereka kembali asyik bermainan pasir dan hewan laut yang berjalan-jalan di atas pasir. Tawa riang mereka melupakan kejadian rebutan udang barusan. Anak laki-laki itu terlihat asyik mengeruk-ngeruk pasir untuk di jadikan kolam kecil yang rencananya akan ia isi dengan air lalu dimasukkan ikan di dalamnya. Namun tiba-tiba ada kepiting kecil yang menghampirinya.
“Wuaahh!! Piting!!” serunya dengan bahasanya yang masih belum benar. Anak perempuan itu hanya melirik ke arah anak laki-laki itu, sepertinya ia tidak beitu tertarik. Tiba-tiba kepiting itu dengan polos mencapit jempol kaki anak laki-laki itu. Otomatis, anak itu langsung mewek dan menunjukkan wajah jeleknya yang menunjukkan ancang-ancang untuk mengangis.
“Nggak usah nangis!” bentak anak perempuan itu, dan kembali ke acara bermain pasirnya. Ajaibnya anak laki-laki itu langsung menuruti apa perkataan anak perempuan tadi dan berusaha menahan tangisnya. Kemudia mereka kembali asik ke mainan masing-masing.
“Ng..” gumam anak laki-laki itu, sepertinya ada yang mau ia bicarakan. “Cita-cita kamu apa?” tanya anak laki-laki itu kepada teman perempuan yang di sebelahnya itu.
“Aku mau nikah.” Kata anak perempuan itu.
“Ha? Nikah? Emang kamu udah punya pacar?”
“Belom, tapi aku mau nikah. Pake gaun pengantin, terus bawa buket bunga.. aku pasti cantik banget! Kayak Princess.” Oceh nak perempuan itu.
“Ng.. kalo gitu aku juga deh.”
“Kamu mau nikah juga? Emang kamu udah punya pacar?” tanya anak perempuan itu dengan sedikit cadel.
“Iyaa, pasti aku lebih cakep dari kamu kalo udah nikah. Oh iya, gimana kalo kita sama-sama nikah? Pasti asik!”
“Ha? Nikah sama-sama?”
“Iyaaa.. kamu jadi penganten ceweknya, aku penganten cowoknya. Pasti asik kalo kita nikah bareng-bareng!” ujarnya girang.
“Ah, ngga mau!”
“Loh emang kenapa?”
“Kamu itu gendut, cengeng, pendek, jahat sama cewek, pokoknya aku nggak mau!”
Anak lelaki itu hanya bisa diam, kemudian wajahnya sudah mulai di tekuk-tekuk menahan tangisnya. Dan akhirnya pecah juga tangisnya akibat di tolak oleh cinta pertamanya di tempat paling romantis ini.
#Present – saat ini
Keringat bercucuran dari wajah dan tubuhnya yang kekar. Ini adalah push upnya yang ke 98, dan ia masih dengan santai untuk meneruskannya. Di bawah tubuhnya terlihat foto cewek yang seumuran dengannya. Terilhat foto itu diambil tanpa sepengetahuan cewek itu, karena terlihat sangan candid. Terlihat foto itu sebagai acuan ia ketika ia push up, dan tiba-tiba ia berhenti.
“Gendut? Cengeng? Pendek? Jahat sama cewek? Ssh... Apa gue masih sama kayak gitu di mata lo?”, ia menyerah dan menjatuhkan dirinya di atas lantai, tepat di samping foto cewek itu. “Vreya, gue masih nggak terima lo ngomong itu ke gue.” gumamnya.
TBC
Finally!! yampuun.. maaap aku baru bisa upload lagii. Author lagi prepare untuk kelulusan yang sampe sekarang belom kelar-kelar T___T, seandainya laporan magang dan skripsi itu semudah membuat Cassanova. melihat request yang berjibun dan ternyata sudah waktunya aku me refresh otakku dan kembali mengupload. semoga uploadan kali ini mengobati malarindu kalian semua yaa ^^ pasti penasaran deeh hahaha.. see ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
CASSANOVA
Teen FictionCinta mati pada Dimas, itu yang menjadi pedoman Vreya. namun ia hanya bisa menyimpannya dalam hati. sampai suatu hari ada Kevin, Cowok populer di sekolah yang dengan tulus mencintainya dan ingin menjadi pasangannya. Takdir berkata lain, ketika Vreya...